2. Keadaan Guru
Guru yang mengajar di MTs Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor berjumlah 10
orang. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2
Keadaan Guru MTs Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor
No Nama
Pendidikan Akhir Bidang IlmuJurusan
1 Romli, S.Pd
S1 Kepala Madrasah
2 Nurseha, S.Pd
S1 Geografi
3 Taufiq, S.Pd
S1 Akidah Akhlak
4 Nurlaitul Wahidah,
S.Ag S1
Al- Qur’an Hadits
5 Husnul Khotimah,
S.Pd.I S1
Fiqih
6 Muhammad Iqbal,
S.Pd S1
Komputer
7 Z. Bachrul Alam
D3 Matematika
8 Sofiana, S.Pd
S1 Bahasa Arab
9 Nurul Prihatini,
S.Pd S1
PPKN
10 Eli Ermawati, S.Pd.I
SMK Bahasa Inggris
11. Ahmad, S.Pd S1
Bahasa Indonesia 12 Leni Astuti, SE
S1 Ekonomi
13 Mustapa, SH S1
Bahasa Indonesia 14 Ismail, S.Pd.I
S1 IPS Sejarah
15 Amiroh, S.Pd S1
Fisika 16 Husein
Akbar, S.Pd.I
S1 Biologi
17 Abdul Rosid, S.Pd S1
Sejarah Kebudayaan
Islam
18 Hatta, SH S1
Seni Budaya 19 Deddy, SE
S1 Penjaskes
20 Halimatussa’diyah,
S.Kom S1
Kimia
Dari data di atas dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan tenaga pengajar di
MTS Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor adalah mayoritas S1. Hal ini sesuai dengan tuntutan tenaga pengajar untuk tingkat MTS harus memiliki ijazah
Sarjana. 3.
Keadaan Siswa Mengenai keadaan siswa ditinjau dari kuantitas siswa
MTS Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor keseluruhan berjumlah 216 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki
dan perempuan, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 3.3
Siswa
Kls Siswa Awal Bln
Siswa Mutasi Siswa Akhir Bln
Masuk Keluar
L P
Jml L
P Jml L P Jml
L P
Jml I
20 12
32 -
- -
- - -
20 12
32 27
- 27
- -
- 1 -
1 26
- 26
25 13
38 -
- -
- - -
25 13
38 14
- 14
- -
- - -
- 14
- 14
II 32
10 42
- -
- - -
- 32
10 42
23 -
23 -
- -
1 - 1
22 -
22 III
14 15
29 -
- -
- - -
14 15
29 13
- 13
- -
- - -
- 13
- 13
Juml ah
168 50
218 -
- -
2 - 2
166 50
216
Alur penanganan siswa bermasalah di MTS Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor
dapat dilihat dari gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur Penanganan Siswa Bermasalah
4. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
“Lulusan MTS Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor mampu berdaya saing dalam menghadapi era globalisasi, serta mampu beradaptasi dengan
perkembangan ilmu dan teknologi” b.
Misi 1
Mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel dan berwawasan global, berdasarkan iman dan taqwa serta budi pekerti luhur.
2 Mengintegrasikan pendidikan yang berwawasan mutu dan
keunggulan profesi serta berorientasi masa depan. 3
Mewujudkan pelayanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah dan masyarakat.
Tidak Selesai
Kepala Sekolah Wa.KepSek Bidang Kesiswaan
Staff Wa.KepSek Bid. KesiswaanPembina
Wali Kelas Guru
Siswa BermasalahLanggar Tata Tertib Guru Piket
BPBK
4 Mengembangkan iklim belajar berakar pada norma dan nilai budaya
bangsa Indonesia serta mengembangkan materi pembelajaran sesuai kebutuhan dan perkembangan IPTEK.
5 Menghasilkan lulusan yang berkarakter baik, cerdas, terampil dan
profesional serta
dapat mengembangkan
diri secara
berkesinambungan.
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang ingin diteliti penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena menurut peneliti untuk memberikan
pemahaman secara mendalam tidak cukup penelitian ini hanya mengandalkan data statistik atau data kuantitatif semata, karena penomena yang menyangkut prilaku
harus diamati secara mendalam dan holistik. Oleh sebab itu pendekatan kualitatif diyakini memberikan gambaran dan jawaban terhadap apa yang diharapkan
peneliti dalam memahami fenomenologi tersebut. “Pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
”. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan situasi apa adanya tentang gejala atau keadaan dari hasil temuan di lapangan. Data yang dikumpulkan lebih
banyak berupa kata- kata atau gambar bukan berupa angka atau statistika. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam peneletian ingin membuktikan dugaan tetapi
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, cet, 11, h. 2
tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memperoleh berbagai jenis data sebagai mana yang terjadi di
lapangan, dalam hal ini adalah MTs Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara atau interview, pengamatan dan dokumentasi. Mengenai teknik pengumpulan data pada
penelitian ini, dapat dilihat pada gambar sebagai beikut: Gambar 3.2
Macam Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh Pewawancara Interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara Informan.
Teknik ini dilakukan dengan cara dialog face to face atau calling untuk mengetahui informasi yang mendalam. Dalam hal ini pewancara memakai
“wawancara tak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan ”.
2
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan RD, Bandung: CV. Alfabeta, 2009, Cet. VIII, h. 233.
Observasi Wawancara
Dokumentasi Macam Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui seputar masalah pembelajaran akidah akhlak dan siswa kelas VIII di
MTs Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor. Kepada beberapa orang informan diantaranya Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Para Guru bidang Studi, rekan Guru bidang studi untuk memperoleh informasi seputar masalah akhlak Siswa dan
pembelajaran akidah akhlak. Wawancara tersebut menggunakan wawancara semi terstruktur. Dengan
panduan yang dipertanyakan seputar masalah kepemimpinan, tanggung jawab, kematangan emosi, sosialisasi diri, disiplin, kerjasama, kreativitas dan
inovasi, cara berbusana dan etiket, kebersihan, dan intensitas bimbingan. b.
Observasi “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang di teliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila: Pertama, sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, direncanakan
dan dicatat secara sistematis. Dan ketiga, dapat dikontrol keandalannya dan kesahihannya
”. “Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses
yang diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucap, bagaimana teori digunakan langsung dan sudut pandang
responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survei ”.
Pada tahap ini, peneliti mengamati langsung dan mencatat informasi yang peneliti temukan seputar pembelajaran akidah akhlak dan akhlak siswa kelas
VIII di MTS Ma’arif Sabiilul Hudaa. Dengan panduan yang di observasi
seputar masalah kepemimpinan, tanggung jawab, kematangan emosi, sosialisasi diri, disiplin, kerjasama, kreativitas dan inovasi, cara berbusana
dan etiket, kebersihan, dan intensitas bimbingan. Menurut Spradley yang dikutip oleh Sugiyono bahwa tahapan observasi
ada tiga tahap, yaitu: 1 observasi deskriptif, 2 observasi terfokus, dan 3 observasi terseleksi.
3
3
Sugiyono, ibid., h. 230.