43
5.5.4. Lama Bekerja
Tabel 5.7. Hubungan Lama Bekerja Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Semua Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007
Lama Bekerja
tahun f
f f
1 3
12 85.71
2 14.29
14 100.00
2 3
‐ 5 9
52.94 8
47.06 0.00
17 100.00
3 5
2 100.00
0.00 0.00
2 100.00
No Jumlah
Baik Kurang
Baik Tidak
Baik Tindakan
Penentuan Kecacatan
x² =
19.179 df =
10 p
= 0,038
Sesuai dengan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa responden yang bekerja 3 tahun, penentuan kecacatan kurang 12 orang85,71, penentuan kecacatan tidak baik 2
orang14,29. Untuk 3-4 tahun, penentuan kecacatan baik sebanyak 9 orang52,94, penentuan kecacatan kurang 8 orang47,06. Hasil uji statistik
dengan p0,05. Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa lama bekerja responden mempunyai hubungan dengan penentuan kecacatan.
5.5.5. Pelatihan
Tabel 5.8. Hubungan Pelatihan Dengan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Semua Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007
f f
f 1
Sudah 7
70.00 3
30.00 0.00
10 100.00
2 Belum
4 17.39
17 73.91
2 8.70
23 100.00
No Pelatihan
Jumlah Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Tindakan Penentuan Kecacatan
x² =
8.874 df
= 2
p =
0,012 Tabel 5.8. menunjukkan bahwa responden yang sudah pelatihan, tindakan
penentuan kecacatan baik sebanyak 7 orang70, tindakan penentuan kecacatan kurang 3 orang30. Untuk yang belum, tindakan penentuan kecacatan baik
sebanyak 4 orang17,39, tindakan penentuan kecacatan kurang ada sebanyak 17 orang73,91, tindakan penentuan kecacatan tidak baik 2 orang8,70.
Universitas Sumatera Utara
44
Hasil uji statistik dengan p0,05, Ho ditolak. Hal ini dapat dikatakan bahwa pelatihan responden mempunyai hubungan dengan tindakan penentuan kecacatan.
5.5.6. Pengetahuan
Tabel 5.9. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Penentuan Kecacatan Penderita Kusta Pada Puskesmas di Kabupaten Samosir Tahun 2007
f f
f 1
Baik 9
64.29 3
21.43 2
14.29 14
100.00 2
Kurang Baik
2 10.53
13 68.42
4 21.05
19 100.00
No Pengetahuan Tindakan
Penentuan Kecacatan Jumlah
Baik Kurang
Baik Tidak
Baik
x² = 23,277 df = 4
p = 0,001 Pada tabel 5.9, dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik
dan perilaku penentuan kecacatan baik sebanyak 9 orang 64,29, penentuan kecacatan penderita kurang baik sebanyak 3 orang 21,43, perilaku penentuan
kecacatan tidak baik sebanyak 2 orang 14,29. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang baik yang perilaku penentuan kecacatan baik sebanyak 2
orang 10,53, kurang baik sebanyak 13 orang 68,42, tidak baik sebanyak 4 orang 21,05. Dari hasil analisa statistik p0,05, yang berarti Ho ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa pengetahuan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku penentuan kecacatan pada penderita kusta.
Universitas Sumatera Utara
45
5.5.7. Sikap