Pengamatan Fluks CO Metode Penelitian
kemudian paraquat adalah 14 hari dan difenoconazole adalah 53 hari. Waktu degradasi pestisida ini dipengarui oleh bentuk rumus bangunnya, BPMC memiliki
rumus bangun yang lebih sederhana menyebabkan BPMC lebih mudah terdegradasi sehingga nilai maksimum CO
2
pada gambut yang diberi perlakuan BPMC relatif memiliki nilai emisi CO
2
maksimum yang paling tinggi. Berdasarkan persamaan first order kinetic yang disajikan pada Tabel 4.3,
didapatkan konstanta kecepatan emisi CO
2
nilai b setelah perlakuan pemberian pestisida adalah paraquat
1,37 x 10
-2
jam
-1
difenoconazole
1,28 x 10
-2
jam
-1
tanpa pestisida
1,21 x 10
-2
jam
-1
BPMC
1,16 x 10
-2
jam
-1
.
Data ini menunjukkan bahwa kecepatan degradasi C dalam senyawa bahan aktif pestisida
berbeda-beda. Walaupun gambut yang diberi perlakuan BPMC mempunyai emisi CO
2
maksimum tertinggi akan tetapi perlakuan ini memiliki nilai konstanta yang paling kecil. Hal ini mungkin disebabkan diawal degradasi lebih lambat
kecepatannya sehingga rata-rata kecepatannya menjadi lebih kecil Gambar 4.1. Jumlah CO
2
yang mungkin dihasilkan dari hasil degradasi bahan aktif paraquat adalah 1,39 mg kg
-1
CO
2
, difenoconazole adalah 1,18 mg kg
-1
CO
2,
dan BPMC adalah 1,16 mg kg
-1
CO
2
. Jumlah CO
2
masing-masing bahan aktif tersebut, jika terdegradasi secara keseluruhan masih dibawah nilai emisi CO
2
setelah 168 jam inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa sumber karbon yang dihasilkan tidak hanya
berasal dari pemberian pestisida, namun dapat juga berasal dari dekomposisi asam-asam fenolat.
Gambar 4.1. Emisi CO
2
terhadap waktu pada setiap pemberian pestisida, metode titrasi
Tabel 4.4 menunjukkan emisi CO
2
perhari. Emisi menunjukkan menurun dari 24 jam hingga 168 jam inkubasi. Apabila dilihat antara perlakuan terlihat
kontrol lebih rendah emisinya dibandingkan dengan perlakuan pestisida, sehingga pemberian pestisida merangsang emisi CO
2
. Pada perlakuan kontrol, emisi CO
2
pada hari pertama 13,39 mg C kg
-1
hari-
1
memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan emisi pada tanah mineral. Berdasarkan penelitian Arimurti 1997
menyatakan emisi CO
2
mengunakan metode titrasi respirasi tanah pada tanah mineral di Kalimantan Barat dibeberapa tipe pengunaan lahan menunjukkan 8,80-
11,08 mg C kg
-1
hari-
1
. Penelitian Adhayanti 1997 pada tanah mineral Lampung juga menyebutkan emisi CO
2
adalah 4,57-8,57 mg C kg
-1
hari-
1
Waktu Pengamatan [Tanpa Pestisida]
20 40
60 80
100 120
140 160
180
e m
is i
C O
2
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
. Sehingga apabila di bandingkan antara tanah gambut dengan tanah mineral emisinya tidak jauh
berbeda.
Waktu Pengamatan [Difenoconazole]
20 40
60 80
100 120
140 160
180
e m
is i
C O
2
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Waktu pengamatan [BPMC]
20 40
60 80
100 120
140 160
180
E m
is i
C O
2
40 60
80 100
120 140
160 180
200
waktu pengamatan [paraquat]
20 40
60 80
100 120
140 160
180
e m
is i
C O
2
40 60
80 100
120 140
160 180
200
Tabel 4.4. Emisi CO
2
perhari.
Perlakuan 24 jam
48 jam 96 jam
120 jam 168 jam
mg C kg
-1
hari
-1
Paraquat 25,61
24,44 18,92
11,31 12,22
Difonoconazole 20,95
24,44 18,77
10,89 11,47
BPMC 28,52
20,37 19,21
10,64 12,39
Tanpa 13,39
22,70 18,62
10,64 10,97