Konsep Perilaku Perilaku Kesehatan

27

2.9.2. Tujuan Program Jangka Pendek

Tujuan program kusta adalah menurunkan angka kesakitan penyakit kusta menjadi kurang dari 110.000 penduduk secara nasional pada tahun 2005, sehingga tidak lagi jadi masalah kesehatan masyarakat. 13

2.9.3. Kebijaksanaan

a Pelaksanaan program kusta diintegrasikan dalam kegiatan puskesmas b Penderita kusta tidak boleh diisolasi c Pengobatan kusta dengan MDT sesuai dengan rekomendasi WHO diberikan secara gratis. 13

2.10. Konsep Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Dan yang dimaksud dengan perilaku pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berbicara, berjalan, menangis, tertawa, bekerja, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. 18 Universitas Sumatera Utara 28

2.11.. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan 2.11.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan manusia banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, terutama pengetahuan umum yang sangat bermanfaat untuk keperluan manusia sehari-hari. Setiap orang akan mempergunakan pengetahuan namun tidak tahu benar akan seluk beluk pengetahuan itu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. 18

2.11.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belu merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. 18 Universitas Sumatera Utara 29

2.11.3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak-pihak lain. Selanjutnya tingkat-tingkat tindakan secara teoritis adalah : 1. Persepsi perception, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respon terpimpin guided respons, dalam melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik indikator tingkat dua. 3. Mekanisme mechanism, apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat ketiga. 4. Adaptasi adaptation, merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang baik, artinya tindakan ini sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau beberapa bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. 18 Universitas Sumatera Utara 30

2.12. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia baik bersifat pasif pengetahuan, persepsi dan sikap maupun bersifat aktiftindakan yang nyata practice. Dengan demikian secara lebih terperinci perilaku kesehatan itu meliputi : 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia merespon, baik secara pasif maupun aktif yang dilakukan sehubungan dengan penyakit, dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit.  Perilaku sehubungan de peningkatan dan pemeliharaan kesehatan health promotion behavior  Perilaku pencegahan penyakit health prevention behavior  Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan health seeling behavior  Perilaku pemulihan kesehatan health rehabilitation behavior 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan 3. Perilaku terhadap makanan 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan environmental health behavior Seorang petugas kesehatan berperilaku tertentu dalam mewujudkan keaktifannya disebabkan karena adanya dorongan yang menggerakkan hatinya agar berbuat sesuatu. Dorongan tersebut juga sebagai motif. Pada setiap petugas kesehatan motif dapat berbeda tergantung dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, kebutuhan dan senganbagainya. 1 Universitas Sumatera Utara 31

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 Model Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2 Definisi Operasional Variabel

Sesuai kerangka penelitian maka definisi operasional dari variabel penelitian adalah sebagai berikut :

3.2.1 Variabel Terikat

Tindakan penentuan kecacatan penderita kusta adalah bentuk nyata perlakuan petugas kesehatan dalam mencegah kecacatan pada penderita kusta

3.2.2 Variabel Bebas

Kecacatan adalah cacat yang dialami oleh penderita kusta baik cacat tingkat 0, tingkat 1 dan tingkat 2. Tindakan Penentuan Kecacatan pada penderita kusta Karakteristik Petugas Kusta - Umur - Jenis Kelamin - Pendidikan - Lama bekerja - Pelatihan - Pengetahuan - Sikap Universitas Sumatera Utara