Pengertian perjanjian Jenis-jenis perjanjian

5. Nasabah LKMS-KSU Syariah BMT Mitra Amaliyah

Nasabah LKMS-KSU SYARIAH BMT MITRA AMALIYAH berasal dari kalangan pedagang pasar, akademisi, pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum. Sejak pertama berdiri sampai dilaksanakannya penelitian ini tercatat ada 623 orang nasabah.

B. Aspek Hukum Perikatan dalam Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Syariah

1. Pengertian perjanjian

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, mengatakan: Perikatan adalah perhubungan hukum yang terjadi antara dua orang atau lebih yang terletak dalam harta kekayaan, dimana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak yang lainnya wajib memenuhi prestasi. 25 Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau kedua orang itu berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 26 Perjanjian mengandung pengertian suatu hubungan kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih yang memberikan kekuatan hak pada suatu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi. M. Yahya Harahap, memberikan defenisi bahwa: 27 Jika diperhatikan defenisi di atas maka di dalamnya terdapat unsur yang memberikan wujud pengertian perjanjian antara lain hubungan hukum yang 25 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III Hukum perikatan Dengan Penjelasan, Alumni, Bandung, 2006 Hal. 1 26 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta,1990, hal.1 27 M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung; 1986, hal. 6 Universitas Sumatera Utara menyangkut kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih yang memberikan hak kepada satu pihak dan kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi. Perhubungan dua pihak ini dijamin oleh undang-undang. Dari penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa hubungan hukum yang terdapat dalam perjanjian, bukan merupakan suatu hubungan yang timbul dengan sendirinya, hubungan ini tercipta karena adanya tindakan hukum.

2. Jenis-jenis perjanjian

Jenis-jenis dari perjanjian ini dapat dibedakan menurut berbagai cara yaitu adalah: 28 a. Perjanjian Timbal-Balik Perjanjian timbal-balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok bagi kedua belah pihak. b. Perjanjian Kebendaan Perjanjian kebendaan adalah perjanjian hak atas benda dialihkan atau diserahkan kepada pihak lain. c. Perjanjian campuran Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung berbagai unsur perjanjian. d. Perjanjian Bernama dan Perjanjian Tidak Bernama Perjanjian bernama khususnya adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri. Maksudnya perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama 28 Ibid, hal 36-41. Universitas Sumatera Utara oleh pembuat undang-undang, berdasarkan tipe yang paling sering banyak terjadi sehari-hari. Perjanjian bernama ini dapat kita jumpai dalam bab V sampai dengan bab XVIII KUH Perdata. Di luar perjanjian bernama tumbuh perjanjian tidak bernama, yaitu perjanjian-perjanjian yang diatur di dalam KUH Perdata tetapi terdapat di masyarakat. e. Perjanjian Obligatoir Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan kepada pihak lain perjanjian yang menimbulkan perikatan. f. Perjanjian Cuma-cuma dan Perjanjian Atas Beban Perjanjian dengan Cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja. perjanjian atas beban adalah perjanjian terhadap prestasi dari pihak yang satu terhadap kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada hubungannya menurut hukum. g. Perjanjian-perjanjian yang istimewa sifatnya. 1 Perjanjian Liberatoir Perjanjian liberatoir yaitu perjanjian antara pihak yang membebaskan diri dari perjanjian yang ada. 2 Perjanjian Publik Perjanjian publik adalah perjanjian yang sebahagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa pemerintah. Universitas Sumatera Utara 3 Perjanjian Pembuktian Perjanjian pembuktian adalah perjanjian diantara pihak yang menentukan pembuktian apakah yang berlaku diantara mereka. 4 Perjanjian Untung-untungan Perjanjian untung-untungan adalah perjanjian asuransi sebagai contohnya.

3. Syarat syahnya suatu perjanjian