53
tentang penyakit kusta. Hasil uji statistik terdapat p= 0.012 yang berarti ada hubungan bermakna antara pelatihan dengan tindakan responden.
6.2.6. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan
Gambar 6.6. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan
Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa responden yang berpengetahuan baik, dalam penentuan kecacatan pada penderita kusta juga sudah baik, dimana kita lihat
dari 14 orang responden yang berpengetahuan baik, responden yang bertindak penentuan baik ada sebanyak 9 orang 64,29, penentuan kecacatan kurang baik
sebanyak 3 orang 21,43, tindakan penentuan tidak baik sebanyak 2 orang 14,29. Untuk responden yang pengetahuannya kurang baik, penentuan kecacatan
baik sebanyak 2 orang 10,53, penentuan kecacatan kurang baik sebanyak 13 orang 68,42 dan penentuan kecacatan tidak baik sebanyak 4 orang 21,05. Dari
hasil analisa statistik p=0,001 yang berarti Ho ditolak. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan responden mempunyai hubungan yang bermakna dengan
Universitas Sumatera Utara
54
tindakan penentuan kecacatan pada penderita kusta.Ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo, 2003 bahwa setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek
pengetahuan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia melaksanakan atau memperaktekkan apa
yang diketahui atau yang dinilai baik. Inilah yang disebut praktektindakan, dimana dalam penelitian ini praktektindakan ini adalah penentuan kecacatan pada penderita
kusta.
6.2.7. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Responden
Gambar 6.7. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan
Dari gambar 6.7. dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai sikap baik dengan tindakan penentuan kecacatan baik ada sebanyak 1 orang 50, kurang baik
sebanyak 1 orang 50, sedangkan responden yang sikap kurang baik dengan penentuan kecacatan baik sebanyak 1 orang 7,69, kurang baik sebanyak 11 orang
84,62, tidak baik sebanyak 1 orang 7,69. Untuk responden yang bersikap tidak
Universitas Sumatera Utara
55
baik dengan penentuan kecacatan kurang baik sebanyak 8 orang 44,44 dan tidak baik sebanyak 10 orang 55,56. Hasil uji statistik p=0,004 yang berarti Ho
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden mempunyai hubungan dengan tindakan penentuan kecacatan pada penderita kusta. Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Oleh karena itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan
dengan pengetahuan kesehatan Notoatmodjo, 2003, dimana responden yang berpengetahuan baik akan lebih bersikap lebih baik dan akan bertindak dalam
penentuan kecacatan pada penderita kusta yang lebih baik pula.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN