4. Jenis dan Tahap Tidur
Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur. Pertama jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi
retikularis. Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat, atau disebut tidur non-rapid eye
movement NREM. Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak, meskipun kegiatan otak mungkin
tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang kedua disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur rapid eye movement REM Alimul Hidayat,
2008. Fase NREM dan REM terjadi secara bergantian sekitar 4-6 siklus
dalam semalam Potter Perry, 2005.
a. Tidur gelombang lambat slow wave sleep non-rapid eye
movement NREM.
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, dengan gelombang otak yang lebih lambat, atau juga
dikenal dengan tidur nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi, atau tidur dengan gelombang delta.
Ciri lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola
mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolism turun Alimul Hidayat, 2008.
Perubahan selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak
berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut, yaitu: kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi
tinggi dan bervoltase rendah; istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa jenis beta atau delta yang
bervoltase rendah; dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 per detik
Alimul Hidayat, 2008. Tahapan tidur jenis NREM:
Tahap I Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur
dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung sekitar 5 menit Potter
Perry, 2005. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya
menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, serta
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit. Tahap III
Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini
disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.
Tahap IV Tahap ini merupakan tahap tidur yang dalam dengan ciri
kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun,
dan tonus otot menurun.
b. Tidur paradoxtidur rapid eye movement REM