Kriteria Keramahan Alat Tangkap Ikan

12 apel, dan daging ikan mas efisiensi penangkapannya dengan fyke net sebesar 20.3, 11.2, 7.4 and 7.1 dibanding dengan tanpa umpan. Perbedaan disain dan mesh size fyke net telah diuji coba menangkap sidat Anguilla sp oleh Chisnall West 1996 di Danau Waahi-New Zealand, dalam percobaannya mengunakan 3 jenis fyke net dengan;1 fyke net besar ukuran 4 m leadernet, 7 m kantong dan mesh size bujur sangkat sangat halus yaitu 0,5 mm;2 fyke net kecil dengan mesh size 0,5 mm;3 fyke net mesh size 20 mm dengan bukaan mulut berbentuk D. Hasil percobaan menunjukkan fyke net besar menangkap sidat 4,7 dan 7,6 kali lebih banyak fyke net kecil dan fyke net mulut berbentuk D, fyke net besar juga menyajikan data standard teknik penangkapan sidat yang menangkap semua sebaran ukuran sidat.

2.4. Kriteria Keramahan Alat Tangkap Ikan

Kriteria keramahan suatu alat tangkap ikan dikemukakan oleh Monintja 2000 yang diacu Arifin 2008 yaitu: 1 selektivitas alat tangkap, 2 dampak kepada habitat, 3 kualitas ikan tangkapan, 4 dampak bahaya bagi nelayan, 5 dampak produk hasil tangkapan pada konsumen, 6 hasil tangkapan sampingan by-catch, 7 dampak kepada biodiversitas, 8 dampak pada ikan yang dilindungi, dan 9 dapat diterima secara sosial. Selanjutnya Monintja 2000 yang diacu Arifin 2008 menguraikan secara rinci penilaian 1sampai dengan 4 untuk setiap kriteria sebagai berikut: 1 Selektivitas alat tangkap 1.1. menangkap ikan lebih dari 3 spesies dengan variasi ukuran yang berbeda jauh. 1.2. menangkap ikan 3 spesies atau kurang dengan variasi ukuran yang berbeda jauh. 1.3. menangkap ikan kurang dari 3 spesies dengan variasi ukuran yang relatif seragam. 1.4. menangkap ikan 1 spesies dengan variasi ukuran yang relatif seragam. 2 Dampak kepada habitat 2.1. kerusakan habitat luas 2.2. kerusakan habitat sempit 13 2.3. kerusakan habitat sebagaian pada wilayah sempit 2.4. Aman bagi habitat 3 Kualitas ikan tangkapan 3.1. Ikan mati dan busuk 3.2. Ikan mati, segar dan cacat fisik 3.3. Ikan mati dan segar 3.4. Ikan hidup 4 Dampak bahaya bagi nelayan 4.1. Kematian pada nelayan 4.2. Cacat permanen pada nelayan 4.3. Gangguan kesehatan sementara pada nelayan 4.4. Aman pada nelayan 5 Dampak produk hasil tangkapan pada konsumen 5.1. produk hasil tangkapan menyebabkan kematian pada konsumen. 5.2. produk hasil tangkapan menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen. 5.3. produk hasil tangkapan relatif aman pada konsumen 5.4. produk hasil tangkapan aman pada konsumen 6 Hasil tangkapan sampingan by-catch 6.1. hasil tangkapan sampingan beberapa tidak laku di pasar 6.2. hasil tangkapan sampingan beberapa laku di pasar 6.3. hasil tangkapan sampingan kurang dari 3 spesies laku di pasar 6.4. hasil tangkapan sampingan kurang dari 3 spesies harganya tinggi 7 Dampak biodiversitas 7.1. Menyebabkan kematian semua biota dan merusak habitat 7.2. Menyebabkan kematian beberapa biota dan merusak habitat 7.3. Menyebabkan kematian beberapa biota dan tidak merusak habitat 7.4. Aman bagi biodiversitas 8 Dampak pada ikan yang dilindungi 8.1. Ikan yang dilindungi sering tertangkap 8.2. Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap 8.3. Ikan yang dilindungi pernah tertangkap 14 8.4. Ikan yang dilindungi tidak tertangkap 9 Dapat diterima secara sosial 9.1. Biaya investasi murah 9.2. Menguntungkan 9.3. Tidak bertentangan dengan budaya 9.4. Tidak bertentangan dengan peraturan setempat. 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2009 bertempat di perairan sekitar desa Parak kecamatan Bontomanai Kabupaten Selayar, Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi pemasangan alat tangkap berada pada kisaran posisi 6º05’21” sampai 6º05’24” LS dan 120º23’24” sampai 120º23’54” BT. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

3.2 Alat dan Bahan