hal ini sumber berita memberikan data atau informasi yang dirasakan masih kurang jelas arti dan maksudnya. Maka penulis wajib mencarikan penjelasan
terhadap arti dan maksud dari informasi tadi. Jika penulis punya banyak wawasan terhadap informasi tersebut, bisa saja penulis mengartikan atau menjelaskan apa
arti dan maksud informasi yang diberikan oleh narasumber tersebut. Tetapi jika tidak punya wawasan, penulis bisa mencari penjelasan dengan mewawancarai
kembali narasumber tersebut atau dengan narasumber yang lain, namun masih tetap dalam lingkup permasalahan yang sama.
f. Pengembangan berita depth news
Pengembangan berita atau depth news, merupakan kelanjutan atau hampir sama dengan investigative news. Bedanya, jika investigative news bermula dari
adanya isu atau data mentah yang kemudian dilakukan penelitian atau penggalian. Sedangkan depth news, berasal dari adanya sebuah berita yang masih belum
selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali. Lahirnya pengembangan berita ini karena banyaknya data yang didapat
pada satu peristiwa, tetapi data itu tidak saling terkait meskipun topiknya sama. Jika data itu diungkap dengan straight news atau investigative news, rasanya
sangat dangkal karena bisa berdiri sendiri-sendiri. Untuk mengatasi ini penulis berita berinisiatif mengembangkan data itu sesuai dengan klarifikasinya, dan
kemudian menambah dengan data lain yang sama topiknya. Upaya inilah yang disebut dengan pengembangan berita atau depth news.
Universitas Sumatera Utara
g. karangan khas feature
Feature adalah bagian dari penyajian berita yang cara menulisnya dapat mengabaikan pegangan utama dalam penulisan berita, yaitu 5 W + 1 H. Feature
sampai sekarang banyak yang mengartikan berbeda. Sebagian pendapat menganggap feature adalah karangan khas. Sebagian lain menyebut feature
adalah penyajian berita yang berbentuk human interest. ”Karangan khas feature dalam surat kabar sebenarnya ibarat ”asinan” di
dalam sajian makanan, yang tidak memberikan kalori utama. Akan tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Karangan khas merupakan bagian yang
cukup penting sehingga surat kabar tersebut bisa memenuhi pula fungsi ketiga dari pers yang tidak dapat diabaikan, yaitu hiburan entertainment, disamping
fungsi memberi informasi dan pendidikan.” Wolseley dan Campbell, Exploring Journalism, Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini.
R. Amak Syarifuddin dalam bukunya Jurnalistik Praktis, membagi sembilan topik yang bisa ditulis secara feature: 1 Sketsa human interest, 2
sketsa kehidupan orang yang menarik publik, 3 Kilasan berita-berita yang menarik, 4 Dokumen otobiografi kemanusiaan yang berkaitan dengan
pengalaman seseorang yang disoroti secara objektif, 5 Feature historis, 6 Sketsa perjalanan, 7 Interpretative feature, 8 artikel pengetahuan populer
tentang ilmu pengetahuan, teknologi yang ditulis secara populer, dan 9 Giudance feature.
Universitas Sumatera Utara
2. Pandangan atau Pendapat opinion
Penerbitan pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom atau rubrik untuk menampung pendapat atau pandangan
opini. Ini perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Opini dalam penerbitan pers dapat berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat
umum public opinion dan yang berasal dari penerbitannya sendiri dinamakan redaksi desk opinion. Opini terbagi atas:
a. Pendapat umum public opinion