Wisata .1 Objek Wisata Sultan Haji – Abun Nasr ’Abdul Kahhar 1683-1687

28 28 Gambar 19 Peta persebaran objek sejarah Banten Lama

3.3.3 Pengunjung

Kawasan Banten Lama yang memiliki karakter khas dari tempat wisata lainnya membuat tempat ini menjadi alternatif wisata yang ramai dikunjungi terutama pada hari-hari libur. Pada umumnya, wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan yang akan melakukan ziarah ke makam para sultan. Sedangkan, untuk wisatawan yang mengunjungi kawasan sejarah tercatat dalam kurun dua tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah wisatawan pertahunnya Gambar 21. Wisatawan yang berkunjung berasal dari masyarakat Kota Serang, wisatawan lokal dari luar kota dan wisatawan asing. Jumlah wisatawan sejarah berdasarkan jenis, didominasi oleh wisatawan umum dan dari kalangan pelajar Gambar 22 a.Papan Interpretasi b. Gerbang Utama Kawasan c. Gerbang Wisata d. Jalan e. Toko Souvenir dan Kantin f. Toilet Gambar 20 Fasilitas wisata Gambar 21 Jumlah wisatawan 2011-2012. Sumber : Museum Situs Kepurbakalaan Serang 30

3.3.4 Aktivitas wisata

Aktifitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung pada masing-masing objek sejarah tidak jauh berbeda, seperti : berfoto, melihat objek wisata, wisata kuliner, bersantai, dan berjalan-jalan. Namun, di beberapa objek sejarah seperti Masjid Agung dan Vihara Alokitesvara diramaikan oleh aktifitas ibadah dan wisata ziarah Tabel 7.

