2.5 Kota dan Ruang Terbuka Hijau RTH
Kota adalah suatu pusat permukiman penduduk yang besar dan luas. Kota juga merupakan tempat pemusatan atau cabang kekuatan politik dan ekonomi serta
menjadi motor pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Inoguchi et al. 1999. Menurut Irwan 2005 kota merupakan sebuah sistem yaitu sistem terbuka, baik
secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara. Sedangkan perkotaan diartikan sebagai area terbangun dengan struktur
jalan-jalan, sebagai suatu pemukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih
lengkap dibandingkan dengan daerah pedesaan Branch 1995. Menurut Simonds 1983 kawasan perkotaan merupakan suatu bentuk lanskap buatan manusia yang
terjadi akibat manusia dalam mengelola kepentingan hidupnya. Biasanya, ruang dalam kota dihubungkan melalui koridor yang dapat berupa pedestrian, jalan, jalur
sungai, ataupun jalur hijau. Jalur hijau, taman lingkungan, kebun, pekarangan, areal rekreasi, lapangan
rumput, makam, tepian sungai, kanal, dan lainnya merupakan bagian dari RTH kota Prasetyo Hernowo 1989. RTH tidak hanya merupakan salah satu bentuk ruang
terbuka kota tetapi juga merupakan penjaga keseimbangan ekosistem kota. Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, RTH adalah area memanjangjalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Berbagai tumbuhan
yang terdapat didalam suatu RTH yaitu tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan perennial woody plants dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan
tumbuhan lainnya perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap
dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2005.
Tujuan dibentuk dan disediakannya RTH di wilayah perkotaan adalah untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan dan sebagai pengaman sarana
lingkungan perkotaan serta untuk menciptakan keserasian lingkungan alam dan
lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat. Selain tujuan pembentukannya, RTH juga memiliki fungsi dan manfaat. Menurut Direktorat
Jenderal Penataan Ruang 2005 fungsi dari RTH diantaranya sebagai 1 fungsi bio- ekologis, 2 fungsi sosial, 3 ekosistem perkotaan, dan 4 fungsi estetis. Sedangkan
manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 1 manfaat langsung tangible seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual kayu, daun, bunga, kenyamanan
fisik teduh, segar, dan 2 manfaat tidak langsung intangible seperti perlindungan tata air dan keanekaragaman hayati.
Selain tujuan dan manfaat yang telah disebutkan, RTH kota juga merupakan salah satu komponen habitat berbagai jenis satwaliar terutama burung. Menurut
Prasetyo dan Hernowo 1990, jenis-jenis burung yang umumnya dijumpai pada RTH kota di Pulau Jawa diantaranya cinenen kelabu Orthotomus ruficeps, cabe jawa
Dicaeum trochileum, burung madu sriganti Cinnyris jugularis, burung madu kelapa Anthreptes malacensis, perenjak jawa Prinia familiaris, dan bondol jawa
Lonchura leucogastroides. Sedangkan beberapa jenis burung tipe perkotaan yaitu gereja erasia Passer montanus, cinenen jawa Orthotomus sepium, gelatik batu
Parus major, layang-layang batu Hirundo tahitica, gagak hitam Corvus macrorhynchus, dan perenjak jawa Prinia familiaris Ontario et al. 1991.
BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN