28 28
Gambar 19 Peta persebaran objek sejarah Banten Lama
3.3.3 Pengunjung
Kawasan Banten Lama yang memiliki karakter khas dari tempat wisata lainnya membuat tempat ini menjadi alternatif wisata yang ramai dikunjungi
terutama pada hari-hari libur. Pada umumnya, wisatawan yang berkunjung merupakan wisatawan yang akan melakukan ziarah ke makam para sultan.
Sedangkan, untuk wisatawan yang mengunjungi kawasan sejarah tercatat dalam kurun dua tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah wisatawan
pertahunnya Gambar 21. Wisatawan yang berkunjung berasal dari masyarakat Kota Serang, wisatawan
lokal dari luar kota dan wisatawan asing. Jumlah wisatawan sejarah berdasarkan jenis, didominasi oleh wisatawan umum dan dari kalangan pelajar Gambar 22
a.Papan Interpretasi b. Gerbang Utama Kawasan
c. Gerbang Wisata
d. Jalan e. Toko Souvenir dan Kantin f. Toilet
Gambar 20 Fasilitas wisata
Gambar 21 Jumlah wisatawan 2011-2012. Sumber : Museum Situs
Kepurbakalaan Serang
30
3.3.4 Aktivitas wisata
Aktifitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung pada masing-masing objek sejarah tidak jauh berbeda, seperti : berfoto, melihat objek wisata, wisata kuliner,
bersantai, dan berjalan-jalan. Namun, di beberapa objek sejarah seperti Masjid Agung dan Vihara Alokitesvara diramaikan oleh aktifitas ibadah dan wisata ziarah
Tabel 7.
3.3.5 Persepsi dan Harapan Pengunjung
Dari penyebaran 25 kuisioner kepada pengunjung untuk mendapatkan persepsi terhadap kawasan bersejarah Banten Lama dan harapan untuk
pengembangan perencanaan wisata Banten Lama, didapatkan hasil sebagai berikut.
Sebagian besar 68 responden mendapatkan informasi terhadap kawasan secara personal melalui kerabat, orang tua, dan informasi dari institusi seperti
Gambar 22 Jumlah wisatawan 2011-2012 berdasarkan jenis wisatawan.
Sumber : Museum Situs Kepurbakalaan Serang
Tabel 7 Aktifitas wisata
Tempat Wisata Aktivitas Wisata
Keraton Surosowan Masjid Agung
Benteng Speelwijk Pelabuhan Karangantu
Keraton Kaibon Panindelan
Danau Tasikardi Vihara Alokitesvara
Piknik, berfoto, melihat objek sejarah, wisata belanja souvenir.
Berfoto, wisata ziarah, ibadah, duduk-duduk. Piknik, berfoto, melihat objek sejarah, duduk-duduk,
memancing Berfoto, memancing, belanja di pasar ikan, jalan-jalan,
duduk-duduk. Piknik, berfoto, memancing, melihat objek sejarah.
Melihat objek sejarah. Piknik, berfoto, jalan-jalan, duduk-duduk, bebek-bebekan.
Berfoto, melihat objek sejarah, ibadah.
Gambar 23 a. Sumber informasi sejarah Banten Lama b. Pengetahuan sejarah
31 sekolah atau tempat kerja, selebihnya melalui media cetak 28 dan internet
4 Gambar 23a. Untuk pengetahuan sejarah terhadap kawasan, responden menjawab sedikit tahu sebanyak 80 dan sisanya menjawab tidak tahu sebanyak
20 Gambar 23b.
Pengetahuan terhadap situs dan benda bersejarah terbanyak pada Masjid Agung 96, Keraton Surosowan 64 dan Meriam Ki Amuk 48.
Sedangkan, pengetahuan terhadap objek sejarah lain hanya mencapai 28 pada watu gilang dan 24 pada objek sejarah Tasikardi, Pelabuhan Karangantu, dan
Jembatan Rantai Gambar 24.
Sebanyak 44 responden mengharapkan adanya pengelolaan yang lebih intensif terhadap kawasan bersejarah Banten Lama terutama pada bidang
kebersihan, sebanyak 28 mengharapkan adanya penataan ruang kawasan agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik Gambar 25a. Fasilitas yang
diharapkan umumnya berupa fasilitas untuk membantu pengunjung untuk menginterpretasi objek sejarah seperti fasilitas peta wisata 56, jalur wisata
56, kendaraan wisata 56, dan bangku taman 60 serta fasilitas pendukung lainnya Gambar 25b.
3.4 Analisis 3.4.1 Analisis Kesejarahan
Analisis kesejarahan terdiri dari analisis karakter lanskap sejarah, analisis perubahan penggunaan lahan sejarah, analisis elemen lanskap sejarah yang
menghasilkan zona kesejarahan. Unit karakter lanskap sejarah dibentuk sesuai dengan karakter lanskap sejarah
pada masing-masing elemen pembentuk kota, zona tersebut dijadikan acuan agar perkembangan yang terjadi di kawasan Banten Lama tetap mempertahankan
karakter aslinya Gambar 26. Gambar 24 Pengetahuan situs dan benda sejarah
Gambar 25 a. Harapan pengunjung kiri, b. Fasilitas yang diharapkan kanan
32
Pada peta hasil analisis karakter lanskap sejarah terdapat lima unit karakter yang menggambarkan perkembangan kawasan sejarah Banten Lama. Unit
karakter lanskap sejarah tersebut adalah : a. Unit Lanskap Surosowan 1552 : perkembangan inti Kota Banten kota dalam
benteng. Pada unit ini terdapat Keraton Surosowan, Masjid Agung, Jembatan Rantai, Watu Gilang, Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk dan berbagai
benda sejarah lain yang tersimpan dalam Museum Kepurbakalaan.
