yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d. Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari
masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas
pasar modal yang ada. e.
Sumber Keuangan Lain Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana
yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
C. Peruntukan Modal Koperasi Syariah
Sedikitnya ada tiga alasan koperasi membutuhkan modal, antara lain:
15
Kedua, untuk membeli barang-barang modal. Seperti antara lain membayar kompensasi tempat usaha baik berupa lahan ataupun bangunan, mesin-
mesin, alat-alat industri atau produksi, dan lain kebutuhan jangka panjang sesuai dengan jenis usaha koperasi. Barang-barang modal ini dalam perhitungan
Pertama, untuk membiayai proses pendirian sebuah koperasi atau disebut biaya pra-organisasi untuk keperluan: pembuatan akta pendirian atau anggaran
dasar, membayar biaya administrasi pengurusan izin yang diperlukan, sewa tempat bekerja, ongkos transportasi, dan lain-lain.
15
Ibid, hal. 105-107.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan digolongkan menjadi harta tetap fixed assets atau barang modal jangka panjang. Jenis dan nilainya juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
pokok dari koperasi yang bersangkutan. Ketiga, untuk modal kerja. Modal kerja biasanya digunakan untuk
membiayai operasional koperasi dalam menjalankan usahanya, termasuk dalam koperasi syariah, antara lain biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah,
gaji, sewa tempat, listrik, transportasi, bahan baku, alat-alat tulis, dan lain-lain.
D. Modal Penyertaan
Pemupukan modal koperasi yang berasal dari modal penyertaan baik yang berasal dari dana pemerintah maupun dari dana masyarakat dilakukan dalam
rangka memperluas kemampuan untuk menjalankan kegiatan usaha koperasi; terutama usaha-usaha yang membutuhkan dana untuk usaha yang memerlukan
proses jangka panjang. Kedudukan dari modal penyertaan ini sama dengan equity jadi mengandung risiko bisnis. Dalam lembaga koperasi, pemilik modal
penyertaan tidak mempunyai hak suara sama sekali dalam rapat anggota dan dalam menentukakn kebijaksanaan koperasi secara keseluruhan. Namun
demikian, di Indonesia, ada ketentuan yang dibuat oleh pemerintah yang mengatur bahwa pemilik modal penyertaan dapat ikut serta dalam pengelolaan dan
pengawasan usaha; biasanya kewenangan pemodal dalam penyertaan ini diatur
Universitas Sumatera Utara
secara rinci di dalam akta perjanjian penyertaan modal yang dibuat oleh koperasi dan para pemodal.
16
Penanaman modal penyertaan dapat diperoleh dari pemerintah, dunia usaha dan badan usaha lainnya baik yang berkedudukan di dalam negeri maupun
di luar negeri, serta dari masyarakat umum. Untuk menawarkan atau mengundang para pemodal yang mau ikut memasukkan modal penyertaan ke dalam usaha
koperasi, dapat dilakukan melalui media masa. Dari ketentuan inilah maka koperasi dapat menghimpun modal dari masyarakat luas di lingkungan sekitarnya,
bahkan menarik modal dari luar negeri, baik secara manual konvensional maupun secara modern.
17
Manajer koperasi dengan dasar persetujuan rapat pengurus dan rapat anggota sesuai yang ditentukan oleh anggaran dasar dapat melakukan
penggalangan dasar sesuai dengan kebutuhan koperasi akan modal usaha. Manajer koperasi melalui kebijakan dan berdasarkan perhitungan bisnis yang profesional
dapat menentukan alternatif penggalangan dana yang dapat memberi keuntungan kepada badan usaha koperasi. Hal yang demikian dapat juga dilakukan dengan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang memiliki modal joint operation sehingga keperluan modal dan cukup untuk bersama-sama menjadi mitra dari
badan usaha lain atau institusi-institusi pemberi kerja. Dengan demikian, dalam praktik, untuk mencari tambahan modal usaha yang cukup, koperasi dapat
16
Lihat pasal 42 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 besreta penjelasannya dan lihat PP No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi serta SK Menkop No. 145 Tahun
1998.
17
Lihat Surat Keterangan Menteri Koperasi No. 145Menkop1198.
Universitas Sumatera Utara
mencari berbagai alternatif penggalangan dana yang disebut sebagai dana untuk modal penyertaan.
18
Apabila koperasi membutuhkan dana segar dari pihak ketiga baik dari anggotya maupun bukan anggota dana tersebut dapat dikualifikasikan sebagai
dana pinjaman. Bentuk pinjaman itu dapat disesuaikan berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh koperasi dengan pihak ketiga yang bersangkutan.
Alternatif-alternatif lain yang dilakukan untuk menggalang dana khusus, misalnya untuk dapat mengerjakan suatu usaha yang membutuhkan dana besar koperasi
dapat menggalang dana, antara lain sebagai berikut:
19
1. Menerbitkan obligasi dan surat utang;
2. Meminjam dana dari pihak ketiga
3. Bekerja sama modal dengan pihak ketiga untuk pekerjaan atau usaha-
usaha tertentu; 4.
memberi kesempatan kepada masyarakat umum untuk menanm modal ke dalam koperasi dalam menjalankan usaha-usaha yang membutuhkan
modal besar. Dengan demikian, pada dasarnya semua alternatif-alternatif tersebut
maksudnya adalah sama, yaitu sebagai modal pinjaman ataupun sebagai modal penyertaan di dalam sistem permodalan dan modal usaha dari organisasi badan
usaha koperasi. Perbedaan dan macam-macam cara tersebut hanya merupakan perbedaan yang muncul dari berbagai alternatif-alternatif yang ada.
18
Andjar Pachta……, Op.Cit, hal. 126.
19
Modal-modal dan prinsip keuangan koperasi, www.google.com.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERLINDUNGAN DANA NASABAH DALAM