3.3.5 Persepsi dan Harapan Pengunjung

Dari penyebaran 25 kuisioner kepada pengunjung untuk mendapatkan persepsi terhadap kawasan bersejarah Banten Lama dan harapan untuk pengembangan perencanaan wisata Banten Lama, didapatkan hasil sebagai berikut. Sebagian besar 68 responden mendapatkan informasi terhadap kawasan secara personal melalui kerabat, orang tua, dan informasi dari institusi seperti Gambar 22 Jumlah wisatawan 2011-2012 berdasarkan jenis wisatawan. Sumber : Museum Situs Kepurbakalaan Serang Tabel 7 Aktifitas wisata Tempat Wisata Aktivitas Wisata Keraton Surosowan Masjid Agung Benteng Speelwijk Pelabuhan Karangantu Keraton Kaibon Panindelan Danau Tasikardi Vihara Alokitesvara Piknik, berfoto, melihat objek sejarah, wisata belanja souvenir. Berfoto, wisata ziarah, ibadah, duduk-duduk. Piknik, berfoto, melihat objek sejarah, duduk-duduk, memancing Berfoto, memancing, belanja di pasar ikan, jalan-jalan, duduk-duduk. Piknik, berfoto, memancing, melihat objek sejarah. Melihat objek sejarah. Piknik, berfoto, jalan-jalan, duduk-duduk, bebek-bebekan. Berfoto, melihat objek sejarah, ibadah. Gambar 23 a. Sumber informasi sejarah Banten Lama b. Pengetahuan sejarah 31 sekolah atau tempat kerja, selebihnya melalui media cetak 28 dan internet 4 Gambar 23a. Untuk pengetahuan sejarah terhadap kawasan, responden menjawab sedikit tahu sebanyak 80 dan sisanya menjawab tidak tahu sebanyak 20 Gambar 23b. Pengetahuan terhadap situs dan benda bersejarah terbanyak pada Masjid Agung 96, Keraton Surosowan 64 dan Meriam Ki Amuk 48. Sedangkan, pengetahuan terhadap objek sejarah lain hanya mencapai 28 pada watu gilang dan 24 pada objek sejarah Tasikardi, Pelabuhan Karangantu, dan Jembatan Rantai Gambar 24. Sebanyak 44 responden mengharapkan adanya pengelolaan yang lebih intensif terhadap kawasan bersejarah Banten Lama terutama pada bidang kebersihan, sebanyak 28 mengharapkan adanya penataan ruang kawasan agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik Gambar 25a. Fasilitas yang diharapkan umumnya berupa fasilitas untuk membantu pengunjung untuk menginterpretasi objek sejarah seperti fasilitas peta wisata 56, jalur wisata 56, kendaraan wisata 56, dan bangku taman 60 serta fasilitas pendukung lainnya Gambar 25b. 3.4 Analisis 3.4.1 Analisis Kesejarahan Analisis kesejarahan terdiri dari analisis karakter lanskap sejarah, analisis perubahan penggunaan lahan sejarah, analisis elemen lanskap sejarah yang menghasilkan zona kesejarahan. Unit karakter lanskap sejarah dibentuk sesuai dengan karakter lanskap sejarah pada masing-masing elemen pembentuk kota, zona tersebut dijadikan acuan agar perkembangan yang terjadi di kawasan Banten Lama tetap mempertahankan karakter aslinya Gambar 26. Gambar 24 Pengetahuan situs dan benda sejarah Gambar 25 a. Harapan pengunjung kiri, b. Fasilitas yang diharapkan kanan 32 Pada peta hasil analisis karakter lanskap sejarah terdapat lima unit karakter yang menggambarkan perkembangan kawasan sejarah Banten Lama. Unit karakter lanskap sejarah tersebut adalah : a. Unit Lanskap Surosowan 1552 : perkembangan inti Kota Banten kota dalam benteng. Pada unit ini terdapat Keraton Surosowan, Masjid Agung, Jembatan Rantai, Watu Gilang, Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk dan berbagai benda sejarah lain yang tersimpan dalam Museum Kepurbakalaan. b. Unit Lanskap Pecinan 1562 : area dengan karakter pecinanan, masyarakat pendatang yang memberikan pengaruh terhadap hubungan sosial dan perdagangan. Terdapat bangunan sejarah dan budaya yaitu Masjid Pacinan Tinggi dan Vihara Alokitesvara. c. Unit Lanskap Tasikardi 1570 : kawasan taman untuk hiburan keluarga sultan dan sebagai pendukung kebutuhan kebutuhan pertanian dan air bersih Kota Banten. Terdapat objek sejarah danau, pulau dan pangindelan. d. Unit Lanskap Pelabuhan Abad ke-16 : telah ada pada masa Kerajaan Padjajaran namun menjadi bandar internasional pada abad ke-16. Merupakan kawasan masyarakat campuran yang lebih beragam dan menjadi pintu perairan bagi pedagang lokal maupun mancanegara dengan kanal pelabuhan sebagai elemen utamanya. e. Unit Lanskap Kaibon Abad ke-17 : kawasan peristirahatan bagi ibunda sultan serta menjadi pusat pemerintahan setelah peristiwa penghancuran Keraton Surosowan oleh Belanda dengan Keraton Kaibon sebagai pusatnya. Analisis perubahan penutupan lanskap sejarah dilakukan untuk mengetahui area yang mengalami perubahan penutupan lahan dari terbentuknya Kota Banten Lama hingga kondisi seperti saat ini. Pada peta hasil analisis perubahan penutupan lanskap sejarah terbagi menjadi tiga zona yaitu, area perubahan tinggi, sedang, Gambar 26 Peta hasil analisi karakter lanskap sejarah 33 dan rendah. Semakin rendah perubahan penggunaan lahan tersebut semakin tinggi nilai keaslian penutupan lahan tersebut Gambar 27. Pada area tersebut tersebar objek dan situs sejarah yang telah terdaftar sebagai BCB. Pada lokasi penelitian, area sejarah terbagi menjadi area masuk BCB dan tidak masuk BCB pada area penelitian Gambar 28, peta tersebut kemudian dilakukan analisis nilai objek wisata sejarah. Gambar 27 Peta hasil analisis perubahan peutupan lanskap sejarah Gambar 28 Peta area bersejarah 34 Objek sejarah yang tersebar dilakukan skoring sesuai dengan kriteria. Analisis nilai objek wisata sejarah dilakukan untuk mengetahui nilai objek sejarah sebagai potensi objek wisata sejarah perencanaan lanskap wisata sejarah Banten Lama. Kriteria yang digunakan meliputi nilai sejarah, keunikan objek sejarah, keaslian objek sejarah, dan keutuhan objek sejarah Tabel 8. Tabel 8 Skoring objek sejarah di kawasan sejarah Banten Lama Hasil analisis tersebut dilakukan pengkelasan yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu potensi tinggi skor 4-7, potensi sedang skor 8-10 dan potensi rendah skor 11-12. Dari hasil analisis pengkelasan dapat dikatakan bahwa objek sejarah yang memiliki nilai tinggi yaitu, Kompleks Keraton Surosowan, Watu Gilang, Meriam Ki-Amuk, Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, Vihara Alokitesvara, Tasikardi dan Pengindelan memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan objek utama pada masing-masing ruang wisata karena nilai dan keutuhan objek yang tinggi. Nilai sedang yaitu, Jembatan Rantai, Menara Masjid Pecinan Tinggi, dan Keraton Kaibon memiliki potensi sedang untuk dijadikan objek wisata sejarah. Meskipun keutuhan objek tersebut secara umum berkisar pada 30-80 namun masih dapat dilihat sisa bangunan dari peninggalan sejarah tersebut. Nilai rendah yaitu, Pelabuhan Karangantu karena rendahnya keutuhan serta keaslian pada situs tersebut. Namun tetap menjadi potensi objek wisata sejarah karena memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga diperlukan media untuk tetap dapat diinterpretasi sebagai bagian sejarah dari perkembangan kawasan sejarah Banten Lama. Hasil skoring tersebut juga ditampilkan dalam bentuk spasial Gambar 29 Objek Sejarah Kriteria Penilaian Total Skor Kategori Ruang I II III IV Kompleks Keraton Surosowan 3 2 2 2 9 A Watu Gilang 3 2 3 3 11 A Meriam Ki Amuk 3 2 3 3 11 A Jembatan Rantai 3 2 2 3 10 B Kompleks Masjid Agung Banten 3 2 2 3 10 A Pelabuhan Karangantu 3 2 1 1 7 C Benteng Speelwijk 3 2 2 2 9 A Makam Belanda Kerkhof 3 2 3 3 11 A Vihara Alokitesvara 3 2 2 3 10 A Menara Masjid Pecinan Tinggi 3 2 2 1 8 B Keraton Kaibon 3 2 2 2 9 B Tasikardi 3 2 3 3 11 A Pangindelan 3 2 3 3 11 A Keterangan: I : Nilai sejarah, II : Keunikan objek sejarah, III : Keaslian objek sejarah, IV: Keutuhan objek sejarah. A : Tinggi B : Sedang C : Rendah