Indeks Williamson. Analisis Trend Ketimpangan

Tabel 3.1. Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Daerah Kuadran I Daerah maju da tumbuh dengan pesat gig, gkigk Kuadran II Daerah maju tapi tertekan gig, gkigk Kuadran III Daerah yang masih dapat berkembang dengan pesat gig, gkigk Kuadran IV Daerah relatif tertinggi gig, gkigk Sumber: H. Setopo. Modul 4 Tipologi Klassen Sektoral dan Parsial.Htt;www .scribd.comdoc2908449-Modul-4-Tipologi-Klassen.htm. Hal 4

3.3.2 Indeks Williamson.

Williamson 1965 meneliti hubungan ketimpangan antar wilayah dengan tingkat pembangunan ekonomi, dengan menggunakan data ekonomi yang sudah maju dan ekonomi yang sedang berkembang. Ditemukan bahwa selama tahap awal pembangunan regional menjadi lebih besar dan pembangunan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu. Pada tahap yang lebih matang dari pertumbuhan ekonomi tampak adanya keseimbangan antar daerah dan ketimpangan berkurang secara signifikan. 48 Untuk mengetahui ketimpangan pembangunan antar provinsi yang ada di Indonesia, sebelum dan setelah otonomi daerah dapat dianalisis dengan menggunakan indeks ketimpangan regional regional in equality yang dinamakan Indeks Ketimpangan Williamson. 48 Tulus Tambunan, op. cit., h. 146. IW= √∑ ........................................................................................1 Di mana: Yi= PDRB per kapita di provinsi i Y = PDB per kapita Indonesia fi = jumlah penduduk di provinsi i n = jumlah penduduk Indonesia Indeks Ketimpangan Williamson IW yang diperoleh terletak antara 0 nol sampai 1 satu. Jika IW mendekati 0 maka ketimpangan distribusi pendapatan antar provinsi di Indonesia adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi ekonomi antar daerah merata. Jika IW mendekati 1 maka ketimpangan distribusi pendapatan antar provinsi di Indonesia adalah tinggi atau pertumbuhan ekonomi antar daerah tidak merata. 49 Oshima dalam Matolla menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah ketimpangan ada pada taraf rendah, sedang, atau tinggi. Untuk itu ditentukan kriteria sebagai berikut: a. Ketimpangan taraf rendah, bila indeks ketimpangan kurang dari 0,35. b. Ketimpangan taraf sedang, bila indeks ketimpangan antara 0,35-0,5. c. Ketimpangan taraf tinggi, bila indeks ketimpangan lebih dari 0,5.

3.3.3. Analisis Trend Ketimpangan

Trend ketimpangan Indonesia dapat diamati dengan mengukur variance indeks terhadap 1. Untuk melihat seberapa jauh nilai indeks masing-masing 49 Ibid. Hal 146 region tersebut di sekitar 1 karena 1 adalah indeks untuk tingkat Indonesia dan berarti merata sempurna. Jika variance-nya semakin besar maka semakin timpang, dengan rumus: Vx= ∑ ..............................................................................2 Di mana: Xi = angka indeks provinsi X = angka indeks Indonesia n = jumlah provinsi Vx = variance terhadap 1 Trend ketimpangan juga dapat diamati dari perkembangan nilai indeks ketimpangan pendapatan yang diperoleh dari perhitungan Indeks Ketimpangan Williamson yang kemudian digambarkan dalam sebuah grafik. Dalam penelitian ini trend ketimpangan hanya dilihat dari grafik, sehingga dapat dilihat naik atau turunya ketimpangan antar provinsi di Indonesia sebelum dan setelah otonomi daerah. Dengan trend ketimpangan dalam bentuk grafis tersebut, dapat diketahui periode yang mengalami peningkatan atau penurunan tajam.

IV. GAMBARAN UMUM