Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Kerangka Konsep

memfokuskan penelitian pada Harian Waspada dan Analisa, sebagai dua media yang berpengaruh di Kota Medan. Peneliti ingin melihat apakah ada keberpihakan kedua harian tersebut terhadap para kandidat calon walikota. Peneliti beranggapan bahwa kedua harian ini dapat mewakili harian lokal lainnya di Kota Medan. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji bagaimana muatan isi berita kandidat calon walikota pada pemilihan walikota Kota Medan tahun 2010 ini di Harian Waspada dan Analisa, dengan judul : “Analisis Isi Objektivitas Pemberitaan Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Kota Medan 2010 di Harian Analisa dan Harian Waspada.”

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah objektivitas isi pemberitaan Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Kota Medan 2010 di Harian Analisa dan Harian Waspada.”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian lebih fokus, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan pada Harian Analisa dan Harian Waspada. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian hanya dilakukan pada jenis berita straight news yang memuat tentang pemberitaan pada masa Kampanye Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan, mulai tanggal 27 April-8 Mei 2010. 3. Berita yang diteliti adalah pada isi berita, dan menghitung panjang sentimeter kolom berita.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

- Tujuan Penelittian. 1. Untuk mengetahui objektivitas pemberitaan Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Kota Medan 2010 pada Harian Waspada dan Harian Analisa. 2. Untuk mengetahui kecenderungan keberpihakan berita, bila berita dapat dinyatakan tidak objektif. - Manfaat Penelitian 1. Menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU terutama dalam bidang Jurnalistik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang pikir penulis dalam melengkapi perbendaharaan penelitian mengenai analisis media. 3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini menjadi suatu referensi bagi pengolaan berita kampanye di kedua harian tersebut.

I.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian sosial membutuhkan teori, karena salah satu unsure yang paling besar peranannya dalam penelitian ialah Singarimbun, 1995:37 Universitas Sumatera Utara Mengungkap teori yang digunakan berarti mengemukakan teori-teori yang relevan yang memang benar-benar digunakan untuk membantu menjelaskan atau menganalisis secara logis dan rasional fenomena social yang diteliti. Sebuah penelitian kualitatif memerlukan suatu teori dalam memahami dan menjelskan terjadinya fenomena social yang diteliti Hamidi, 2005: 50 Teori yang dianggap relevan untuk membantu penelitian ini adalah : pendekatan-pendekatan mengenai isi media, kategorijenis-jenis isi surat kabar,objektifitas berita, dan pemilu.

I.5.1 Pendekatan-pendekatan mengenai isi media

Dalam proses menetukan pembentukan berita newsroom, newsroom dalam penelitian ini dianggap sebagai ruang hampa, yang bersikap netral dan seolah hanyalah sekedar media yang menyalurkan informasi semati. Informasi yang dimuat benar-benar bersifat pasti, artinya tidak kurang dan tidak pula berlebih. Proses pembentukan berita, sebaiknya adalah proses yang rumit dan memiliki banyak factor yang berpotensi untuk mempengaruhi. Pada dasarnya apa yang disajikan media adalah akumulasi dari pengaruh yang beragam. Pamela J.Soemaker dan Stephen D.Reese, meringkas berbagai factor yang beragam kebijakan redaksi, yaitu meliputi sebagai berikut :

1. Faktor Individu

Faktor ini berhubungan dengan latar belakang professional dari pengelola media, level individual melihat bagaimana pengaruhnya aspek-aspek personal dari pengelola media mempengaruhi pemberitaan yang akan ditampilkan kepada khalayak. Latar belakang individual seperti: jenis kelamin, umur atau usia. Universitas Sumatera Utara

2. Level Rutinitas Media Media Routine

Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan kita. Sebagai mekanisme yang menjelaskan bagaimana berita diproduksi, rutinitas media karenanya mempengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita.

3. Level Organisasi

Berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi pemberitaan. Pengelola media dan wartawan bkan orang tunggak yang ada dalam organisasi berita, ia sebaliknya hanyalah sebagian kecil daro organisasi media itu sendiri.

4. Level Ekstra Media

Berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media. Meskipun berada diluar organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasusu mempengaruhi pemberitan media. Ada beberapa faktor yang termasuk dalam lingkungan diluar media yaitu sumber berita dan berita sumber penghasilan media.

