Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Kerangka Pemikiran

4

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Memodifikasi bagian-bagian fyke net yang dapat meningkatkan hasil tangkapan yang diinginkan. 2 Menentukan efektivitas fyke net modifikasi untuk menangkap ikan target 3 Menganalisis ikan hasil tangkapan fyke net modifikasi terkait dengan aspek keramahan alat tangkap.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi nelayan sebagai alat tangkap dan metode alternatif penangkapan ikan karang yang dapat menekan kerusakan karang oleh praktek penggunaan sianida dan bahan peledak. Penelitian ini juga diharapkan menunjang pengelolaan perikanan yang berkelanjutan melalui hasil tangkapan ikan hidup dengan mutu lebih baik dan selektif sehingga dapat menekan bycacth dan eksploitasi ukuran ikan karang yang belum memijah. Aspek ilmiah dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan informasi bagi pengembangan penelitian lebih lanjut tentang modifikasi bagian lain fyke net untuk dapat lebih mengoptimalkan hasil tangkapan ikan karang ekonomis.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1 Fyke net modifikasi meningkatkan jumlah tangkapan ikan target. 2 Metode pengoperasian fyke net tidak merusak karang. 3 Hasil tangkapan bervariasi berdasarkan jenis dan ukuran dengan dominasi ikan karang ekonomis.

