Konsep Pelestarian Perencanaan Lanskap Wisata Sejarah Banten Lama, Kota Serang, Provinsi Banten

41 dan objek-objek didalamnya berdasarkan nilai sejarah perkembangan lanskap sejarah kawasan Banten Lama. Jalur interpretasi tersebut mengarahkan wisatawan untuk mendapatkan pengalaman dan informasi nilai sejarah dari sejarah pembentukan hingga runtuh dan dihapuskannya Kerajaan Banten Lama berdasarkan dengan unit karakter lanskap sejarah Banten Lama. Konsep alur sejarah pada jalur interpretasi ditentukan sesuai dengan nilai historis pada ruang wisata yaitu, ruang wisata Keraton Surosowan Start, ruang wisata Pecinan, ruang wisata Tasikardi, ruang wisata Pelabuhan, dan ruang wisata Kaibon Finish. Setiap objek wisata sejarah pada masing-masing ruang wisata berfungsi sebagai titik pemberhentian stops. Fasilitas sirkulasi disediakan untuk mendukung aktifitas interpretasi dan disediakan pula alat transpostasi yang terintegrasi dengan sistem wisata untuk memudahkan wisatawan dalam mengakses ruang wisata. c. Konsep Aktifitas dan Fasilitas Konsep aktifitas yang direncanakan pada tapak disesuaikan dengan ruang wisata sejarah. Aktifitas pada ruang wisata utama dibentuk untuk membantu pengunjung dalam menginterpretasi objek dan situs sejarah. Aktifias pada ruang wisata sekunder diarahkan kepada aktifitas wisata kedua seperti wisata belanja atau wisata kuliner. Sedangkan aktifitas wisata pada ruang pendukung wisata berupa aktifitas dlm mendukung kegiatas wisata seperti menginap. Fasilitas wisata adalah fasilitas yang disediakan untuk mendukung aktivitas wisata dan kebutuhan personal. Fasilitas pada ruang wisata contohnya media interpretasi, pada ruang wisata sekunder dapat berupa kantin, toko souvenir, gedung pengelola dan tempat parkir. Sedangkan, fasilitas pada ruang pendukung dapat berupa penginapan. Fasilitas lain yang bersifat kebutuhan personal seperti toilet terdapat di semua ruang wisata.

3.5.2 Zona Pelestarian

Sesuai dengan konsep pelestarian lanskap sejarah, dilakukan overlay antara Peta hasil analisis nilai objek sejarah dan peta hasil analisis perubahan penggunaan lahan untuk menghasilkan zona pelestarian lanskap sejarah. Pembagian zona tersebut ditampilkan pada Gambar 35 dan Tabel 12. Penentuan zona pelestarian tersebut menjadi informasi penting bagi wisatawan. Setelah wisatawan mengenal nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam lanskap bersejarah Banten Lama melalui aktivitas wisata, wisatawan dapat mengetahui zona kawasan dengan tingkat nilai sejarah yang terdapat pada kawasan sehingga dapat meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian situs sejarah Banten Lama. Penentuan zona pelestarian juga menjadi acuan untuk menentukan tindakan pelestarian lebih lanjut dengan melibatkan berbagai pihak terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dan menjadi dasar untuk pengembangan perencanaan lanskap wisata. 42 Gambar 35 Peta zonasi pelestarian lanskap sejarah Tabel 12 Rencana zona pelestarian Zona Penggunaan Ruang Deskripsi Zona Inti Zona Penyangga Zona Pengembangan • Zona Pelestarian Tinggi • Zona Pelestarian Sedang • Zona Pelestarian Rendah Area yang dilindungi untuk kelestarian benda dan situs sejarah. Dapat digunakan sebagai area wisata dengan tetap menjaga kelestarian benda dan situs. Fasilitas wisata yang digunakan pada area ini harus mendukung sisi pelestarian situs sejarah. Area yang berfungsi untuk menyangga atau menghambat pengaruh terhadap area inti. Fasilitas wisata yang digunakan berfungsi sebagai alternatif kegiatan wisata yang terkait dengan nilai sejarah. Area yang tetap dijaga kelestariannya namun dapat perkembangannya lebih bersifat fleksibel. Pada area ini didominasi oleh pemukiman sehingga perkembangan pada area ini tidak dilakukan secara ekstensif. Namun area dapat dikembangkan secara intensif yaitu peningkatan kualitas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai area wisata alternatif seperti penginapan atau sebagai kampung wisata. 3.5.3 Rencana Blok Block Plan Rencana blok block plan merupakan hasil akhir sintesis yang dihasilkan dari overlay tiga peta yaitu peta unit karakter lanskap sejarah, peta zona pelestarian lanskap, dan peta kesesuaian wisata lalu diterapan konsep perencanaan. Rencana blok Gambar 36 Tabel 13 kemudian dikembangkan pada tahap perencanaan sesuai dengan konsep pengembangan.