5. Level Ideologi

Ideology disini diartikan sebagai kerangaka berpikir atau kerangka referensi tertentu yang dipakai oleh individu utnuk melihat realitas bagaimana mereka menghadapinya ini merupakan tataran yang secara lebih luas. Di sisni dengan mudah kita dapat mendeteksi pers mengikuti gagasan ideology dominan yang sedang berjalan atau diberlakukan oleh negara atau masyarakat atau berdasarkan arutan ideology sendiri, agama misalnya. Universitas Sumatera Utara

I.5.2 Komunikasi dan Komunikasi Massa.

Tentunya banyak sekali defenisi dari komunikasi. Karena pada hakikatnya manusia yang hidup dimuka bumi ini pastilah melakukan komunikasi untuk menyampaikan tujuan ataupun pesannya kepada si penerima pesan. Percaya atau tidak sebenarnya kita mulai berkomunikasi ketika bangun tidur hingga ketika jam tidur kembali, itu artinya 70 dari waktu kita untuk berkomunikasi. Sejak jaman Romawi sampai abad 21 sekarang ini terdapat definisi yang berbeda satu dengan yang lain, hal ini disebabkan latar belakang dan sudut pandang para ahli yang berbeda-beda Awalnya komunikasi hanya dianggap sebagai suatu proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan dengan menggunakan bahsa sebagao penyalur. Bahasa yang dimaksud disini adalah pesan message yang disampaikan oleh seorang pembicara komunikator kepada si penerima komunikan. Pesan sebenarnya terbagi atas dua aspek yaitu isi pesan the content of message, dan kedua lambing pesan symbol. Kongkret nya isi pesan itu adalah pikiran atau persaan, sedangkan lambangnya adalah bahasa.Effendy 2003:28. Menurut Harold Laswell Effedy 1993:10 untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect?”. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa komunikasi terdiri atas 5 unsur yaitu : a. Komunikator Source, Sender, Communicator b. Pesan Message c. Saluran Channel Universitas Sumatera Utara d. Komunikan Receiver, Communicant e. Efek Effect Sedangkan menurut Menurut Carl. I Hovland, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain, dimana seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi yang komunikatif Effendy, 1998 : 13. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian atau pengiriman sesuatu dapat berupa lambang atau simbol dalam bentuk informasi, atau dengan kata lain komunikasi itu dapat dilakukan dengan menggunakan media atau tanpa media. Media yang digunakan secara umum dibagi dua yaitu menjadi media cetak dan media elektronik. Penggunaan media dalam komunikasi sebagai proses dalam penyampaian pesan kepada khalayak disebut dengan komunikasi massa. Seiring dengan pertumbuhan manusia yang tidak terlepas dari kebutuhan akan informasi, komunikasi massa menempati urutan yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja., secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Komunikasi massa ini timbul akibat dari komunikasi interpersonal yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk tatap muka yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang kian membeludak. Pengiriman pesan yang biasanya dilakukan dalam bentuk interpersonal tidak dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat. Untuk itu diperlukan media sebagai jembatan bagi khalayak, artinya pesan yang disampaikan melaui suatu media dapat diterima banyak orang Universitas Sumatera Utara dan dalam waktu yang singkat pula, kegiatan semacam ini disebut dengan komunikasi massa. Freidshow dalam Rachmad 1993 : 188 komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok dan bukan hanya satu dari beberapa individu atau sebagian khusus dari populasi. Menurut Devito dalam bukunya “Communicatian : An Introduction To The Study Of Communication” komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak, yang luar biasa banyaknya. Sedangkan bentuknya yaitu ; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan buku dalam Effendy 1990 :21 Jadi komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa yang ditujukan kepada khalayak besar dan heterogen. Oleh karena itu sifat dari komponen yang dimiliki komunikasi massa itu memiliki ciri khas sebagai berikut: A. Komunikasi massa berlangsung satu arah, yang memungkinkan tidak terdapatnya arus balik dari komunikan kepada komunikator secara langsung. B. Komunikator pada komuniaksi massa bersifat melembaga bersifat organisasi C. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang tertentu. Universitas Sumatera Utara D. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, ciri ini merupakan kemampuan komunikasi massa untuk menumbuhkan pada pihak khalayak dalam menerima pesan yang disebarkan. E. Komunikasi bersifat heterogen, dan sebagai bentuk komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan melakukan sosial kontrol Effendy 1990 : 22

