Asam-asam Fenolat dalam Tanah Gambut

tanaman yang disebabkan oleh fungi jamur, bakteria dan virus, kemudian nematoda bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis, siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida berdasarkan jenis sasarannya digolongkan menjadi insektisida serangga, fungisida fungijamur, rodentisida hewan pengeratrodentia, herbisida gulma, akarisida tungau, bakterisida bakteri, dan nematisida Djojosumarto 2008. Menurut SK Menteri Pertanian RI No 434.1kptsTP.27072001 Kementerian Pertanian 2012, pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: a. memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; b. mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan c. memberantas atau mencegah hama air. d. memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik. e. memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Berdasarkan sifat dan cara kerja pestisida terbagi atas 2 kelompok besar yaitu racun sistemik dan racun kontak. Racun sistemik artinya dapat diserap melalui sistemorganisme misalnya akar atau daun kemudian diserap kedalam jaringan tanaman yang bersentuhan atau dimakan hama sehingga menghasilkan peracunan pada hama. Racun kontak artinya langsung dapat menyerap melalui kulit pada saat pemberian insektisida atau dapat pula serangga target kemudian kena sisa insektisida residu beberapa waktu setelah penyemprotan. Pestisida dikelompokkan ke dalam kelas, golongan, atau kelompok kimia berdasarkan persamaaan struktur dasar rumus kimianya. Umumnya, bahan aktif pestisida yang tergabung dalam kelompok kimia yang sama memiliki kemiripan sifat kimiawi. Insektisida dari golongan karbamat relatif mudah diurai di lingkungan tidak persisten dan tidak terakumulasi dalam jaringan lemak hewan. Salah satu nama insektisida golongan karbamat adalah fenobukarb, yang di Indonesia lebih dikenal dengan BPMC buthylphenylmethyl carbamate. BPMC merupakan insektisisda non sistemik racun kontak dan digunakan untuk mengendalikan wereng, thrips dan bubuk pada beberapa tanaman, termasuk padi. Selain itu juga dapat mengendalikan ulat buah dan aphids pada kapas. Difenoconazol termasuk dalam golongan fungisida yang bersprektum cukup luas terutama untuk mengendalikan berbagai jenis cendawan dari kelas ascomycetes, basidiomycetes, dan deutromycetes. Difenoconazol bersifat sistemik dan diserap lewat daun. Fungisida ini digunakan untuk pengendalian secara kompleks penyakit pada tanaman buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian termasuk padi. Paraquat merupakan golongan herbisida non selektif termasuk dalam golongan garam bipiridilium. Jika ada cahaya matahari, herbisida ini bekerja dengan sangat cepat akan memengaruhi fotosintesis dengan terbentuknya superoksida yang akan menghancurkan membran sel dan sitoplasma Djojosumarto 2008.

2.3.1. Penjerapan Pestisida dan Interaksinya dalam Tanah

Tingginya intensitas aplikasi dan jumlah pestisida yang digunakan menimbulkan kekhawatiran akan bahaya pencemaran yang berasal dari residu pestisida yang tertinggal di lingkungan, khususnya dalam tanah dan air. Residu herbisida dalam tanah dan air dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia dan hewan serta dapat mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya pada musim berikutnya. Perilaku pestisida selama di tanah dapat dikelompokkan menjadi dua proses, yaitu proses perpindahan massa dan proses peruraian. Proses perpindahan massa terdiri atas perpindahan massa antar fase fase air dengan fase udara, fase air dengan fase tanah, fase tanah dengan fase udara, dan fase masing-masing dengan makhluk hidup. Fase tanah dapat mengakumulasi pestisida sampai konsentrasi tinggi karena tanah mempunyai daya jerap yang tinggi. Sebagian besar pestisida bersifat hidrofobik, hal ini disebabkan oleh adanya bahan tambahan solvent, diluents, suspention agent, emulsifier, buffer, surfactant, sticker, plant penetration, thickener, defoaming agent, dan safener pada pestisida. Peruraian pestisida di fase padatan tanah lebih dominan daripada di fase larutan tanah karena padatan tanah mengandung berbagai senyawa yang berfungsi sebagai katalis dan merupakan tempat mikroorganisme tumbuh Rahayuningsih 2009. r Gambar 2.3. Rumus bangun 1 BPMC, 2 difenoconazole dan 3 paraquat Tanah gambut banyak mengandung asam alifatik dan aromatik. Gambut menunjukkan afinitas yang tinggi terhadap adsorbsi pestisida paraquat dan memiliki sifat elektrostatis saat bahan organik berinteraksi dengan bahan pestisida tersebut. Dalam kondisi asam muatan pada bahan organik tanah gambut ditentukan oleh ionisasi gugus karboksilat yang akan mendukung terhadap adsorpsi pestisida kationik. Paraquat, dengan kation bipirilidium merupakan pestisida yang dapat teradsorpsi baik pada permukaan tanah, dengan mengganti kation anorganik atau oleh mekanisme interaksiionik dengan muatan negatif pada permukaan tanah, di mana efek elektrostatik menjadi faktor penentu Arce et al. 2011. Menurut Hui et al. 2003, serapan pestisida oleh bahan organik dan mineral liat dipengaruhi oleh jenis mineral, rasio substansi humikmineral, 2 1 3