Indeks Keanekaragaman dan Kemerataan Jenis Burung Indeks Kesamaan Komunitas Burung

yang ditanam bukan merupakan jenis tumbuhan penghasil buah namun lebih didominasi oleh jenis tumbuhan hias. Selain itu tidak terpenuhinya jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak. Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya jumlah jenis di habitat ini yaitu lokasi penelitian yang tepat berada di pusat kota sehingga banyak gangguan oleh manusia. Widodo 2009 menyatakan bahwa habitat yang kondisinya baik dan jauh dari gangguan manusia serta didalamnya mengandung bermacam-macam sumber pakan, memungkinkan memiliki jenis burung yang banyak. Jenis-jenis burung yang ditemukan disekitar habitat RTH yaitu jenis-jenis burung perkotaan seperti Passer montanus dan Hirundo tahitica. Jenis-jenis yang ditemukan di perkotaan merupakan jenis-jenis burung yang bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan. Beberapa jenis burung seperti Hirundo tahitica, Rhipidura leucophrys, Collocalia esculenta, dan Cinnyris jugularis adalah jenis burung yang ditemukan pada semua tipe habitat. Hal ini dikarenakan jenis-jenis burung tersebut memiliki mobilitas yang tinggi serta preferensi pakan yang bervariasi alternatif pakan yang beragam. Ketersediaan alternatif pakan yang berlimpah pada tiap habitat menyebabkan interaksi dari segi kompetisi dan predasi antar jenis menjadi kecil sehingga beberapa jenis burung dapat tersebar dengan luas.

5.2.2 Indeks Keanekaragaman dan Kemerataan Jenis Burung

Nilai indeks keanekaragaman burung yang diperoleh di Pulau Ternate yaitu 2.53. Menurut Odum 1971, nilai indeks keanekaragaman jenis burung tersebut dapat dikategorikan sedang karena berada dalam kisaran 1-3. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung yang didapatkan lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian Sulistyadi 2011 yang mendapatkan nilai indeks keanekaragaman sebesar 3.92 pada empat tipe habitat kebun pala, kebun kelapa, mangrove, dan area permukiman di Pulau Moti. Pulau Moti merupakan pulau kecil dengan luasan ± 24 km 2 dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Moti, Kabupaten Ternate, Provinsi Maluku Utara. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh dalam penelitian ini diduga karena perbedaan struktur dan komposisi vegetasi, lokasi habitat yang teramati serta jumlah jenis yang ditemukan. Indeks kemerataan jenis burung yang diperoleh di Pulau Ternate yaitu sebesar 0,65. Menurut Odum 1971, nilai indeks kemerataan tersebut dapat dikatakan tinggi jika 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi dominasi antar jenis yang ada dan keberadaannya juga relatif merata. Nilai yang semakin mendekati 1 menunjukkan bahwa kemerataan populasi jenis yang semakin tinggi. Jenis burung yang dapat tersebar dengan luas dan merata dapat dipengaruhi oleh ketersediaan alternatif pakan yang berlimpah pada tiap habitat sehingga menyebabkan interaksi jenis baik kompetisi maupun predasi antar jenis menjadi kecil.

5.2.3 Indeks Kesamaan Komunitas Burung

Indeks kesamaan komunitas burung dapat digunakan untuk melihat kesamaan antar jenis burung pada setiap tipe habitat. Keberadaan jenis vegetasi dan habitat yang hampir sama menyebabkan habitat permukiman dan RTH memiliki kesamaan komunitas burung yang tinggi. Jenis-jenis burung yang ditemukan pada kedua lokasi tersebut merupakan jenis-jenis burung perkotaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan. Berbeda dengan jenis burung yang ditemukan pada habitat hutan pantai dan kebun campuran tua yang memiliki habitat kompleks dengan jenis-jenis burung yang secara spesifik memiliki mobilitas yang rendah dan preferensi pakan yang tidak variatif. Selain itu, menurut Jokimaki Jokimaki 2003 tingkat kesamaan komunitas burung juga dipengaruhi oleh luasan lokasi. Rata-rata jumlah jenis yang mendiami suatu kepulauan akan meningkat sebanding dengan ukuran kepulauan tersebut.

5.2.4 Keanekaragaman Guild di Lokasi Penelitian