Sektor Unggulan di Kota Sabang

sektor tersebut di Kota Sabang sehingga memiliki potensi yang lebih daripada wilayah lainnya atau dengan kata lain bahwa sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif di Propinsi Aceh. Hal ini jelas terlihat dengan dibukanya kembali Pelabuhan Bebas Sabang yang pada saat ini sedang dilakukan pembangunan- pembangunan yang mendukung dibukanya Pelabuhan Bebas Sabang, sehingga diharapkan perekonomian di Kota Sabang kembali bergerak maju. Oleh karena itu, pemerintah Kota Sabang perlu memperhatikan pengembangan keempat sektor tersebut melalui alokasi pembiayaan pembangunan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dari setiap sektor tersebut maupun nilai PDRB secara keseluruhan. Sektor yang menjadi sektor non basis di Kota Sabang ada empat sektor yaitu 1 sektor pertanian, 2 sektor pertambangan dan penggalian, 3 sektor perdagangan, hotel dan restoran dan 4 sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis LQ secara lengkap disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Nilai LQ Sektor Ekonomi Kota Sabang Sektor Nilai LQ Keterangan Pertanian 0,45 Sektor Non Basis Pertambangan dan Penggalian 0,13 Sektor Non Basis Industri Pengolahan 1,44 Sektor Basis Listrik, Gas dan Air Minum 1,77 Sektor Basis Bangunan 2,44 Sektor Basis Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,92 Sektor Non Basis Pengangkutan dan Komunikasi 0,60 Sektor Non Basis Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1,21 Sektor Basis Jasa-jasa 2,18 Sektor Basis Sumber : Diolah dari BPS dan BAPEDDA Kota Sabang 2011 Selain menggunakan metode LQ, untuk mengetahui sektor-sektor unggulan wilayah berdasarkan jenis dan tingkat kompetitif suatu sektor di Kota Sabang dapat dilakukan dengan analisis SSA. Analisis SSA ini memiliki keunggulan yaitu dapat memotret tingkat keunggulan kompetitif wilayah secara cepat. Ada tiga sumber penyebab pergeseran yaitu : komponen share, menunjukkan kontribusi pergeseran total seluruh sektor di total wilayah agregat yang lebih luas, komponen proportional shift , menunjukkan pergeseran total sektor tertentu di wilayah agregat yang lebih luas, komponen differential shift, menunjukkan pergeseran suatu sektor tertentu di suatu wilayah tertentu. Variabel yang digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif adalah adalah nilai PDRB sedangkan rentang waktu yang digunakan untuk melihat pergeseran adalah 4 tahun yaitu data PDRB tahun 2007 dan 2010. Pergeseran PDRB per sektor menggambarkan pergeseran dari sisi nilai tambah perekonomian yang dihasilkan oleh tiap sektor. Analisis SSA yang dilakukan terhadap perekonomian wilayah di Kota Sabang dalam lingkup wilayah Propinsi Aceh menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi total adalah sebesar -0,08 yang artinya faktor-faktor eksternal komponen share dan proportional shift tidak mendukung dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Sabang. Apabila komponen differential shift bernilai positif maka suatu wilayah dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif karena masih memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang. Demikian pula hasil analisis shift-share yang dilakukan terhadap Kota Sabang dalam lingkup Provinsi Aceh Lampiran 1, menunjukkan bahwa daya saing sektor industri pengolahan, bangunan maupun sektor perdagangan, hotel, dan restoran sangat lemah. Hal tersebut dimungkinkan karena perekonomian wilayah kabupaten maupun kota di luar wilayah ini lebih kuat dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Provinsi Aceh. Hasil perhitungan analisis SSA, apabila dilihat dari komponen differential shift , menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif Kota Sabang terdapat pada sektor industri pengolahan, kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pertambangan dan penggalian dan jasa-jasa. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Sabang banyak memiliki sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan dimasa yang akan datang, dan didukung dengan letak wilayah yang strategis, potensi sumberdaya wilayah yang baik. seperti disajikan pada Tabel 27. Peningkatan sektor-sektor ini juga didorong oleh tumbuhnya kegiatan ekonomi informal yang salah satunya didukung alokasi dana pemberdayaan masyarakat di Kota Sabang. Sektor yang memiliki pertumbuhan yang lambat atau bernilai negatif yaitu sektor pertanian, listrik gas dan air minum dan keuangan real estate dan jasa 75 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah pada sektor-sektor tersebut sangat kecil dan juga kebijakan-kebijakan yang ada pada sektor tersebut belum mampu menggerakkan sektor ini. Tabel 27. Hasil Analisis Shift Share Sektor Perekonomian di Kota Sabang Tahun 2007-2010 Sektor Nilai Differential Shift Keunggulan Kompetitif Pertanian -0,05 Negatif Pertambangan dan Penggalian 0,73 Positif Industri Pengolahan 0,28 Positif Listrik, Gas dan Air Minum -0,27 Negatif Bangunan 0,28 Positif Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,02 Positif Pengangkutan dan Komunikasi 0,00 Positif Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan -0,07 Negatif Jasa-jasa 0,02 Positif Sumber : Diolah dari BPS dan BAPEDDA Kota Sabang 2011

