2 Pompa
P-01 sd P-12 FC
Mengontrol laju alir keluaran
3 Tangki
Bahan Baku dan Bahan
Pendukung T-01 sd T-07
LI Menunjukkan tinggi cairan
dalam tangki TC
Mengontrol temperatur pada jaket
4 Tangki
Pencampur TM
EHC Mengontrol panas dari listrik
LC Menunjukkan tinggi cairan
dalam tangki TI
Mengamati temperature dari suatu alat
FC Mengontrol laju aliran
5 Cooler
C LC
Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki
TC Mengontrol temperatur
keluaran fluida 6
Separator S
PI untuk menunjukkan tekanan
dalam separator
LC untuk mengontrol tinggi
cairan yang ada di dalam separator dengan mengatur
aliran umpan yang masuk
6.2 KESELAMATAN KERJA PABRIK
6.2.1 Secara Umum
Universitas Sumatera Utara
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan, cacat, ataupun kematian. Keselamatan kerja dan keamanan pabrik merupakan faktor
yang perlu diperhatikan secara serius. Sehubungan dengan bahaya yang dapat timbul dari mesin, bahan baku dan produk, sifat zat serta keadaan tempat kerja harus
mendapat perhatian yang serius sehingga dapat dikendalikan dengan baik untuk menjamin kesehatan karyawan. Sebagai pedoman pokok penanggulangan masalah
keselamatan kerja, pemerintah RI telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja lembaran Negara RI Nomor 13 tahun 2003 Konradus, 2007.
Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu diperhatikan beberapa hal Garanoz, dkk., 1995, yaitu :
a. Sistem pencegahan kebocoran pada tangki penyimpanan bahan kimia beracun
maupun yang bertemperatur tinggi. b.
Sistem penerangan yang cukup dan sistim sirkulasi udara yang baik. c.
Sistem penyimpanan material dan perlengkapan. d.
Sistem pemadam kebakaran pada mesin dan daerah yang rawan kebakaran. Disamping itu terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus
diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik-pabrik kimia, yaitu: a.
Tidak boleh merokok atau makan. b.
Tidak boleh minum minuman keras beralkohol selama bertugas.
6.2.2 Secara Khusus
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sabun Transparan Dari Bahan Baku Campuran Minyak Kelapa Sawit RBDPO Dan Minyak Kelapa VCO ini, usaha-
usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan cara Garanoz, dkk., 1995 dan Sembiring, 2006 :
1. Pencegahan terhadap ledakan dan kebakaran
a. Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti:
power station, laboratorium, dan ruang proses.
Universitas Sumatera Utara
b. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire
station. c.
Fire hydrant ditempatkan di daerah penyimpanan storage, proses, dan perkantoran.
d. Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api
yang relatif kecil. e.
Gas detector dipasang pada daerah proses, penyimpanan storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk
mendeteksi kebocoran gas. f.
Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya.
2. Memakai peralatan perlindungan diri Di dalam pabrik harus disediakan peralatan perlindungan diri, seperti :
a. Pakaian kerja
Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan asbes, pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan
keadaan badan atas terbuka. b.
Sepatu pengaman Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan
panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan. c.
Helm pengaman Helm yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan
perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun
tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor. d.
Sarung tangan
Universitas Sumatera Utara
Apabila menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif maka para operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. e.
Masker Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang
berbahaya, gas beracun, ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup. f.
Tutup telinga ear plug Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap telinga dari kebisingan
suara mesin-mesin produksi.
3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis a.
Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat kegiatan kerja karyawan.
b. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat.
c. Peralatan berbahaya seperti boiler bertekanan tinggi, reaktor bertekanan
tinggi, dan tangki gas bertekanan tinggi harus diberi pagar pengaman.
4. Pencegahan terhadap bahaya listrik a.
Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian skring atau pemutus hubungan arus listrik secara otomatis lainnya.
b. Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak
pabrik sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah. c.
Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi.
d. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang beroperasi
pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus. e.
Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan.
5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan
Universitas Sumatera Utara
a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan
dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan. b.
Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan.
c. Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat
menimbulkan bahaya. d.
Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi.
6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik
Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba, misalnya: menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar
pingsansyok, dan lain sebagainya. Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :
a. Mematikan seluruh kegiatan pabrik baik mesin maupun listrik.
b. Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam
kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi. Keselamatan kerja yang tinggi dapat dipakai dengan penambahan nilai-nilai
disiplin bagi karyawan Garanoz, dkk., 1995 dan Sembiring, 2006, yaitu : a.
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan. b.
Setiap peraturan dan ketentuan yang harus dipenuhi. c.
Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada pimpinan.
d. Setiap karyawan harus saling mengigatkan perbuatan yang dapat menimbulkan
bahaya. e.
Dilakukan kontrol secara periodik terhadap seluruh alat instalansi pabrik oleh petugas perawatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII
UTILITAS
Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya suatu proses produksi. Dalam suatu pabrik, utilitas memegang peranan yang penting.
Karena suatu proses produksi dalam suatu pabrik tidak akan berjalan dengan baik jika utilitas tidak ada. Oleh sebab itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan asam Sabun
Transparan dari minyak kelapa sawit RBDPO dan VCO adalah sebagai berikut: 1.
Kebutuhan uap steam 2.
Kebutuhan air 3.
Kebutuhan listrik 4.
Kebutuhan bahan bakar 5.
Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Uap Steam