I.5.3 KategoriJenis-jenis Isi Surat Kabar

Istilah pers berasal dari istilah asing, namun diterima sebagai istilah bahasa Indonesia. Aslinya penulisan Press, yang berarti “percetakan” atatu “mesin cetak”. Mesin cetak inilah rupanya yang memungkinkan terbitnya surat kabar, sehingga orang mengatakan pers itu untuk maksud persuratkabaran. Dari gambaran tersebut dapat dipahami adanya dua pengertian umum dari pers. Pertama, secara semit pers dimaksudkan sebagai persuratkabaran. Kedua, secara umum, pers adalh sarana yang menyiarkan prodik jurnalistik. Pada zaman modern sekarang ini jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar atau majalah. Dan defenisi pers tidak hanya terbatas pada media ceta, namuan juga media massa jurnalistik. Menurut UU Pers No. 40 tahun 1999 pasal 1 ayat 1 diebrikan definisi pers sebagai: “Lembaga social dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliput, mencari, memperoleh, memiliki, meyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam betuk tulisan, suara, gambar suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dalam Universitas Sumatera Utara menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.” Pada dasarnya, produk jurnalistik atau isi surat kabar terdiri atas beberapa bagian, pertama adalah penyajian berita sebagai produk utama yang disajikan kepada pembacanya. Dengan penyajian berita, masyarakat akan tahu segala perubahan yang terjadi dan itu sangat mereka butuhkan. Dari penyajian berita inilah komsumen pers akan memperoleh banyak informasi yang dapat menambah wawasan serta mencerdaskan pemikirannya. Bagian kedua adalah pandangan atau pendapat. Dalam istilah jurnalistik, pandangan atau pendapat ini disebut opini opinion. Perusahaan penerbit pers, perlu menyajikan pendapat atau pandangan, baik opini masyarakat public opinion, maupun opini redaksi desk opinion. Opini adalah sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik, dan saran kepada system kehidupan bermasyarakat yang merupakan control bagi pelaksanaan pemerintahan. Bagian ketiga adalah periklanan. Isi dari periklanan ini merupakan tempat perusahan penerbitan pers untuk menggali keuntungan. Dengan iklan dimmungkinkan perusahaan surat kabar mendapatkan penghasilan tambahan, selain itu dari menjual berita melalui langganan dan eceran. Bahkan manajemen penerbitan per situ bagus, iklan merupakan penghasilan utama bagi usahanya. Secara keseluruhan pers khususnya surat kabar bisa dilihat sebagai berikut : 1. Pemberitaan News getter a. Pengertian Berita Perception news Universitas Sumatera Utara b. Berita Langsung Straight news c. Penggalian Berita Investigasitive news d. Pengemabangan Berita Depth news e. Feature Human interest news 2. Pandangan atau pendapat opinion a. Pendapat masyarakat Public opinion  Komentar  Artikel  Surat Pembaca b. Opini penerbit Press opinion  Tajuk Rencana  Pojok Karikatur c. Periklanan  Iklan Dislay  Iklan Baris  Iklan Pariwara advetorial

I.5.4 Objektivitas Berita

Prinsip objektivitas memiliki yang tidak boleh dianggap remeh, terutama dalam kaitannya dengan kualitas informasi. Objektivitas adalah prinsip yang acapkali hyanya dihubungakan dengan isi. Objektivitas dihubungkan dengan surat kabar khususnya isi berita adalah melaporkan keadaan senyatanya dan apa adnaya tanpa dipengaruhi pendapat dan Universitas Sumatera Utara analisis lepas dariras perseorangan, tidak memihak, tidak miring sebelah, hanya berhubungan dengan objeknya Junaidi, 1991: 182 Michael Bugeja Ishwara, 2005: 41 memandang objektivitas yaitu melihat dunia seperti apa adanya, bukan bagaiman yang seperi diharapkan semestinta objectivity is seeing the world it is, not how you wish it were. Objketivitas dalam pengertian sempit yaitu hanya melaporkan apa yang penting untuk dikatakan dan dilakukan dan kurang menghiraukan tentang sebab musababnya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa demi objektifitas, tidak perlu untuk memberi suatu penjelasan terhadap suatu masalah dan membiarkan pembaca untuk memecahkannya sendiri. Salah satu defenisi reportase objektif adalah wartawan bertindak sebagai penonton dari berita dalam mengumpulkan dan menyajikan fakta. Wartawan tidak terlibat dalam berita, artinya disini wartawan hanya sebagai pangamat yang netral. Berbagai komponen utama objektivitas berita yang ditampilkan oleh J.Westersrhal, komponene tersebut diciptakan secara khusus untuk kepentingan penilaian kadar netralisai dan keseimbangan pemberitaan. Penyajian laporan atau berita secar objektifitas mencakup nilai-nilai dan fakta, dimana fakta tersebut memiliki implikasi evaluatif Mc.Quil,1987: 130. Adapun komponen utama objektifitas berita menurut Westerthal, 1983, meliputi: 1. kefaktualan , yang terdiri atas : - Kebenaran - Relevansi 2. Impartialis, yang terdiri atas : Universitas Sumatera Utara - Kesinambungan - Netralitas

