Belanja Modal Hasil Penelitian

Kota Medan tidak mempunyai keunggulan sumber daya alam sehingga prekonomiannya ditopang dari sektor jasa, seperti juga dengan kota-kota besar lain di Indonesia yang perekonomiannya ditunjang oleh sektor jasa, jumlah konsumsi rumah tangga mereka juga sangat tinggi di mana sudah menjadi kebiasaan di dunia bahwa kota-kota besar yang pertumbuhan ekonominya ditunjang oleh sektor jasa cenderung untuk menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi, tetapi selain dari hal tersebut untuk kasus Kota Medan, habisnya pendapatan penduduk untuk konsumsi juga dipicu oleh mahalnya harga harga kebutuhan pokok masyarakat, di mana tingkat kenaikan pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan tingkat kenaikan harga harga kebutuhan pokok masyarakat.

4.1.6. Belanja Modal

Belanja Modal dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni: peralatan, bangunan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni dengan cara membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lain, dan membeli. Pemerintah Kota Medan dalam upaya untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat melakukan penambahan belanja modal dan anggaran langsung untuk dinas-dinas yang memiliki tugas pelayanan kepada masyarakat, seperti di bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur Pemko Medan, 2010. Besarnya belanja modal dari Pemko Medan masih belum berimbang atau masih sangat kecil dibandingkan dengan besarnya belanja pegawai dan belanja pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara barangjasa yang lebih berorientasi kepada kepentingan aparatur, ini memperlihatkan kecilnya keberpihakan APBD Kota Medan terhadap kepentingan publik. Tabel 4.5. Belanja Modal Kota Medan 1991-2008 dalam Milyar Rupiah Tahun BM Persentase Perubahan 1991 11.34 1992 13.76 21.34 1993 15.87 15.33 1994 17.35 9.31 1995 20.90 20.47 1996 21.83 4.47 1997 28.57 30.85 1998 33.38 16.83 1999 42.21 26.46 2000 36.41 -13.74 2001 82.96 127.82 2002 143.11 72.51 2003 198.42 38.65 2004 140.79 -29.04 2005 194.50 38.15 2006 215.68 10.89 2007 435.73 102.03 2008 394.28 -9.51 Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Besarnya Belanja modal yang dikeluarkan oleh pihak Pemko Medan dan pemerintah daerah lainnya di Indonesia sebelum tahun 2004 cenderung salah dalam mengaplikasikan penggunaan belanja modal ini, sebelum tahun 2004 besarnya belanja modal dimasukkan kedalam belanja operasional dan pemeliharaan, sehingga pemanfaatan belanja tersebut sering tidak tepat sasaran utama yaitu bagaimana menciptakan sarana dan prasaran yang bisa memberikan pelayanan kepada penduduk pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara daerah tersebut. Sejak tahun 2004, Pemerintah Indonesia menetapkan agar dalam APBD setiap daerah memisahkan belanja modal dalam sebuah akun tersendiri. Walaupun setiap daerah tiap tahun berusaha untuk menambah belanja modalnya dalam APBD masing-masing daerah, masih terlihat bahwa dana tersebut masih sering salah dalam penggunaannya, di mana dapat kita lihat sering pemakaian belanja modal digunakan untuk proyek-proyek “mencari simpati masyarakat” oleh kepala daerah khususnya kepala daerah yang masih menjabat untuk periode pertama, dan ingin untuk dipilih kembali pada periode kedua, sedangkan untuk kepala daerah yang sudah menjabat dua periode bisanya menggunakan belanja modal sebagai sarana “kenangan” dengan mendirikan sesuatu yang dianggap fantastik modern agar kelak bisa dikenang bahwa dialah pendiri atau pun pemrakarsa berdirinya bangunan tersebut. Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Gambar 4.5. Perkembangan Belanja Modal Kota Medan 1991-2008 100 200 300 400 500 92 94 96 98 00 02 04 06 08 BM Tahun B e la n ja M o d a l m ili a r R u p ia h pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 menunjukkan besarnya belanja modal periode 1991-1999 sangat sedikit sekali jumlahnya karena pada periode tersebut belanja modal masih disatukan pada akun belanja operasional dan belanja pemeliharaaan. Periode krisis ekonomi 1997-1998 belanja modal kota Medan mengalami sedikit penurunan, tetapi periode 2001-2003 mengalami peningkatan dan mengalami penurunan kembali di tahun 2004 di mana mulai diberlakukannya pemisahan belanja modal merupakan akun tersendiri dalam APBD. Periode 2005-2008 belanja modal Kota Medan mengalami peninggkatan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan adanya kecenderungan kepala daerah untuk menggunakan belanja modal tersebut untuk hal-hal yang tersebut di paragrap sebelumnya. Pada akhirnya sampai sekarang ini belanja modal tetap belum bisa dipergunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar mesyarakat dapat memperoleh pelayanan maksimal yang pada ujung ujungnya kelak akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat itu sendiri dan apabila pendapatan masyarakat meningkat tentunya pertumbuhan ekonomi juga akan lebih meningkat.

4.1.7. Tenaga Kerja