Somasi TINJAUAN UMUM PERIKATAN
infrastruktur.
39
Pembiayaan tersebut dilakukan baik oleh Pemerintah Indonesia, Badan Usaha Milik Negara ataupun pihak swasta untuk pengerjaan
infrastruktur misalnya jalan tol, gedung perkantoran, jaringan telekomunikasi dan pembiayaan pembangunan proyek sarana dan prasarana lainnya. Adapula
pihak swasta mengadakan perjanjian build, operate and transfer untuk membangun hotel, cottage maupun mall.
Dalam pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur dengan sistem BOT, pemilik proyek baik itu pemerintah ataupun swasta memberikan
kesempatan kepada investor untuk membangun proyek tersebut. Selanjutnya investor dalam jangka waktu tertentu akan diberikan hak ekslusif, yaitu suatu
konsesi untuk mengelola dan mengambil manfaat ekonomi dari hasil pembangunan proyek tersebut, dengan maksud hasil pengelolaannya sebagai
ganti biaya yang dikeluarkan untuk membangun proyek.
40
Pada akhir jangka waktu konsesi, investor menyerahkan hak pengelolaan dan kepemilikan
proyek tersebut kepada pemilik lahan. Dalam “Laporan Akhir Pengkajian tentang Aspek Hukum Perjanjian Build,
Operate and Transfer” merumuskan definisi perjanjian BOT sebagai berikut:
41
39
Andjar Pachta Wirana, Penelitian Tentang Aspek Hukum Perjanjian Build, Operate and Transfers BOT,
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1995, cet 1, h. 6.
40
Andjar Pachta Wirana, Penelitian Tentang Aspek Hukum Perjanjian Build, Operate and Transfers BOT,
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1995, cet 1, h. 6.
41
Departemen Kehakiman RI, Laporan Akhir Pengkajian Tentang Aspek Hukum Perjanjian Build Operate and Transfer,
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1994, cet 1, h. 3.
a. Perjanjian adalah perikatan yang lahir karena persetujuan berdasarkan
ketentuan Pasal 1233 sampai dengan 1403 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
b. BOT Build Operate Transfer adalah suatu sistem pembiayaan biasanya
diterapkan pada proyek pemerintah berskala besar yang dalam studi kelayakan pengadaan barang dan peralatan, pembiayaan dan pembangunan
serta pengoperasiannya, sekaligus juga penerimaan atau pendapatan yang timbul darinya diserahkan kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu
jangka waktu konsesi diberikan hak mengoperasikan, memeliharanya serta untuk mengambil manfaat ekonominya guna menutup sebagai ganti
biaya pembangunan proyek yang bersangkutan dan memperoleh keuntungan yang diharapkan.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 248KMK-041995 tentang Pemberlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-
Pihak yang Melakukan Kerjasama dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah Build Operate and Transfer menyebutkan dalam Pasal 1 bahwa BOT
adalah: “Bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas
tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah BOT, dan mengalihkan
kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun guna serah berakhir.
”
42
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-06MBU2011, bangun guna serah Build Operate and
TransferBOT adalah kerjasama pendayagunaan aktiva tetap berupa tanah
milik BUMN oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut
42
Keputusan Menteri Keuangan Tentang Pemberlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak- pihak yang Melakukan Kerjasama dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah Build, Operate,
Transfer , No. 248KMK.041995, Pasal 1.
dalam jangka waktu tertentu yang disepakati, untuk selanjutnya tanah beserta bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya diserahkan kepada BUMN
setelah berakhirnya jangka waktu. Dimana yang disebut dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasional BUMN tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.