pantai. Keberadaan gunung berapi Gamalama di tengah-tengah Pulau Ternate yang masih aktif dan sulit diprediksi keaktifannya menjadi pembatas dalam pengembangan
lahan perkotaan. Pembangunan pusat-pusat permukiman masih terkonsentrasi di kawasan pantai dengan konsentrasi kepadatan tertinggi yaitu di bagian selatan Dewi
2006.
3.2.2 Topografi dan Ketinggian Wilayah
Tingkat ketinggian lahan dari permukaan laut di wilayah Pulau Ternate cukup bervariasi yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Kategori rendah 0-500
m untuk permukiman, pertanian, perdagangan, dan pusat pemerintahan; kategori sedang 500-700 m untuk hutan konservasi dan usaha kehutanan; kategori tinggi
700 m untuk hutan lindung. Ciri topografi atau kemiringan rendah terletak linear memanjang mengikuti beberapa pesisir pantai pada posisi 0-2 derajat seluas 54,96
km
2
atau 22. Daya dukung pengembangan ruang-ruang budidaya di Pulau Ternate hanya terbatas pada bagian pesisir dengan kemiringan sampai sekitar 25. Dukungan
lahan untuk fungsi permukiman hanya tersebar di bagian pesisir dengan kelandaian yang sesuai syarat untuk dijadikan perumahan Dewi 2006.
3.2.3 Iklim
Pulau Ternate adalah daerah kepulauan dengan ciri iklim tropis. Curah hujan bulan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 546 mm dan terendah pada bulan Oktober
42 mm. Nilai rata-rata curah hujan bulanan adalah 184,68 mm dan rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2.322,70 mm. Jumlah hari hujan rata-rata 202 hari dan nilai
rata-rata hujan tertinggi pada bulan Januari dan November yaitu 20 hari hujan dan terendah bulan Agustus sebanyak 12 hari hujan Badan Meteorologi dan Geofisika
Kota Ternate 2004. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin di wilayah Pulau Ternate
berkisar antara 2,9-5,2 knot dengan kecepatan terbesar bulanan berkisar antara 16-28 knot. Arah angin terbanyak dari Barat Laut yang terjadi pada bulan Januari, Februari,
Maret, dan April. Sedangkan bulan Mei dan Juni angin terbanyak bertiup dari Barat
Daya serta pada bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober angin terbanyak bertiup dari arah Tenggara Pancaroba, pada bulan November dan Desember angin kembali
bertiup dari arah Barat Laut. Nilai rata-rata kelembaban tertinggi pada bulan-bulan yang curah hujannya tinggi, meskipun variasi tiap bulannya tidak tinggi. Kelembaban
tertinggi pada bulan Februari, Maret, dan Desember 85 dan terendah pada bulan Juli dan Agustus yaitu 76 Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Ternate 2011.
3.3 Kondisi Biotik Pulau Ternate 3.3.1 Flora