Terminologi Kebijakan dan Politik Luar Negeri Indonesia Dasar-dasar Politik Luar Negeri RI

sebagainya. Yang menurut Ali Alatas 41 berdampak mengaburnya batas dan kedaulatan Negara dalam pergaulan antar bangsa. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan hukum dalam suatu negara dapat berasal dari dalam negeri internal yakni adanya suatu perubahan yang cepat dan radikal sehingga mempengaruhi seluruh sistem hukum yang sedang berjalan, dapat pula berasal dari pengaruh eksternal yang menyebabkan adanya keharusan suatu negara untuk melakukan harmonisasi hukum nasional yang telah ada. Adanya aktor non-negara di bawah payung CAFTA China-ASEAN Free Trade Area menyebabkan kekaburan. Kekaburan ini tentunya dapat menyenggol eksistensi sebuah negara. Dan bisa juga melahirkan kritikan terhadap politik luar negeri yang apakah mampu memprioritaskan kemajuan kesejahteraan umum, pencerdasan kehidupan bangsa, dan partisifasi aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Apakah politik luar negeri Indonesia ini hanya sekedar reaksi yang akan bergantung pada konteks internasional yang tertentu pula? Atau kita memilih berada di titik aman namun mampu manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat.

2. Terminologi Kebijakan dan Politik Luar Negeri Indonesia

Menurut Ari Margiono, 42 politik luar negeri cenderung dimaknai sebagai sebuah identitas yang menjadi karakteristik Negara Indonesia dengan negara- negara lain di dunia. Politik luar negeri adalah paradigma besar yang dianut 41 Ali Alatas, Garis Besar Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi RI Memasuki Abad 21, www.google.com.diakses pada 12 September 2008. 42 Ari Margiono, Adakah Politik Luar Negeri Indonesia?.www.google.com.diakses pada 12 September 2008. Universitas Sumatera Utara sebuah Negara tentang cara pandang negara tersebut terhadap dunia. Politik luar negeri adalah wawasan internasional yang cenderung bersifat tetap. Sementara kebijakan adalah strategi implementasi yang diterapkan dengan variasi yang bergantung pada pendekatan, gaya, dan keinginan pemerintah yang terpilih. Dalam wilayah ini pilihan diambil dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan finansial dan sumberdaya yang dimiliki. Kebijakan luar negeri ini dengan demikian akan bergantung pada politik luar negeri. Politik luar negeri merupakan sebuah identitas bangsa yang tidak dibangun di ruang hampa vacuum, tetapi pada dasarnya merupakan hasil interaksi negara yang bersangkutan dengan lingkungan internal dan eksternalnya, dan bahwa politik luar negeri sesungguhnya bukan sesuatu yang sakral dan abadi sepanjang zaman. Meskipun politik luar negeri bersifat relatif tetap, layaknya lilin, kebijakan luar negeri NKRI ini lah yang dapat merubah bentuknya. 43

3. Dasar-dasar Politik Luar Negeri RI

Politik luar negeri RI adalah politik luar negeri bebas dan aktif yang berdasarkan pada pembukaan UUD 1945 dan Ketetapan MPR No. IVMPR1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN. GBHN ini antara lain menegaskan arah politik Indonesia yang bebas dan aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, juga meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Di samping itu dengan telah disyahkannya Undang-Undang 43 Ibid. Universitas Sumatera Utara No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999, maka pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negeri selalu merujuk pada undang-undang tersebut. 44 Dalam melahirkan kebijakan-kebijakan politik-politik luar negeri itu tidak akan terlepas dari pengaruh internasional yang bisa terjadi dalam bentuk: contagion, control, consent, dan conditionality. Contagion ini terjadi karena demokratisasi sebuah negara mendorong gelombang demokratisasi di negara lain. Yang kedua adalah mekanisme control yang terjadi ketika sebuah pihak di luar negara berusaha menerapkan di negara tersebut. Bentuk ketiga adalah consent, yang terjadi ketika ekspektasi terhadap demokrasi muncul dari dalam negara sendiri karena warga negaranya menjadikan inspirasi demokrasi negara yang telah mapan itu. Dan bentuk keempat adalah conditionality, yaitu tindakan organisasi internasional yang memberi kondisi tertentu yang harus dipenuhi negara penerima bantuan. 45 Menyikapi ini negara-bangsa menggunakan politik luar negerinya dengan menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara demokrasi yang telah mapan. Yang dalam kondisi tertentu negara bangsa mengalami aspek outside-in dan inside-out. Karenanya, Ari Margiono 46 sangat menekankan bahwa politik luar negeri RI seharusnya menjadi bagian dari politik nasional yang merupakan cermin dari 44 Ali Alatas, Garis Besar Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi RI Memasuki Abad 21,www.google.com.diakses pada 12 September 2008. 45 Philips J. Vermonte, Demokratisasi dan Politik Luar Negeri Indonesia,www.google.com.diakses pada 6 September 2008. 46 Ari Margiono, Adakah Politik Luar Negeri Indonesia?.www.google.com.diakses pada 12 September 2008. Universitas Sumatera Utara cita-cita bangsa yang tercantum di dalam pembukaan UUD, yang memprioritaskan kemajuan kesejahteraan umum, pencerdasan kehidupan bangsa, dan partisipasi aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Dan meskipun beliau kukuh menyatakan perlu adanya redefenisi yang jauh lebih mendalam tentang politik luar negeri Indonesia sehingga lebih akurat dan tajam. Prof. Dr. M. Solly Lubis, SH., 47 di dalam diktat Politik Hukum menyatakan bahwa konsep dasar manajemen kehidupan bangsa merupakan interaksi dari potensi nasional bangsa yang berupa sumber daya alamnya, sumber daya manusianya, dan science dan tekhnologinya dengan lingkungan suatu negara-bangsa, baik dalam lingkungan nasional, regional, bahkan ke lingkungan global. Interaksi ini menghasilkan kebijakan luar negeri yang diimplementasikan dalam PROPENAS, dan dimonitoring serta dievaluasi sehingga menjadi umpan balik dan masukan yang menentukan sejauh mana wawasan nasional dan Haluan NKRI berubah.

4. Prioritas Dalam Hubungan Luar Negeri RI