6. Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah Air seperti ini dapat dijumpai pada danau-danau yang masih belum tercemar
atau air yang masih baru saja keluar dari mata air. 7. Air permukaan dengan polutan rendah sampai tinggi
Air seperti ini sering dijumpai di kota-kota besar. Aktivitas manusia melalui kegiatan domestik maupun industri mengakibatkan pencemaran, sehingga
kadar polutan seperti organik, amonia, detergen, logam-logam dan pencemar lainnya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
2.2.2 Senyawa Organik dalam Air
Metcalf dan Eddy 2003 mengatakan bahwa bahan organik terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Zat organik di alam dapat dijumpai pada air
permukaan maupun bawah tanah. Senyawa organik dalam air berasal dari:
1 Alam : minyaklemak hewan, tumbuh-tumbuhan, dan gula
2 Sintesa : berbagai macam persenyawaan yang dihasilkan oleh industri
3 Fermentasi : alkohol, aseton, gliserol, asam-asam dan sejenisnya yang berasal dari kegiatan mikroorganisme tehadap bahan organik.
Zat organik dalam air dapat diketahui dengan menentukan angka permanganatnya, walaupun KMnO
4
sebagai oksidator tidak dapat mengoksidasi semua zat organik yang ada, namun cara ini sangat praktis dan cepat
pengerjaannya. Penentuan bilangan permanganat ditujukan untuk menentukan kandungan zat organik dalam air alam, seperti air sungai, sumur dan danau
Horran 1990. Menurut Winkler 1981 di dalam pengolahan zat organik akan menghasilkan efek rasa dan bau, akibat dari pembusukan secara biologi. Warna
dalam air merupakan hasil kontak air dengan reruntuhan organik, seperti tumbuhan, kayu, dan pembusukan dalam beberapa tingkatan variasi dekomposisi.
Asam humat dan humus yang berasal dari pembusukan lignin dianggap sebagai penyebab utama timbulnya warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi 2 dua
yaitu warna semu apparent color disebabkan adanya partikel tersuspensi dan warna nyata true color disebabkan oleh ekstraksi dari asam organik tumbuhan
yang berbentuk koloid.
Zat organik dapat disisihkan secara biologi, dengan beberapa variabel yang berpengaruh antara lain jumlah oksigen terlarut DO, waktu kontak, senyawa
pengganggu inhibitor, jenis dan jumlah mikroorganisme pengurai Bitton 1994. Adanya oksigen menyebabkan proses oksidasi aerob dapat berlangsung, bahan
– bahan organik akan dirubah menjadi produk
– produk akhir yang relatif stabil dan sisanya akan disintesis menjadi mikroba baru. Secara umum mekanisme
penguraian organik dapat dilihat pada persamaan di bawah ini:
Standar maksimum kandungan zat organik khususnya kloroform dalam air minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sebesar 200μgliter. Bila telah melampaui batas maksimum yang telah
ditentukan tersebut maka dapat menyebabkan bau yang tidak sedap pada air
minum dan dapat menyebabkan sakit perut. Adanya zat organik dalam air dapat diketahui dengan perubahan fisik dari air terutama dengan timbulnya warna, rasa,
bau dan kekeruhan.
2.2.3 Senyawa Amonia
Barnes 1980 mengatakan amonia NH
3
merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH
4 +
atau disebut dengan amonium. Nitrogen amonia keberadaannya di dalam air adalah sebagai amonium NH
4 +
, yaitu berdasarkan reaksi kesetimbangan:
NH
3
+ H
2
O ↔ NH
4 +
+ OH
-
Amonia dalam air permukaan berasal dari air seni, tinja dan oksidasi secara mikrobiologis zat organik yang berasal dari air alam atau air buangan industri dan
domestik. Adanya amonia tergantung pada beberapa faktor yaitu, sumber amonia, tanaman air yang menyerap amonia sebagai nutrien, konsentrasi oksigen dan
suhu. Konsentrasi amonia dapat berubah-ubah sepanjang tahun, pada musim panas konsentrasi senyawa ini lebih rendah, hal ini disebabkan amonia diserap
CO
2
+ H
2
O + Energi Mikroba
Sel-sel baru
Bahan organik
+ O
2