5.1.2 Struktur Perekonomian Kota Sabang Tahun 2010

Struktur perekonomian Kota Sabang terbentuk dari berbagai macam aktivitaskegiatan ekonomi yang timbul didaerah tersebut. Salah satu indikator yang menggambarkan perekonomian daerah wilayah adalah PDRB. Peranan dan sumbangan masing-masing sektor terhadap terbentuknya PDRB Kota Sabang juga mengalami perubahan tergantung besar kecilnya kontribusi yang diberikan dari masing-masing sektor tersebut BPS dan BAPEDDA Kota Sabang 2011 . Untuk melihat peranan masing-masing sektor dalam wadah perekonomian Kota Sabang dan kaitannya dengan prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan, serta untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan, maka pada Tabel 28 disajikan PDRB Kota Sabang atas dasar harga konstan tahun 2000 menurut lapangan usaha tahun 2007-2010. Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2007-2010, sektor yang menjadi penyumbang terbesar bagi PDRB Kota Sabang adalah sektor jasa-jasa. Adapun lima sektor penyumbang terbesar bagi PDRB Kota Sabang dalam kurun waktu 2007-2010 berturut-turut adalah sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor bangunan, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Tabel 28. PDRB Kota Sabang Tahun 2007 – 2010 Atas Dasar harga Konstan Tahun 2000 dalam juta rupiah No. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 1. PERTANIAN 28.662,69 28.842,39 29.162,86 29.587,20 a. Tanaman Pangan Hortikultura 7.560,43 7.626,48 7.685,35 7.770,41 b. Perkebunan 4.624,47 4.677,71 4.741,93 4.815,26 c. Peternakan 10.195,66 10.235,93 10.370,25 10.536,95 d. Kehutanan 406,55 400,93 408,23 405,76 e. Perikanan 5.875,58 5.901,33 5.957,10 6.058,83 2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN 2.415,35 2.476,07 2.545,54 2.625,19 a. Migas dan Gas Bumi b. Non Migas c. Penggalian 2.415,35 2.476,07 2.545,54 2.625,19 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10.814,83 11.074,39 11.306,43 11.395,28 a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 10.814,83 11.074,39 11.306,43 11.395,28 4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH 1.326,78 1.421,98 1.505,22 1.612,98 a. Listrik 856,14 941,41 997,96 1.076,66 b. G a s c. Air Bersih 470,64 480,57 507,26 536,32 5. BANGUNAN 31.406,50 34.303,26 37.876,14 42.924,14 6. PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 38.491,37 41.189,03 43.793,63 45.715,68 a. Perdagangan Besar dan Eceran 33.882,79 36.235,31 38.568,56 40.173,56 b. H o t e l 783,11 833,34 874,08 928,51 c. Restoran 3.825,47 4.120,39 4.350,99 4.613,61 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 9.549,70 9.744,19 10.106,22 10.897,39 a. Angkutan 5.910,97 6.086,24 6.301,44 6.686,59 1. Kereta Api 2. Jalan Raya 1.291,94 1.386,03 1.460,47 1.589,15 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Sungai, Danau Penyebrangan 3.793,51 3.865,00 3.990,49 4.235,33 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan 825,53 835,21 850,48 862,11 b. Komunikasi 3.638,72 3.657,96 3.804,78 4.210,80 8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 5.032,74 5.218,77 5.404,58 5.617,46 a. Bank 628,31 681,74 740,31 776,83 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Jasa Penunjang Keuangan 487,88 491,29 515,85 530,53 c. Sewa Bangunan 3.567,59 3.694,49 3.784,68 3.942,08 d. Jasa Perusahaan 348,96 351,25 363,74 368,01 9. JASA-JASA 88.009,59 90.923,48 94.118,64 97.728,17 a. Pemerintahan Umum Pertahanan 83.961,75 86.699,46 89.699,46 93.140,25 b. Swasta 4.047,83 4.224,02 4.419,18 4.587,93 1. Sosial Kemasyarakatan 2.559,32 2.650,18 2.747,22 2.843,87 2. Hiburan dan Rekreasi 803,5 859,1 918,94 959,52 3. Perorangan dan Rumahtangga 685,01 714,74 753,02 784,54 PDRB 215.709,54 225.193,57 235.819,26 248.103,50 Sumber : BPS dan BAPEDDA Kota Sabang 2011 Persentase nilai PDRB sektor-sektor perekonomian di Kota Sabang tahun 2010 yang terdiri dari 25 sektor dapat dilihat pada Tabel 29. Pemecahan sektor perekonomian menjadi 25 sektor ini karena telah diagregasi menyesuaikan Tabel 77