Curahan Tenaga Kerja Suami Melaut Curahan Tenaga Kerja Suami Nonmelaut

rumahtangga, dengan kesimpulan: 1 berhubungan positif dalam hal peran perempuan dalam pengambilan keputusan rumahtangga nelayan, dan 2 berhubungan negatif dalam faktor pendidikan tidak nyata, pekerjaan suami, posisi status sosial suami dalam masyarakat nelayan, dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Susilowati 1998 semakin tinggi pendapatan suami, status sosial suami, dan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, maka makin rendah partisipasi perempuan dalam kegiatan nelayan.

1. Curahan Tenaga Kerja Suami Melaut

Kegitan melaut dalam usaha penangkapan ikan adalah semua curahan kerja nelayan dimulai dari persiapan untuk menyiapkan perbekalan dan BBM, berangkat beroperasi melaut dan kembali ke pangkalan dan terakhir menjual ikan ke penampung serta perawatan kapal. Dengan demikian, yang dimaksud dengan curahan tenaga kerja melaut dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1 curahan kerja yang dilakukan di darat, dan 2 curahan kerja yang benar-benar dilaukan di laut. Dalam mencurahkan tenaga kerjanya suami dihadapkan pada pilihan untuk melakukan kegiatan melaut atau nonmelaut. Apabila suami melakukan kegiatan melaut maka suami akan mengurangi waktu kerjanya pada kegiatan nonmelaut kompetisi. Semakin tinggi umur suami maka tenaganya akan semakin berkurang, sehingga akan mengurangi curahan kerjanya juga. Apabila suami mempunyai pendidikan yang tinggi, maka suami akan mencoba mencari pekerjaan yang lebih mapan atau paling tidak mempunyai pendapatan yang sudah pasti. Persamaan pencurahan tenaga kerja suami melaut merupakan fungsi dari pendapatan suami melaut, curahan tenaga kerja suami nonmelaut, umur suami, pendidikan suami, jarak daerah penangkapan ikan dari pangkalan pendaratan ikan dan jumlah anggota rumahtangga. Persamaan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut: CRMS = a + a 1 PDMS + a 2 CRNS + a 3 UKS + a 4 EDS + a 5 DPI + a 6 JAR +U 1... Dimana : 1 CRMS = Curahan tenaga kerja suami melaut HOKTahun PDMS = Pendapatan suami melaut RupiahTahun CRNS = Curahan tenaga kerja suami nonmelaut HOKTahun UKS = Umur suami Tahun EDS = Pendidikan suami Tahun DPI = Jarak daerah penangkapan ikan dari pangkalan pendaratan ikan Km JAR = Jumlah anggota rumahtangga Orang Hipotesis paramater estimasi : a 1 , a 5, a 6 0; a 2 , a 3 , a 4

2. Curahan Tenaga Kerja Suami Nonmelaut

O. Reniati 1998 menunjukkan bahwa peluang suami maupun istri untuk bekerja di luar sub sektor perikanan ditentukan oleh berbagai hal antara lain: faktor tingkat pendapatan di luar sektor, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kondisi ekonomi lokal, umur, dan angkatan kerja keluarga. Suami biasanya melakukan kegiatan nonmelaut saat angin ataupun ombak sedang besar, kegiatan nonmelaut suami biasanya adalah sebagai tukang, buruh ataupun tukang ojek. Muhammad 2002 mengatakan bahwa kegiatan melaut pada nelayan buruh pandega mempunyai kontribusi yang besar terhadap pendapatan rumahtangga. Pekerjaan nonmelaut biasanya merupakan pekerjaan kasar yang mengandalkan fisik dari seseorang sehingga semakin bertambah umur suami maka curahan kerjanya akan semakin sedikit. Persamaan pencurahan tenaga kerja suami nonmelaut merupakan fungsi dari pendapatan suami nonmelaut, curahan tenaga kerja anak laki-laki melaut, umur suami dan pendidikan suami. Persamaan tersebut dituliskan sebagai berikut: CRNS = a + a 1 PDNS + a 2 CRML + a 3 UKS + a 4 EDS + U 2 Dimana: ................... ......2 CRNS = Curahan tenaga kerja suami nonmelaut HOKTahun PDNS = Pendapatan suami nonmelaut RupiahTahun CRML = Curahan tenaga kerja anak laki-laki melaut HOKTahun UKS = Umur suami Tahun EDS = Pendidikan suami Tahun Hipotesis paramater estimasi : a 1 , a 2 , a 4 0; a 3

3. Curahan Total Tenaga Kerja Suami