pembangunan daerah seperti administrasi dan proses pengambilan keputusan. Perencanaan yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan
dan apa yang dapat dilakukan. Mengutip pendapat dari Blakely, Arsyad 1999 menyatakan bahwa dalam
perencanaan pembangunan ekonomi terdapat enam tahap yaitu : 1 pengumpulan dan analisis data, 2 pemilihan strategi pembangunan daerah, 3 pemilihan proyek-
proyek pembangunan, 4 pembuatan rencana tindakan, 5 penentuan rincian proyek, dan 6 persiapan perencanaan secara keseluruhan dan implementasi. Sementara itu,
menurut Jhingan 2000 perkembangan ekonomi dapat digunakan untuk menggambarkan faktor -faktor penentu yang mendasari pertumbuhan ekonomi
seperti perubahan dalam teknik produksi, sikap masyarakat dan lembaga-lembaga dimana perubahan tersebut dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan terjadinya pergeseran paradigma dalam pembangunan ekonomi, maka ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi juga mengalami
pergeseran, tidak hanya dari aspek pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB atau kenaikan pendapatan per kapita penduduknya namun lebih jauh lagi ke arah
perkembangan masyarakat. Menurut Arsyad 1999, pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang, yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
2.2 Konsep Wilayah dan Pengembangan Wilayah
Sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat, maka konsep perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan pendekatan wilayah.
Menurut Rustiadi et.al 2006 wilayah didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut sub
wilayah satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Menurut Undang- Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional. Suatu wilayah terkait dengan beragam aspek, sehingga definisi baku mengenai wilayah belum ada kesepakatan diantara para ahli. Sebagaimana
8
dikemukakan oleh Alkadri 2002 bahwa sebagian ahli mendefinisikan wilayah dengan merujuk pada tipe-tipe wilayah, ada pula yang mengacu pada fungsinya,
dan ada pula yang berdasarkan korelasi yang kuat diantara unsur -unsur fisik dan non fisik pembentuk suatu wilayah. Dengan demikian pengertian wilayah tidak
hanya sebatas aspek fisik tanah, namun juga aspek lain seperti biologi, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan. Berdasarkan fungsinya wilayah dibedakan atas tiga
bentuk yaitu wilayah homogen, wilayah nodal, dan wilayah perencanaan. Strategi pengembangan suatu wilayah sangat ditentukan oleh karakteristik
dan potensi yang terdapat di wilayah tersebut. Oleh karena itu, sebelum melakukan perumusan kebijakan yang dilaksanakan perlu mengetahui tipejenis wilayahnya.
Menurut Tukiyat 2002 secara umum terdapat lima tipe wilayah dalam suatu negara :
1. Wilayah yang telah maju. 2.
Wilayah netral, yang dicirikan dengan adanya tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi.
3. Wilayah sedang, yang dicirikan adanya pola distribusi pendapatan dan
kesempatan kerja yang relatif baik. 4. Wilayah yang kurang berkembang atau kurang maju, yang dicirikan adanya
tingkat pertumbuhan yang jauh di bawah tingkat pertumbuhan nasional dan tidak ada tanda -tanda untuk dapat mengejar pertumbuhan dan pengembangan.
5. Wilayah tidak berkembang. Dengan mengetahui ciri suatu wilayah, maka dapat dirumuskan kebijakan
yang tepat dilakukan dalam pengembangan wilayah. Pada era otonomi daerah saat ini, salah satu konsep pengembangan wilayah yang perlu mendapat perhatian
adalah pengembangan ekonomi wilayah. Oleh karena itu, menurut Tukiyat 2002 konsep pengembangan ekonomi wilayah harus berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi wilayah dengan menggali potensi produk unggulan daerah. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengembangan
wilayah adalah menyusun perencanaan wilayah. Menurut Tarigan 2004b perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah termasuk
perencanaan pergerakan di dalam wilayah dan perencanaan kegiatan pada ruang wilayah tersebut. Perencanaan penggunaan ruang wilayah diatur dalam bentuk