Pengertian dan Pembentukan Tanah Gambut
persawahan, peternakan sapi, industri minyak dan gas, serta tempat-tempat pembuangan sampah TPA. Karena besarnya efek rumah kaca gas metana,
usaha-usaha penanggulangannya seharusnya diarahkan kepada pengendalian sumber-sumber emisi metana tersebut Suprihatin et al. 2002.
Pada tanah gambut, Gas rumah kaca dilepaskan diemisikan dalam bentuk CO
2
, CH
4
metan, dan N
2
O. Di antara ketiga gas tersebut, CO
2
merupakan GRK terpenting karena jumlahnya yang relatif besar, terutama dari lahan gambut yang
sudah berubah fungsi dari hutan menjadi lahan pertaniandan pemukiman. Emisi CH
4
cukup besar pada gambut yang berada dalam keadaan alami yang pada umumnya terendam atau jenuh air. Bila gambut didrainase maka emisi CO
2
menjadi dominan dan emisi CH
4
menjadi sangat berkurang. Jumlah emisi GRK dari tanah gambut untuk selang waktu tertentu dapat dihitung berdasarkan
perubahan cadangan karbon pada tanah gambut yang terjadi pada selang waktu tersebut Agus et al. 2011.
Tabel 2.1. Gas rumah kaca, sumber dan kontribusinya terhadap peningkatan efek rumah kaca
Senyawa Sumber
Kontribusi Relatif terhadap Efek Gas Rumah Kaca
Hanks 1996 Porteous 1992
CO Pembakaran bahan bakar
fosil, penebangan hutan
2
60 50
CH Sapi, dekomposisi sampah
landfill, lahan persawahan
4
15 20
NO Industri, pupuk
x
5 5
mencakup uap air CFC
AC, refrigerator, busa aerosol
12 15
O Konversi polutan otomobil
oleh sinar matahari
3
8 10
Sumber: Suprihatin et al. 2002 2.2.2. Simpanan Karbon, Respirasi Mikroorganisme, Emisi CO
2
dan CH
4
Tanah gambut menyimpan C yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral. Setiap satu gram gambut kering menyimpan sekitar 180 sampai
600 mg karbon, sedangkan setiap satu gram tanah mineral hanya mengandung 5 sampai 80 mg karbon. Di daerah tropika, karbon yang disimpan olah tanah dan
di Lahan Gambut
tanaman pada lahan gambut bisa 10 kali karbon yang disimpan oleh tanah dan tanaman pada tanah mineral Agus dan Subiksa, 2008.
Dalam kondisi alami simpanan karbon pada lahan gambut relatif stabil. Ketebalan gambut bertambah dengan kecepatan sampai 3 mm tahun
-1
Parish et al. 2007. Namun jika kondisi alami tersebut terganggu, maka akan terjadi
percepatan proses pelapukan dekomposisi, sehingga karbon yang tersimpan di dalam lahan gambut akan teremisi membentuk gas rumah kaca GRK terutama
gas CO
2
, sebagai dampak dari dilakukannya proses drainase yang selalu menyertai proses penggunaan lahan gambut. Berdasarkan data yang dikeluarkan
BAPPENAS 2009, diperkirakan rata-rata emisi tahunan dari lahan gambut di Indonesia tahun 2000-2006 sekitar 903 juta ton CO
2
, termasuk emisi yang mungkin terjadi dari kebakaran gambut. Padahal dalam keadaan hutan alam, lahan
gambut mengeluarkan emisi 20-40 t CO
2
ha
-1
tahun
-1
Masing-masing komponen cadangan karbon carbon stock tersebut dapat bertambah atau berkurang tergantung pada faktor alam dan campur tangan
manusia. Kemarau panjang berakibat pada penurunan muka air tanah yang selanjutnya dapat mempercepat emisi CO
Rieley et al. 2008. Emisi dari hutan gambut berasal dari proses respirasi akar tanaman autotrophic
respiration dan aktivitas mikrorganisme tanah.
2
dari tanah gambut. Cara pengelolaan lahan pertanian pada lahan gambut, seperti pembakaran, pembuatan drainase, dan
pemupukan mempengaruhi tingkat emisi CO
2
Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi mikroorganisme tanah merupakan
cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik
dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah Pembakarankebakaran lahan
gambut dapat menurunkan cadangan karbon di dalam jaringan tanaman dan didalam gambut yang berarti meningkatkan emisi dari kedua sumber tersebut.
Pemupukan dapat meningkatkan emisi disebabkan meningkatnya aktivitas mikroba. Sebaliknya, pada lahan gambut yang sudah terlanjur didrainase,
pemasangan empang pada saluran canal blocking dapat memperlambat emisi Agus et al 2011.