1.6 Kerangka Pemikiran

Fyke net memiliki prinsip kerja yaitu memandu ikan masuk ke dalam kantong kemudian tidak dapat keluar lagi, alat tangkap ini terdiri atas 2 bagian utama yaitu jaring pemandunet leader NL dan kantongbund end BE yang berbentuk silinder. Kantong dikonstruksi sedemikian rupa diberi pintu masuk sehingga ikan tidak mudah keluar dan terhambat untuk kembali ke perairan bebas FAO 1975. Kantong kemudian dimodifikasi sehingga bekerja seperti bubu. 5 Modifikasi fyke net dilakukan pada bagian mulut kantong yang sangat menentukan kemampuan ikan tertangkap atau meloloskan diri. Modifikasi mulut kantong dilakukan dengan membuat disain yang diberi bingkai dan rigi-rigi Gambar 1. High Ellis 1973 melaporkan disain mulut berbingkai ini dipasangkan pada bubu dan menunjukkan hasil tangkapan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan bubu dengan mulut yang seluruhnya dari jaring tanpa bingkai. Selanjutnya High Ellis 1973 memodifikasi bingkai dengan menambahkan rigi-rigi yang menunjukkan penurunan kelolosan ikan. Metode pengoperasian fyke net modifikasi dalam penelitian ini dilakukan pada daerah bagian luar koloni terumbu karang sehingga diharapkan dapat menjaga konsistensi terumbu karang dari kerusakan. Metode ini digunakan berdasarkan sifat ikan target adalah jenis ikan-ikan karang yang aktif dan mencari makan diluar terumbu karang dan kembali lagi ke terumbu karang setelah mencari makan. Serta memanfaatkan sifat ikan yang mencari makan pada saat pasang naik dan kembali ke tempat semula pada saat surut. Jenis-jenis hewan yang diharapkan menjadi target tangkapan berdasarkan sifat tersebut diatas adalah ikan krapu, lencam, kakap merah, lobster dan lain-lain. Berlandaskan pada uraian ini maka dirancang alat tangkap dan metode alternatif yang dapat dijadikan rujukan untuk eksploitasi sumberdaya ikan karang yang ramah lingkungan. Uraian pada kerangka teoritis tersebut diatas kemudian disusun menjadi kerangka pemikiran penelitian Gambar 2. 60 cm 40 cm 36 cm 12 cm 12 cm 12 cm Keterangan : A. Bingkai dengan rigi-rigi ukuran dalam cm B. Bingkai dengan rigi-rigi yang telah terpasang pada mulut fyke net A B Gambar 1. Disain mulut kantong yang diberi bingkai dan rigi. 6 Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian Perbaikan Metode Pengoperasian Pembuatan disain dan konstruksi alat tangkap alternatif Modifikasi fyke net Pemanfaatan arus pasang-surut mulut kantong Ruaya pasang-surut ikan, mencari shelter dan feeding ground tangkapan Selektif Setting alat diluar koloni karang Rekomendasi disain dan metode pengoperasian yang ramah lingkungan Pengunaan kantong pasir pengganti jangkar Stabilitas alat Penggunaan sayap dengan serambi Peningkatan catchability Konsistensi ekologis terumbu karang Potensi Sumberdaya ikan karang di kabupaten Selayar Responsible fishing pada terumbu karang di kabupaten Selayar Penggunaan Metoda dan Alat tangkap Alternatif 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Adrim 1995 mengklasifikasi ikan karang kedalam beberapa jenis: 1 ikan target; ikan yang menjadi tujuan penangkapan seperti jenis Serranidae krapu, Lutjanidae kakap, Lethrinidae lencam. 2 ikan indikator; ikan yang keberadaannya menjadi penanda tingkat kesuburankerusakan karang seperti jenis Chaetodontidae kepe-kepe, kambing-kambing, anjel. 3 ikan kategori utama, ikan yang peranan utama sebagai komponen rantai makanan dan belum diketahui fungsi dan peran lebih jauh pada karang, jenis ini termasuk Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae, Labridae, Mullidae dan Apogonidae. Ikan karang di Taman Laut Nasional Taka Bonerate kabupaten Selayar, terdiri atas rasio antara ikan mayor, indikator dan target dengan perbandingan 9 : 1 : 4 Husain, 2000. Jompa et al. 2000 mengemukakan keberadaan ikan karang pada daerah reef top umumnya terdapat jenis ikan wrasse tanda Halichoeres chloropterus Labridae, ikan betok biru Pomacentrus pavo Pomacentridae, beberapa jenis ikan kakatua Scarus sp. Scaridae, dan ikan Lencam Bidadari Pentapodus sp. Nemipteridae. Sementara pada reef edge umumnya adalah ikan betok cagak Chromis ternatensis dan ikan sersan Amblyglyphidodon curacao Pomacentridae, jenis ikan kakatua Scarus dimidiatus dan S. capistratoides Scaridae, serta ekor kuning dan pisang-pisang Caesio sp Caesionidae. Migrasi ikan karang menurut Spotte 1992 ada 3 macam, yaitu: 1 Migrasi vertikal, jenis ikan karang dengan sifat sebagai pemakan plankton di dan bermigrasi ke sekitar permukaan pada siang hari dan kembali ke karang pada malam hari. 2 Migrasi horizontal, jenis ikan karang herbivor dengan sifat menjelajah secara horizontal di sekitar karang memakan alga dan tumbuhan, jenis ini adalah Achanturidae, Scaridae. 3 Migrasi horizontal keluar terumbu karang, jenis ikan predator dan aktif makan pada malam hari dan kembali lagi ke karang pada saat tidak aktif makan, jenis 8 ini adalah Anthrinidae, Haemulidae, Lutjanidae, Serranidae, Mulidae dan Clupeidae. Migrasi harian ikan karang terjadi pada siang hari dan malam hari, jenis ikan herbivor kebanyakan aktif makan pada siang hari sedangkan ikan predator adalah ikan yang aktif pada malam hari Hobson, 1973 yang diacu Versteegh, 2003. Menurut Furevik 1994, mengemukakan beberapa alasan ikan menemukan bubu selain menyusuri keberadaan umpan adalah: 1 gerakan acak, 2 menjadikan bubu sebagai tempat berlindung sementara atau tetap, 3 sifat ingin tahu ikan, 4 adanya perilaku kompetisi intra spesies. Keberadaan ikan karang menurut Holzman et al 2007, ikan karang umunya berenang pada kisaran kurang dari 2 m disekitar dasar perairan terumbu karang. Beberapa fase tingkah laku ikan terhadap bubu menurut Furevik 1994 adalah: 1fase arousal; 2fase location; 3fase nearfield; 4fase ingress; 5fase inside ; dan 6fase escape.

2.2 Eksploitasi Sumberdaya Ikan Karang