Perumusan Masalah Latar Belakang Masalah

Bisnis, pada tahun 2013. Terdapat persamaan dalam karya tulis tersebut yaitu sama-sama menganalisa putusan pengadilan. Namun hal yang membedakan antara karya ilmiah tersebut dengan karya ilmiah penulis adalah fokus analisa. Pada karya tulis tersebut membahas perjanjian baku sedangkan penulis membahas perjanjian yang dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak. Selanjutnya analisa pada karya tersebut berfokus pada perbuatan melawan hukum, sedangkan penulis berfokus pada wanprestasi dan keadaan kahar.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

Hukum perikatan ialah hukum yang mengatur akibat hukum yang disebut perikatan, yakni suatu hubungan hukum, yang terletak dalam bidang hukum harta kekayaan, antara dua pihak yang masing-masing berdiri sendiri zelfstandige rechtssubjecten, yang menyebabkan pihak yang satu terhadap pihak lainnya berhak atas suatu prestasi, prestasi mana adalah menjadi kewajiban pihak terakhir terhadap pihak pertama. 4 Subekti menguraikan arti dari kata wanprestasi sebagai berikut: “Apabila si berutang debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan akan dilakukannya, maka dikatakan bahwa ia melakukan wanprestasi. Ia adalah alpa atau lalai atau bercidera janji. Atau juga ia melanggar perjanjian, yaitu apabila ia melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya”. 5 4 Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2007, cet 14, h. 4. 5 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2001, cet. 26, h. 45 Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 470KMK.011994 Tentang Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik Kekayaan Negara, Bangun Guna Serah Build, Operate, Trasfer BOT, adalah: “Pemanfaatan barang milik kekayaan negara berupa tanah oleh pihak lain, dengan cara pihak lain tersebut membangun bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya di atas tanah tersebut, serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian menyerahkan kembali tanah, bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya tersebut beserta pendayagunaannya kepada Departemen Lembaga bersangkutan setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati.” Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas mendefinisikan Perseroan Terbatas sebagai: “Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- undang ini serta peraturan pelaksanaannya ”. Dari batasan yang diberikan tersebut di atas ada lima hal pokok yang dapat kita kemukakan disini: 6 1. Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum; 2. Didirikan berdasarkan perjanjian; 3. Menjalankan usaha tertentu; 4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham; 5. Memenuhi persyaratan undang-undang. 6 Ahmad Yani dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis: Perseroan Terbatas, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, cet 3, h. 7.