Penjerapan Pestisida dan Interaksinya dalam Tanah

kembali hingga berwarna jingga. Sebelum digunakan, konsentrasi HCl distandarisasi dengan menggunakan Natrium Borat. Setelah dititrasi dengan HCl kemudian dihitung konsentasi CO 2 2NaOH + CO Anas 1989. Berikut ini adalah reaksi kimia yang terjadi : 2  Na 2 CO 3 + H 2 reaksi perubahan warna merah menjadi tidak berwarna indikator pp: O……………………………………... 1 Na 2 CO 3 + HCl  NaCl + NaHCO 3 perubahan warna kuning menjadi jingga indikator MM: …………………………………... 2 NaHCO 3 + HCl  NaCl + H 2 O + CO 2 Laju produksi dan emisi CH ………………………………….3 4 akan diukur dengan peralatan gas kromatografi. Sampel gas diambil setelah waktu inkubasi bersama-sama pengukuran untuk sampel CO2 metode titrasi. Sampel gas dari dalam bejana inkubasi diambil dengan jarum suntik Syringe yang dipasang pada posisi tegak. Pengambilan gas diulang dengan interval waktu 0, 10, dan 20 menit. Selanjutnya sampel gas diukur dengan mempergunakan kromatografi gas GC. Penetapan dilakukan pada suhu kolom 60ºC, suhu injektor 100 C, suhu detektor 100 C, kecepatan aliran gas 47 ml menit -1

3.3.3. Pengamatan Fluks CO

, gas pembawa adalah Helium. Prosedur pengukuran gas di laboratorium menggunakan sampel gas yang telah didapat dari setelah masa inkubasi kemudian diinjeksikan ke dalam mesin analisis GC dengan menggunakan syringe alat suntik khusus dengan volume 10 μl. Data yang ditampilkan di alat tersebut berupa peak area. Penghitungan konsentrasi standar sebagai deret standar yaitu peak area dikalikan dengan kurva standar. Pengukuran fluks CO 2 2 pada tanah gambut yang diperlakukan herbisida, fungisida, dan insektisida dilakukan dengan menggunakan IRGA Infrared gas Analysis tipe LI-802. Inkubasi dilakukan dengan pemberian ketiga pestisida pada benjana inkubasi kemudian diinkubasi terbuka selama 24, 48, 98, 120 dan 168 jam dan diakhiri dengan pengukuran fluks CO 2 . Pada saat pengukuran, bejana ditutup dengan penutup bejana sehingga gas dapat dialirkan ke dalam IRGA Gambar 3.4. Gas dari sungkup tertutup closed chamber dialirkan ke IRGA dengan menggunakan sebuah pompa dan konsentrasi CO 2 langsung dibaca oleh IRGA setiap detik selama kurang lebih 2,5 menit. Hubungan linear antara waktu pengamatan dengan konsentrasi gas CO 2 digunakan untuk menghitung fluks CO 2 yang keluar ke permukaan tanah Agus et al. 2011. Gambar 3.4. Pengukuran gas CO 2 dengan IRGA Infrared Gas Analysis Perhitungan fluks CO 2 a. Perubahan konsentrasi CO dilakukan dengan langkah: 2 dC c dt berdasarkan grafik linear pengukuran fluks CO 2 � = �� + � di laboratorium μmolmol atau ppm versus waktu pengukuran det. Persamaan grafik linear tersebut adalah sbb: y = konsentrasi CO 2 a = gradien konsentrasi CO μmolmol atau ppm 2 b = intersep konsentrasi CO μmolmoldet 2 x = waktu detik μmolmol b. Menghitung fluks CO �� = �ℎ �� ��� �� 2 �� = fluks CO 2 μmolm 2 P = tekanan atmosfer berdasarkan rata-rata cellPress pembacaan LI-820 det h = tinggi chamber cm R = konstanta gas 8,314 Pa m 2 o dCcdt = perubahan konsentrasi CO Kmol 2 dt = waktu pengukuran detik μmolmoldet

3.3.4. Pengamatan Asam Fenolat

Penetapan konsentrasi asam-asam fenolat dilakukan setiap masa inkubasi berakhir. Setelah masa inkubasi, sampel diambil sebanyak 5 gram kemudian diberikan aquades sebanyak 25 ml dan dikocok dengan shaker selama 30 menit. Setelah dikocok kemudian sampel disentrifusi dengan kecepatan 3000 rpm selama 60 menit, dan sekitar 20 ml supernatan disaring mengunakan 0,45µ m milipore filter. Setelah disaring kemudian dianalisis mengunakan HPLC Angeles 2005. Asam-asam fenolat yang diukur adalah asam ferulat, sinapat, p-kumarat, vanilat, siringat dan p-hidroksibenzoat.

3.3.5. Data Pendukung

Data penunjang hasil penelitian ini meliputi analisis tanah awal dan pengukuran pH tanah. Pengukuran tanah awal dilakukan terhadap sifat kimia tanah kadar C-organik, N, dan pH, analisis kadar serat, tingkat dekomposisi dan kadar asam fenolat. Pengukuran derajat kemasaman pH tanah diukur bersamaan pada sebelum dan sesudah masa inkubasi.

3.3.6. Analisis Data

Data pengukuran emisi CO 2 disimulasikan dengan mengunakan persamaan first order kinetic dengan piranti lunak sigmaplot versi 12.3. Untuk melihat keterkaitan antara emisi CO 2 f= a1-exp dan konsentrasi asam fenolat dilakukanuji kolerasi. Berikut ini adalah persamaan first order kinetic: -bx ket: f = Emisi CO 2 mg kg -1 a = Emisi CO 2 maksimum mg kg -1 b = konstanta kecepatan Emisi CO 2 jam -1 x = waktu pengamatan jam exp = 2.718