Iklim Kondisi Fisik .1 Geografi dan Administrasi

dengan rata-rata setiap bulan 11 hari hujan. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi bulan Januari, Maret, Juni, September dan November yang memiliki curah hujan di atas rata-rata. Jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Desember sebanyak 7 hari hujan. Kebiasaan hujan di Kota Sabang disertai dengan angin kencang karena posisi Pulau Weh yang berada di antara Selat Malaka dan Samudera Indonesia. Kecepatan angin berkisar antara 3-11 knot setiap bulan. Kecepatan angin yang paling tinggi terjadi selama Juni – Agustus dan Oktober yang memiliki kecepatan angin sebesar 19 knot. Arah angin lebih didominasi oleh angin dari barat daya yang terjadi sejak bulan April sampai dengan Oktober, sedangkan angin timur terjadi antara bulan November sampai dengan Maret. Arah angin ini hampir sama setiap tahunnya. Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000 mm, dengan tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah pantai dengan wilayah berbukit dan bergunung. Curah hujan yang relatif tinggi ini sangat dimungkinkan karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dengan tingkat kerapatan tumbuhan yang cukup tinggi. Suhu minimum berkisar 20⁰C dan maksimum 33⁰C dengan temperatur rata-ratanya adalah sekitar 26⁰C dengan temperatur maksimum 31⁰C dan temperatur minimum 20⁰C. Kelembaban udara Kota Sabang rata-rata 78,58 dengan kecepatan angin rata-rata 7 knots. Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang termasuk kelas B basah. Dengan kondisi iklim seperti ini, maka di Kota Sabang tidak terdapat kondisi iklim yang luar biasa ekstrim. Hal ini akan mendukung perkembangan Kota Sabang, khususnya di bidang budidaya pertanian, pelabuhan dan industri.

4.1.5 Hidrologi

Kota Sabang walaupun dikelilingi oleh lautan namun persediaan air bersih tawar untuk masyarakatnya tercukupi. Hal ini dikerenakan adanya sumber- sumber air yang biasa dimanfaatkan yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan mata air. Sumber-sumber mata air bersih tersebut antara lain: mata air Ule Kareung dan beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen, dan Danau Paya Seumusi. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk menyuplai kebutuhan air bagi Kota Sabang. Ini dikarenakan danau tersebut mempunyai luas 3 km 2 dengan kapasitas 7 tujuh juta ton air, serta debit airnya mencapai 28 liter per detik. Potensi lainnya adalah akan dibangunnya Waduk Paya Seunara. Sekarang ini pengelolaan air minum di Kota Sabang dilakukan oleh dua perusahaan, masing- masing oleh PDAM dan PT. Pelabuhan Indonesia cabang Sabang. Kapasitas air minum dapat memenuhi kebutuhan penduduk, kebutuhan industri, dan kebutuhan air kapal-kapal.

4.1.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat ini didominasi oleh pemanfaatan hutan, terutama hutan lindung dan produksi serta cagar alam. Sedangkan pemanfaatan lahan lain sangat bervariasi, seperti perkebunan, sawah, ladang dan perKelurahanan dengan luasan yang tidak terlalu besar. Penggunaan lahan untuk budidaya non pertanian relatif belum intensifpesat Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kota Sabang Tahun 2002 No. Penggunaan Lahan Luas ha 1. Hutan 8.229,92 53,82 2. Perkebunan 2.317,29 15,15 3. Ladang 2.567,04 16,79 4. Sawah 59,02 0,39 5. Danaukolamrawatambak 189,69 1,24 6. Semakpadang rumputlahan 944,28 6,18 7. Kawasan terbangun - perKelurahan 775,86 5,07 - fasosfasum 21,60 0,14 - lainnya 0,86 0,01 8. Kawasan khusus - Pelabuhan 29,50 0,19 - Kotara 155,63 1,02 Jumlah 15.290,68 100 Sumber : RTRW Kota Sabang 2004-2014 Selain pemanfaatan lahan, gambaran umum tentang penguasaan lahan juga diperlukan, mengingat pada kenyataannya, secara relatif bahwa penguasaan atas 53