Umur Jenis Kelamin Pendidikan

40

5.4. Tindakan Penentuan Kecacatan Tabel

5.3 Distribusi Tindakan Penentuan Kecacatan pada semua Puskesmas di Kabupaten Samosir tahun 2007

No Tindakan Penentuan Kecacatan f 1 Baik 11 33.3 2 Kurang Baik 20 60.6 3 Tidak Baik 2 6.1 Jumlah 33 100 Dengan melihat tabel datas, dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tindakan penentuan kecacatan yang baik ada 11 orang 33,3, kurang baik 20 orang 60,6, dan tidak baik 2 orang 6,1.

5.5. Analisa Statistik

Dari data yang diperoleh, maka dilakukan suatu analisa, adapun data yang dianalisa adalah sebagai berikut umur, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, pelatihan, pengetahuan dan sikap untuk dapat melihat hubungannya dengan tindakan penentuan kecacatan.

5.5.1. Umur

Tabel 5.4. Hubungan Umur Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Semua Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007 Umur tahun f f f 1 30 0.00 10 100.00 0.00 10 100.00 2 30 ‐ 40 5 41.67 5 41.67 2 16.67 12 100.00 3 40 6 54.55 5 45.45 0.00 11 100.00 No Tindakan Penentuan Kecacatan Jumlah Baik Kurang Baik Tidak Baik x² = 12.256 df = 4 p = 0,016 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada umur 30, tindakan penentuan kecacatan kurang 10 orang100. Untuk umur 30-40 tahun, tindakan penentuan Universitas Sumatera Utara 41 kecacatan baik sebanyak 5 orang41,67, tindakan penentuan kecacatan kurang 5 orang41,67, tindakan penentuan kecacatan tidak baik 2 orang16,67, sedangkan pada umur 40, tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 6 orang54,55, tindakan penentuan kecacatan kurang 5 orang45,45. Hasil uji statistik menunjukkan p 0,05 ,Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa umur responden ada hubungan yang bermakna dengan tindakan penentuan kecacatan pada penderita kusta.

5.5.2. Jenis Kelamin

Tabel 5.5. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Semua Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007 Jenis Kelamin f f f 1 Laki ‐laki 6 33.33 11 61.11 1 5.56 18 100.00 2 Perempuan 5 33.33 9 60.00 1 6.67 15 100.00 No Tindakan Penentuan Kecacatan Jumlah Baik Kurang Baik Tidak Baik x² = 0.018 df = 2 p = 0,991 Pada tabel 5.5. dapat dilihat bahwa pada laki-laki, tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 6 orang33,33, tindakan penentuan kecacatan kurang 11 orang61,11, tindakan penentuan kecacatan tidak baik 1 orang5,56. Untuk perempuan tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 5 orang33,33, tindakan penentuan kecacatan kurang 4 orang33,33, tindakan penentuan kecacatan tidak baik 1 orang8,33, Hasil uji statistik dengan p0,05 ,Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa jenis kelamin responden tidak ada hubungan dengan tindakan penentuan kecacatan pada penderita kusta. Universitas Sumatera Utara 42

5.5.3. Pendidikan

Tabel 5.6. Hubungan Pendidikan Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Semua Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007 f f f 1 SLTP 2 40.00 3 60.00 0.00 5 100.00 2 SLTA 8 44.44 9 50.00 1 5.56 18 100.00 3 D III 1 10.00 8 80.00 1 10.00 10 100.00 No Pendidikan Jumlah Baik Kurang Baik Tidak Baik Tindakan Penentuan Kecacatan x² = 3.888 df = 4 p = 0,421 Merujuk pada tabel 5.6. dapat dilihat bahwa responden dengan pendidikan SLTP, tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 2 orang40, tindakan penentuan kecacatan kurang 3 orang60. Untuk SLTA, tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 8 orang44,44, tindakan penentuan kecacatan kurang 9 orang50, tindakan penentuan kecacatan tidak baik 1 orang5,56, sedangkan DIII, tindakan penentuan kecacatan baik sebanyak 1 orang10, tindakan penentuan kecacatan kurang 8 orang80, tidak baik 1 orang10. Hasil uji statistik menunjukkan p0,05, Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan responden tidak ada hubungan yang bermakna dengan tindakan penentuan kecacatan. Universitas Sumatera Utara 43

5.5.4. Lama Bekerja