C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Lokasi ini dipilih berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti bahwa fenomena gangguan tidur yang terjadi pada daerah tersebut belum diketahui. Wilayah Tangerang Selatan juga
merupakan wilayah yang belum pernah dilakukan penelitian terkait gangguan tidur pada remaja.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 13 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal, mengumpulkan data hingga
seminar hasil, yang berlangsung sejak bulan Oktober 2014 hingga November 2015.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian
Nursalam, 2008. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode angket atau kuesioner yang dibagikan kepada responden untuk
mendapatkan jawaban pertanyaan Morton, 2008. Tahapan pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Peneliti meminta surat pengantar dari institusi untuk studi pendahuluan di SMP 03 Negeri Tangerang Selatan.
2. Peneliti mengajukan surat ijin dari institusi kepada kepala sekolah untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian di tempat
tersebut. 3. Sebelum
dilakukan wawancara,
terlebih dahulu
peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat
penelitian, menjelaskan cara mengisi kuesioner, dan menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan dalam kuesioner kepada calon
responden. 4. Peneliti bertanya kepada responden yang bersedia apakah ada
orang yang mengetahui kebiasaan tidurnya atau teman sekamar dalam tidur
5. Peneliti menjelaskan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang akan di isi bersama orang tua atau orang lain serta pertanyaan yang
di isi oleh remaja sendiri. 6. Setelah itu responden mengisi formulir persetujuan atau informed
consent. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang hal
–hal yang tidak dipahami dan tidak jelas di dalam kuesioner.
7. Peneliti memberikan
kuesioner kepada
responden dan
mempersilahkan untuk membawanya untuk dijawab bersama dengan orangtua atau teman sekamar sesuai petunjuk, setelah
lembar kuesioner diisi oleh responden kemudian dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data Ahmad, 2007. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner Sleep Disturbances Scale for Children SDSC dan kuesioner data penunjang berupa faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur serta Perceived Stress Scale PSS.
1. Sleep Disturbances Scale for Children SDSC
SDSC merupakan suatu kuesioner yang disusun dalam rangka standarisasi penilaian terhadap gangguan tidur pada anak dan remaja
melalui sistem scoring tidur yang mudah digunakan, menciptakan basis data dari populasi besar untuk mendapatkan standar nilai normal,
mengidentifikasi anak dengan gangguan tidur spesifik Bruni O, 1996. Kuesioner SDSC memiliki enam faktor gangguan tidur, yaitu
gangguan memulai dan mempertahankan tidur, gangguan kesadaran, gangguan transisi tidur-bangun, gangguan pernapasan, gangguan
somnolen berlebihan, dan gangguan hiperhidrosis Bruni, 1996. Pada pertanyaan nomor 6, 7, 15, 17, 18, 19, 20, dan 21 merupakan
pertanyaan yang membutuhkan observasi dari orang tua atau teman sekamar tidur. Oleh karena itu remaja disarankan untuk mengisi 8
pertanyaan tersebut bersama dengan orang lain yang mengetahui
kebiasaan tidurnya. 18 pertanyaan lainnya dapat di isi oleh remaja itu sendiri berdasarkan apa yang dialami saat menjelang tidur atau saat tidur
malam. Penilaian SDSC menggunakan Angka 1-5. Dua pertanyaan pertama
berdasarkan skala intensitas sementara, 24 pertanyaan lainnya menggunakan skala kekerapan. Skala kekerapan yang dimaksud adalah
1=tidak pernah; 2=jarang 1-2 kali perbulan; 3=kadang-kadang 1-2 kali seminggu; 4=sering 3-5 kali seminggu; 5=selalu setiap hari. Setelah
itu nilai dijumlahkan dan didapatkan penilaian adanya gangguan tidur pada anak Bruni, 1996.
Total skor gangguan tidur didapatkan dengan menjumlahkan seluruh nilai faktor tidur. Standarisasi digunakan untuk menghitung angka T
M=50, SD=10, dengan angka T lebih besar dari 70 maka dinyatakan terdapat gangguan tidur Schurman dkk, 2012.
Pada penelitian ini menggunakan cut off point yang lebih tinggi yaitu skor total 46 T skor persentil 64 karena pada penelitian Natalita dkk
2011 terdapat 29 responden dengan skor total 39 T skor persentil 55 tetapi memiliki skor subtipe 60 mengalami gangguan tidur.
F. Uji Validitas dan Reabilitas
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reabilitas untuk
mendapatkan data yang valid dan realibel. Validitas adalah suatu indeks
yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam
hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan
menghitung korelasi antara masing – masing skor item pertanyaan dari
tiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistical Products and
Service Solutions Hidayat, 2008. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoatmodjo, 2010.
Teknik pengujian pada penelitan menggunakan teknik Alpha Crombach a , dalam uji reabilitas r hasil adalah alpha. Ketentuannya
apabila r alpha r tabel maka pertanyaan tersebut reliable sebaliknya bila r alpha r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.
Kuesioner SDSC merupakan alat ukur yang sudah baku dan telah dimodifikasi berupa terjemahan bahasa Indonesia yang sudah divalidasi
dan dinilai reabilitasnya, yaitu r=0,71 Haryono, 2009. Sensitivitas pada kuesioner ini sebesar 0,89 dengan spesifisitas sebesar 0,74 Bruni, 1996.
Uji penelitian Natalita dkk 2011 mengenai spesifisitas dan sensitivitas SDSC terhadap pemeriksaan wrist actigraphy menunjukkan hasil
kemampuan SDSC mendeteksi gangguan tidur sebesar 71,4, dengan probabilitas responden menderita gangguan tidur sebesar 75.
G. Teknik Pengolahan Data