Screening Klarifikasi Kebutuhan Air

24. 25. 26. 27. Amoniak NH 3 Timbal Pb Oksigen Terlarut Nitrit Tidak nyata Tidak nyata Tidak nyata Tidak nyata Laporan Baku Mutu Air, Bapedal Sumatera Utara, 2008 Unit Pengolahan Air Kebutuhan air untuk pabrik pembuatan Sabun Transparan dari VCO dan RBDPO diperoleh dari air sungai Deli yang terletak di kawasan pabrik. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Screening 2. Sedimentasi 3. Klarifikasi 4. Filtrasi 5. Demineralisasi 6. Daerasi

7.2.1 Screening

Tahap screening merupakan tahap awal dari pengolahan air. Adapun tujuan screening adalah Degremont, 1991: - Menjaga struktur alur dalam utilitas terhadap objek besar yang mungkin merusak fasilitas unit utilitas. - Memudahkan pemisahan dan menyingkirkan partikel-partikel padat yang besar yang terbawa dalam air sungai. Universitas Sumatera Utara Pada tahap ini, partikel yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya. 7.2.2Sedimentasi Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang tidak terlarut.

7.2.3 Klarifikasi

Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air screening di alirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum Al 2 SO 4 3 dan larutan soda abu Na 2 CO 3. Larutan Al 2 SO 4 3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan dan larutan Na 2 CO 3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dengan penyesuaian pH basa dan bereaksi substitusi dengan ion – ion logam membentuk senyawaan karbonat yang kurangtidak larut. Reaksi koagulasi yang terjadi adalah Culp dkk, 1978 : Al 2 SO 4 3 . 14H 2 O + 6HCO 3- 2AlOH 3 + 3SO 4 2- + 6CO 2 + 14H 2 O Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah over flow yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir sand filter untuk penyaringan. Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan soda abu = 1 : 0,54 Baumann, 1971. Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan : Total kebutuhan air = 1.489,5498 kgjam Pemakaian larutan alum = 50 ppm Universitas Sumatera Utara Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 50 = 27 ppm Larutan alum Al 2 SO 4 3 yang dibutuhkan = 50.10 -6 × 1.489,5498 = 0,0744 kgjam Larutan abu soda Na 2 CO 3 yang dibutuhkan = 27.10 -6 × 1.489,5498 = 0,04021 kgjam

7.2.4 Filtrasi