Kualitas Tidur KONSEP TIDUR

psikologis. Hasil pengamatan dapat menunjukkan bahwa hamper semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM. h. Gangguan pola tidur secara umum Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan Carpenito, 1995. Gangguan ini terlihat pada pasien menunjukkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala, serta sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain adalah kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, taku operasi, terganggu oleh kawan sekamar, dan lain-lain.

7. Kualitas Tidur

Kualitas adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk Hidayat, 2006. Seseorang dikatakan memenuhi kualitas tidur bila seseorang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. 1. Tanda fisik a. Ekspresi wajah area gelap disekitar mata, bengkak dikelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung. b. Kantuk yang berlebihan sering menguap. c. Tidak mampu untuk berkonsentrasi kurang perhatian. d. Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. 2. Tanda psikologis a. Menarik diri, apatis dan respons menurun. b. Merasa tidak enak badan. c. Malas berbicara. d. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran. e. Kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun.

C. KERANGKA TEORI

Kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja Arifin, 1997. Oleh karena itu, kerangka teori ini adalah: Bagan 2.2 Kerangka Teori: Potter Perry 2005, Alimul Hidayat 2008, Ramdhani Putra 2009 Remaja mengantuk NREM I NREM II NREM III NREM IV REM Faktor Lingkungan:  Bising  Cahaya  Televisi di kamar tidur pergeseran ritme irama sirkadian Gangguan memulai Mempertahankan tidur Gangguan transisi tidur-bangun Faktor individu  Stres  Jenis Kelamin  Konsumsi kafein, rokok, alkohol Kebiasaanpola tidur terganggu, penggunaan obat tidur, obat lain yg mengandung sedative Gangguan somnolen berlebihan Keterangan: Siklus berulang Gangguan tidur Perubahan jumlah waktu tidur