Curahan Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA

12 Alat tangkap yang termasuk ke dalam kelompok payang adalah payang teri atau tongkol boat seine, dogol dan pukat pantai beach seine. Umumnya jaring pada payang terdiri dari kantong, dua sayap, dua tali ris, tali salembar serta pelampung dan pemberat Monintja, 1991 Daerah operasi penangkapan payang biasanya tidak jauh dari pantai dan kedalaman yang relatif dangkal, ini dikarenakan keterbatasan perahu yang digunakan berukuran kecil sehingga tidak dapat dioperasikan pada perairan dengan gelombang besar. Ukuran kapal 3.56 - 5 GT dengan ukuran panjang 9- 12m, lebar 2.5-3m, dan dalam 0.75 - 1m. Tahap-tahap persiapan sampai dengan penangkapan oleh nelayan dengan menggunakan payang. 1. Tahap Persiapan Persiapan yang harus dilakukan nelayan meliputi: persiapan perbekalan bahan bakar, makan dan minum, persiapan peralatan untuk perbaikan jaring yang rusak pada saat ditengah laut, pemasangan mesin motor di kapal, pemasangan pemberat di tali ris serta penataan jaring agar jaring siap dioperasikan. 2. Menentukan daerah penangkapan ikan Dapat ditentukan berdasarkan operasi penangkapan sebelumnya. 3. Setting atau penurunan jaring 4. Pengangkatan jaring

2.2. Curahan Tenaga Kerja

Mangkuprawira 1984 mengkaji alokasi dan kontribusi kerja anggota keluarga di Sukabumi Jawa Barat. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tampak nyata alokasi suami dan istri dalam mencari nafkah dipengaruhi oleh 13 faktor-faktor demografis, ekonomi dan ekologi. Namun faktor imbalan kerja suami dan istri berpengaruh nyata dan positif terhadap alokasi waktu suami dan istri dalam mencari nafkah. Sedangkan pola pengeluaran rumahtangga berhubungan nyata dengan faktor-faktor pendapatan rumahtangga, pendidikan suami, tipe alokasi dan musim. Tingkat partisipasi wanita diduga tergantung pada tiga faktor. Pertama, dalam masyarakat yang tingkat fertilisasinya tinggi sehingga ukuran tenaga kerja normal adalah besar, wanita muda tidak berkarir dan tidak akses pada pendidikan dan pelatihan. Kedua, jika rata-rata tingkat fertilisasi tinggi, fertilisasi menekan aktivitas wanita. Kondisi tenaga kerja anak bisa digunakan sebagai subtitusi bagi bentuk tenaga kerja yang lain, ini bisa timbul pada masyarakat kota maupun desa yang berpenghasilan rendah. Pembatasan penggunaan tenaga kerja anak, akan meningkatkan partisipasi tenaga kerja wanita, yang semestinya disubtitusikan oleh tenaga kerja anak. Oleh karena itu bukan hanya dengan menggalakkan penurunan tingkat kesuburan wanita, tetapi juga perbaikan posisi bersaing wanita dalam pasar tenaga kerja sehingga meningkatkan partisipasi tenaga kerja wanita. Ketiga, aktivitas ekonomi wanita dibatasi oleh aktivitas pemeliharaan anak. Hal ini tergantung ketersediaan tenaga kerja alternatif untuk aktifitas pemeliharaan anak, terutama peluang biaya relatif pemeliharaan anak terhadap pendapatan wanita Standing, 1978. Menurut Susilowati 1992 faktor yang dapat memacu peran perempuan dalam usaha perikanan di Indonesia adalah: 1 faktor sosial: keyakinan agama, ethnis, hubungan kewenangan antara suami istri dalam keluarga, basis usaha produktif keluarga dan aktifitas sosial dalam masyarakat nelayan, 2 faktor 14 ekonomi: kebutuhan, differensiasi akses perempuan atas sumberdaya yang bernilai ekonomi tinggi, permodalan dan arti pendapatan bagi rumahtangga, akses kredit atau kebijakan pemerintah, 3 faktor teknis: perubahan teknologi, keterampilan yang dengan mudah dikuasai dan dilakukan bahan baku lokal dan intensitas penggunaan tenaga kerja yang dibutuhkan, 4 faktor ekologis: musim ikan kondisi lingkungan pantai yang ada, dan 5 faktor lainnya: umur, status perkawinan, curahan waktu yang tersedia, penguasaan aset produktif dan pendapatannya dan tingkat pendidikannya. Para istri dalam rumahtangga nelayan adalah bekerja untuk kegiatan produksi pengolahan dan perdagangan ikan, di samping bekerja pada kegiatan ekonomi yang tidak terkait dengan pemanfaatan nilai tambah komoditi perikanan, seperti tukang, pertanian dan lainnya.

2.3. Pendapatan dan Pengeluaran