Konstruksi Fyke Net PENDAHULUAN

9 6 Jangkar, akibat yang ditimbulkan adalah karang hancur, terbongkar dan patah- patah terutama pada patahan karang yang berserakan jenis karang jari Acropora branching. 7 Berjalan di atas karang, akibat yang ditimbulkan adalah karang hancur dan patah-patah. 8 Penambangan batu karang, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan pondasi terumbu karang. 9 Kapal di perairan dangkal, akibat yang ditimbulkan adalah karang patah. Penyebab utama kerusakan dan penurunan kualitas terumbu karang diduga paling banyak berasal dari penangkapan ikan dengan cara yang merusak, penambangan karang dan sedimentasi Kusen et al, 2000. Selanjutnya dikemukan pula penangkapan ikan dengan cara yang merusak meliputi penggunaan dinamit sebagai alat pengebom, penggunaan sianida sebagai racun, teknik muro-ami dan jaring penangkap ikan merusak contohnya bubu. Pengeboman terumbu karang dengan maksud mendapatkan ikan merupakan praktek yang umum di seluruh laut Indonesia. Sianida sebagai racun sering digunakan untuk menangkap ikan-ikan ornamenta untuk hiasan akuarium laut di banyak wilayah di Indonesia. Kusen et al. 2000 mengemukakan juga bahwa aktivitas kapal dari nelayan dan kegiatan olahraga air serta wisata bahari juga menyebabkan kerusakan terumbu karang, melalui jaring tangkap yang digunakan oleh nelayan, pembuangan jangkar kapal dan aktivitas berjalan-jalan di atas karang yang merupakan hasil dari kegiatan wisata bahari.

2.3 Konstruksi Fyke Net

Fyke net oleh FAO 1975 adalah alat tangkap yang sifatnya menangkap ikan dengan kantong perangkap. Letak kantong terdapat pada bagian tengah, pada sisi kiri dan kanan kantong dilengkapi net leader atau jaring pemandu ikan masuk ke kantong dan terhambat bila ikan akan keluar. Fyke net dapat dioperasikan pada daerah pantai, estuaria bahkan sungai dan danau. Fyke net memiliki prinsip kerja yang sama yaitu memandu ikan masuk ke dalam kantong kemudian tidak dapat keluar lagi Brandt 1985, alat ini terdiri atas 10 2 bagian utama yaitu jaring pemandunet leader NL dan kantongbunt end BE yang berbentuk silinder. Kantong dikonstruksi sedemikian rupa sehingga membentuk kantong dengan diberi pintu masuk akan tetapi ikan tidak mudah keluar terhambat untuk kembali ke perairan bebas FAO 1975. Bukaan kantong fyke net dapat mencapai 2 m dan dapat di buat selektif dengan dipasang menetap dan pasif, sehingga ikan yang tertangkap hanya pada areal disekitar pemasangan. Fyke net dioperasikan secara menetap atau berpindah-pindah pada arus yang kuat dan dipasang pada dasar perairan melalui jangkar, patok atau pemberat lainnya. Proses hauling dilakukan langsung dengan atau tanpa alat secara berkala pada selang beberapa hari. Alat ini berpotensi menghasilkan tangkapan sampingan seperti ikan ukuran juvenil maupun undersized market FAO 1975. Mawardi 1998 memodifikasi bentuk kantong bubu dengan menambahkan sayap dan berdasarkan kategori alat tangkap menurut Brandt 1985 bubu sayap ini tergolong perangkap fish trap dengan nama spesifik basket with wing. Prinsip penggunaan bubu sayap sama dengan fyke net yaitu memandu ikan masuk secara sukarela ke dalam kantong dengan menggunakan sayap dan jaring pemandu meskipun bubu sayap diperuntukkan untuk menangkap ikan karang hias. Selanjutnya Mawardi 1998 membandingkan bubu sayap dengan jaring pemandu dan tanpa jaring pemandu, dilaporkan pemasangan jaring pemandu meningkatkan hasil tangkap ikan hias secara signifikan. Fyke net umumnya menggunakan mesh size 2 inci, 5 feet tinggi, jaring pemandu 150 feet, pada bagian kantong mesh size 1-1,5 inci yang diberi bingkai Schneider Merna 2000. Bentuk bingkai mulut jaring bervariasi berdasarkan daerah pengoperasian, Atar et al. 2002 melaporkan tiga bentuk mulut kantong fyke net dan trap net yang dioperasikan di perairan laguna Beymelek, Antalya, Turki untuk menangkap blue crap Callinectes sapidus Rathbun 1896 yaitu bentuk elipsoid, kotak dan bulat. Collins 1990, membandingkan tiga bentuk mulut dan menunjukkan yang relatif besar menghasilkan tangkapan efektif pada bubu. Wheaton Lawson 1985 menekankan penggunaan bubu yang berukuran besar tidak saja mengurangi laju pelolosan ikan tetapi juga memperbesar kemampuan alat untuk terlihat ikan dan menarik perhatiannya. Selanjutnya hasil tangkapan pada bubu 11 dengan ukuran besar mengurangi hasil tengkapan terluka akibat berusaha meloloskan diri atau kanibalisme Wheaton Lawson 1985. Whitelaw et al. 1991, hasil tangkapan bubu menurun setelah 3 jam soaking time akibat laju kelolosan yang signifikan oleh karena itu disain mulut kantong adalah faktor penentu laju kelolosan ikan.

2.4 Pengoperasian Fyke Net