b. Unit Lanskap Pecinan 1562 : area dengan karakter pecinanan, masyarakat pendatang yang memberikan pengaruh terhadap hubungan sosial dan
perdagangan. Terdapat bangunan sejarah dan budaya yaitu Masjid Pacinan Tinggi dan Vihara Alokitesvara.
c. Unit Lanskap Tasikardi 1570 : kawasan taman untuk hiburan keluarga sultan dan sebagai pendukung kebutuhan kebutuhan pertanian dan air bersih Kota
Banten. Terdapat objek sejarah danau, pulau dan pangindelan. d. Unit Lanskap Pelabuhan Abad ke-16 : telah ada pada masa Kerajaan
Padjajaran namun menjadi bandar internasional pada abad ke-16. Merupakan kawasan masyarakat campuran yang lebih beragam dan menjadi pintu perairan
bagi pedagang lokal maupun mancanegara dengan kanal pelabuhan sebagai elemen utamanya.
e. Unit Lanskap Kaibon Abad ke-17 : kawasan peristirahatan bagi ibunda sultan serta menjadi pusat pemerintahan setelah peristiwa penghancuran Keraton
Surosowan oleh Belanda dengan Keraton Kaibon sebagai pusatnya. Analisis perubahan penutupan lanskap sejarah dilakukan untuk mengetahui
area yang mengalami perubahan penutupan lahan dari terbentuknya Kota Banten Lama hingga kondisi seperti saat ini. Pada peta hasil analisis perubahan penutupan
lanskap sejarah terbagi menjadi tiga zona yaitu, area perubahan tinggi, sedang, Gambar 26 Peta hasil analisi karakter lanskap sejarah
33 dan rendah. Semakin rendah perubahan penggunaan lahan tersebut semakin tinggi
nilai keaslian penutupan lahan tersebut Gambar 27.
Pada area tersebut tersebar objek dan situs sejarah yang telah terdaftar sebagai BCB. Pada lokasi penelitian, area sejarah terbagi menjadi area masuk BCB dan
tidak masuk BCB pada area penelitian Gambar 28, peta tersebut kemudian dilakukan analisis nilai objek wisata sejarah.
Gambar 27 Peta hasil analisis perubahan peutupan lanskap sejarah
Gambar 28 Peta area bersejarah
34 Objek sejarah yang tersebar dilakukan skoring sesuai dengan kriteria.
Analisis nilai objek wisata sejarah dilakukan untuk mengetahui nilai objek sejarah sebagai potensi objek wisata sejarah perencanaan lanskap wisata sejarah Banten
Lama. Kriteria yang digunakan meliputi nilai sejarah, keunikan objek sejarah, keaslian objek sejarah, dan keutuhan objek sejarah Tabel 8.
Tabel 8 Skoring objek sejarah di kawasan sejarah Banten Lama
Hasil analisis tersebut dilakukan pengkelasan yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu potensi tinggi skor 4-7, potensi sedang skor 8-10 dan potensi rendah
skor 11-12. Dari hasil analisis pengkelasan dapat dikatakan bahwa objek sejarah yang memiliki nilai tinggi yaitu, Kompleks Keraton Surosowan, Watu Gilang,
Meriam Ki-Amuk, Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, Vihara Alokitesvara, Tasikardi dan Pengindelan memiliki potensi yang tinggi untuk
dijadikan objek utama pada masing-masing ruang wisata karena nilai dan keutuhan objek yang tinggi.
Nilai sedang yaitu, Jembatan Rantai, Menara Masjid Pecinan Tinggi, dan Keraton Kaibon memiliki potensi sedang untuk dijadikan objek wisata sejarah.
Meskipun keutuhan objek tersebut secara umum berkisar pada 30-80 namun masih dapat dilihat sisa bangunan dari peninggalan sejarah tersebut.
Nilai rendah yaitu, Pelabuhan Karangantu karena rendahnya keutuhan serta keaslian pada situs tersebut. Namun tetap menjadi potensi objek wisata sejarah
karena memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga diperlukan media untuk tetap dapat diinterpretasi sebagai bagian sejarah dari perkembangan kawasan sejarah
Banten Lama. Hasil skoring tersebut juga ditampilkan dalam bentuk spasial Gambar 29
Objek Sejarah Kriteria Penilaian
Total Skor
Kategori Ruang
I II
III IV
Kompleks Keraton Surosowan
3 2
2 2
9 A
Watu Gilang 3
2 3
3 11
A Meriam Ki Amuk
3 2
3 3
11 A
Jembatan Rantai 3
2 2
3 10
B Kompleks Masjid Agung
Banten 3
2 2
3 10
A Pelabuhan Karangantu
3 2
1 1
7 C
Benteng Speelwijk 3
2 2
2 9
A Makam Belanda Kerkhof
3 2
3 3
11 A
Vihara Alokitesvara 3
2 2
3 10
A Menara Masjid Pecinan
Tinggi 3
2 2
1 8
B Keraton Kaibon
3 2
2 2
9 B
Tasikardi 3
2 3
3 11
A Pangindelan
3 2
3 3
11 A
Keterangan: I : Nilai sejarah,
II : Keunikan objek sejarah, III : Keaslian objek sejarah,
IV: Keutuhan objek sejarah. A : Tinggi
B : Sedang C : Rendah