8 ini adalah Anthrinidae, Haemulidae, Lutjanidae, Serranidae, Mulidae dan
Clupeidae. Migrasi harian ikan karang terjadi pada siang hari dan malam hari, jenis
ikan herbivor kebanyakan aktif makan pada siang hari sedangkan ikan predator adalah ikan yang aktif pada malam hari Hobson, 1973 yang diacu Versteegh,
2003. Menurut Furevik 1994, mengemukakan beberapa alasan ikan
menemukan bubu selain menyusuri keberadaan umpan adalah: 1 gerakan acak, 2 menjadikan bubu sebagai tempat berlindung sementara atau tetap, 3 sifat
ingin tahu ikan, 4 adanya perilaku kompetisi intra spesies. Keberadaan ikan karang menurut Holzman et al 2007, ikan karang umunya berenang pada kisaran
kurang dari 2 m disekitar dasar perairan terumbu karang. Beberapa fase tingkah laku ikan terhadap bubu menurut Furevik 1994
adalah: 1fase arousal; 2fase location; 3fase nearfield; 4fase ingress; 5fase inside
; dan 6fase escape.
2.2 Eksploitasi Sumberdaya Ikan Karang
Sukmara et al. 2001 mengemukakan jaenis kegiatan yang berpotensi merusak terumbu karang adalah:
1 Bom, akibat yang ditimbulkan adalah karang mati, terbongkar dan patah- patah, tersebar berserakan dan hancur menjadi pasir, meninggalkan bekas
lubang pada terumbu karang. 2 Racunpotas, akibat yang ditimbulkan adalah karang mati dan berubah
menjadi putih, meninggalkan bekas patahan karang yang banyak karena nelayan mengambil ikan yang tersenbunyi di balik terumbu karang.
3 Trawl, akibat yang ditimbulkan adalah karang mati, terbongkar dan patah- patah.
4 Jaring dasar, akibat yang ditimbulkan adalah karang stress dan patah-patah 5 Bubu, akibat yang ditimbulkan adalah karang mati, terbongkar dan patah-
patah, terdapat bongkahan karang mati dan menumpuk pada beberapa tempat terutama karang kepala jenis Porites.
9 6 Jangkar, akibat yang ditimbulkan adalah karang hancur, terbongkar dan patah-
patah terutama pada patahan karang yang berserakan jenis karang jari Acropora branching.
7 Berjalan di atas karang, akibat yang ditimbulkan adalah karang hancur dan patah-patah.
8 Penambangan batu karang, akibat yang ditimbulkan adalah penurunan pondasi terumbu karang.
9 Kapal di perairan dangkal, akibat yang ditimbulkan adalah karang patah. Penyebab utama kerusakan dan penurunan kualitas terumbu karang diduga
paling banyak berasal dari penangkapan ikan dengan cara yang merusak, penambangan karang dan sedimentasi Kusen et al, 2000. Selanjutnya
dikemukan pula penangkapan ikan dengan cara yang merusak meliputi penggunaan dinamit sebagai alat pengebom, penggunaan sianida sebagai racun,
teknik muro-ami dan jaring penangkap ikan merusak contohnya bubu. Pengeboman terumbu karang dengan maksud mendapatkan ikan merupakan
praktek yang umum di seluruh laut Indonesia. Sianida sebagai racun sering digunakan untuk menangkap ikan-ikan ornamenta untuk hiasan akuarium laut di
banyak wilayah di Indonesia. Kusen et al. 2000 mengemukakan juga bahwa aktivitas kapal dari nelayan
dan kegiatan olahraga air serta wisata bahari juga menyebabkan kerusakan terumbu karang, melalui jaring tangkap yang digunakan oleh nelayan,
pembuangan jangkar kapal dan aktivitas berjalan-jalan di atas karang yang merupakan hasil dari kegiatan wisata bahari.
2.3 Konstruksi Fyke Net