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi, 2001:40. Dalam penelitian ini, kerangka konsep yang akan dirumuskan terdiri dari kategorisasi objektivitas berita yang meliputi:

1. Kategori objektivitas berita berdasarkan faktualitas

Kategori ini melihat dari sisi muatan isi berita yang terdiri dari kelengkapan elemen berita dan narasumber. Berdasarkan ini yang diteliti yaitu: a. Kebenaran, yang terdiri dari:  Fakta sosiologis Kelengkapan 5W + 1 H  Fakta Psikologis Narasumber  Cek dan ricek b. Relevansi  Keaktualan

2. Kategori berita berdasarkan impartialitas

Kategorisasi ini melihat objektivitas berita dari sikap wartawan terhadap suatu berita yang tertuang dalam bentuk tulisan. Berdasarkan yang diteliti adalah: Universitas Sumatera Utara a. Keseimbangan, yang meliputi:  Peliputan dua sisi cover both side b. Netralitas  Pencampuran fakta dan opini Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS Media massa cetak merupakan salah satu media penyampai informasi yang kini menyebar hampir di seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Surat kabar misalnya, informasi yang terdapat dalam surat kabar sifatnya tetap dan dapat dibaca berulang-ulang. Hal ini tentu berbeda dengan informasi yang disajikan di media elektronik seperti radio dan televisi yang terikat dengan waktu. Informasi tersebut nyatanya hanya dapat dinikmati beberapa saat dan tidak diperoleh kembali dalam jangka waktu yang lama. Seiring dengan pertumbuhan manusia yang tidak terlepas dari kebutuhan akan informasi, komunikasi massa menempati urutan yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Secara sederhana komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Komunikasi massa ini timbul akibat dari komunikasi interpersonal yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk tatap muka yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang kian membeludak. Pengiriman pesan yang biasanya dilakukan dalam bentuk interpersonal tidak dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat. Untuk itu diperlukan media sebagai jembatan bagi khalayak, artinya pesan yang disampaikan melaui suatu media dapat diterima banyak orang dan dalam waktu yang singkat pula, kegiatan semacam ini disebut dengan komunikasi massa. Universitas Sumatera Utara

II.1 Pendekatan-pendekatan Mengenai Isi Media

Dokumen yang terkait

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KEDIRI (Analisis Isi Program Acara Warta 6 Pada Masa Kampanye di KSTV Kediri)

2 19 20

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN DUGAAN PEMERASAN BUMN ( Analisis Isi pada Harian Kompas edisi 02 sampai 14 November 2012 )

0 3 38

Analisis Retorika Pasangan Calon Kepala Daerah Dalam Debat Kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Retorika Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Dalam Debat Kandidat Pilkada Kota Medan 2015)

0 17 131

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS POSTING PATHFLORENCE SIHOMBING PADA PORTAL ONLINE OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS POSTING PATH FLORENCE SIHOMBING PADA PORTAL ONLINE HARIANJOGJA.COM DAN TRIBUNJOGJA.COM (Studi Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan

0 4 13

PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas Periode 1 Maret – 5 April 2013

0 3 15

PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demok

0 8 14

PENDAHULUAN PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas Periode 1 Maret –

0 2 33

PENUTUP PEMBERITAAN KONGRES LUAR BIASA PARTAI DEMOKRAT PADA HARIAN JURNAL NASIONAL DAN HARIAN KOMPAS (Analisis Isi Kuantitatif Objektivitas Pemberitaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat pada Harian Jurnal Nasional dan Harian Kompas Periode 1 Maret – 5 A

0 3 53

BA. Aanwyjzing Debat Kandidat Calon Walikota dan Wakil Walikota

1 1 2

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KAMPANYE CAGUB DALAM PILKADA JATIM 2018 DI SURAT KABAR HARIAN BHIRAWA SKRIPSI

0 0 20