Tindakan Murid Dan Penjual Makanan Jajajanan Tentang Higiene Sanitasi Makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

(1)

NEGERI KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

SKRIPSI

OLEH :

DAME MELFA BR DAMANIK NIM. 071000219

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR

NEGERI KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

Dame Melfa Br Damanik NIM 071000219

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul:

TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR

NEGERI DI KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh: DAME MELFA BR DAMANIK

NIM. 071000219

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 16 Desember 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Ernawati Nasution, SKM., M.kes Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.kes

NIP. 197002121995012001 NIP. 196205291989032001

Penguji II Penguji III

Dr.Ir.Evawany Y.Aritonang, M.Si Dra. Jumirah, Apt, M.Kes

NIP. 132049788 NIP. 195803151988112001

Medan, 16 Desember 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, Dekan

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si NIP. 195310181982032001


(4)

ABSTRAK

Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan harus memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan sehingga makanan jajanan yang diproduksi benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan murid tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan dan untuk mengetahui tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene individu dan sanitasi makanan jajanan.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Populasi dalam penelitian ini murid sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 dengan jumlah sampel berjumlah 80 anak, sedangkan jumlah sampel untuk penjual makanan jajanan berjumlah 8 orang.

Hasil penelitian diketahui bahwa tindakan murid SD tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan berada pada kategori baik sebesar 11,25%, sedangkan tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan jajanan yang berada pada kategori baik sebanyak 12,50%.

Disarankan untuk dilakukan upaya peningkatan pengetahuan sanitasi makanan serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi penjual makanan jajanan sekolah sehingga akan tercipta kondisi higiene dan sanitasi makanan jajanan yang lebih baik. Kepada kepala sekolah hendaknya memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada murid sekolah dasar mengenai bahaya makanan jajanan yang dikonsumsi bila tidak memperhatikan higiene individu dan higiene sanitasi dari penjual makanan jajanan melalui petugas Usaha Kesehatan Sekolah.

Kata Kunci : tindakan, murid SD, penjual makanan jajanan, higiene dan sanitasi.


(5)

ABSTRACT

Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Snacks have become an integral part of community life, both in urban and in rural areas. Snacks must meet nutritional requirements, sanitation, safety and health so that food produced snacks truly safe and healthy for consumption by primary school students as consumers. The purpose of this research is to know about hygiene measures individual student in snacks and to determine actions hawker food vendors on the individual hygiene and sanitation, food hawker

This kind of research is descriptive and research sites in the State Primary Schools Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. population in this study of primary school students grade 4, 5 and 6 with the number of samples amounted to 80 children, while the number of samples for hawker food vendors amounted to 8 people.

The research note that elementary school students about the actions of individual hygiene in snacks are good for the category of 11.25%, while the act of hawker food vendors on food sanitation, hygiene snacks that are on either category of 12.50%.

Recommended to be efforts to increase knowledge of food sanitation and to provide guidance and supervision of hygiene and sanitation of school snack vendors that will create conditions of hygiene and sanitation hawker food better. The school principal should provide guidance and counseling to elementary school students about the dangers of snack consumed if the individual does not consider hygiene and sanitation hygiene of hawker food vendors through business officer of School Health. Keywords: action, grade school, hawker food vendors, hygiene and sanitation.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dame Melfa Br Damanik

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Pinang/ 27 Oktober 1976

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Kawin

Jumlah Anggota Keluarga : 4 orang

Alamat Rumah : Jln. Bunga Turi I No 2/3 Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan

Alamat Kantor : Puskesmas Melati Desa Melati II

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Riwayat Pendidikan : 1. Thn 1993-1998 SDN 101988 Bandar Pinang

2. Thn 1998-1992 SMP Swasta St. Thomas I Medan 3. Thn 1992-1995 SPK Flora Medan

4. Thn 2000-2002 Akper Deli Husada Deli Tua Riwayat pekerjaan : 1. Thn 1995-2001 bekerja di Klinik Hotel Tiara

Medan

2. Thn 2004 - Sekarang sebagai PNS di Puskesmas Melati Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tindakan Murid dan Penjual Makanan Jajanan Tentang Higiene Sanitasi

Makanan Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ibunda, Suami dan Anak-anak yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Ernawati Nasution,SKM,Mkes dan Dosen Pembimbing II Ibu Dr.Ir. Zulhaida Lubis, MKes serta Dosen Pembanding I Ibu Dr.Ir.Evawani Y.Aritonang, MSi, dan Dosen Pembanding II Ibu Dra.Jumirah,Apt, MKes yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran, kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra.Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat


(8)

3. Bapak Dr. Heldy BZ .MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah SD Negeri di Kelurahan Kemenangan Tani Kecataman Medan Tuntungan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh keluarga yang kucintai dan kukasihi terutama ibunda T. Br Simanungkalit, suami L.Sihombing dan kedua anakku Ariel dan Denza

7. Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.

8. Teman-teman peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat dan teman-teman Ekstensi stambuk 2007.

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, Desember 2009 Penulis


(9)

DAFTAR ISI Halaman Pengesahan

Abstrak... i

Abstrac ... ii

Riwayat Hidup Penulis ... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan... 6

2.1.1. Makanan Jajanan... 6

2.1.2. Jenis Makanan Jajanan ... 7

2.1.3. Ciri-Ciri Makanan Jajanan Yang Sehat ... 8

2.1.4. Pengaruh Positif Dan Negatif Makanan Jajanan... 10

2.2. Faktor Penyehatan Makanan... 12

2.2.1. Kontaminasi/Pengotoran Makanan... 12

2.2.2. Keracunan Makanan ... 13

2.2.3. Pembusukan Makanan ... 14

2.2.4. Pemalsuan Makanan ... 14

2.3. Pengertian Serta Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan ... 14

2.3.1. Pengertian Higiene... 14

2.3.2. Pengertian Sanitasi Makanan ... 15

2.3.3. Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan ... 15

2.4. Prinsip Dalam Higiene Dan Sanitasi Makanan ... 15

2.4.1. Pemilihan Bahan Makanan... 16

2.4.2. Penyimpanan Bahan Makanan... 16

2.4.3. Pengolahan Makanan... 17

2.4.4. Penyimpanan Makanan... 18

2.4.5. Pengangkutan Makanan... 19

2.4.6. Penyajian Makanan... 19

2.5. Tindakan... 20

2.5.1. Tindakan Murid Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... 20

2.5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajanan ... 21


(10)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 23

3.2.1. Lokasi Penelitian... 23

3.2.2. Waktu Penelitian ... 24

3.3. Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1. Populasi ... 24

3.3.2. Sampel ... 25

3.4. Tehnik Pengambilan Sampel ... 27

3.5. Metode Pengumpulan Data... 27

3.5.1. Data Primer... 27

3.5.2. Data Sekunder ... 27

3.6. Defenisi Operasional... 27

3.7. Aspek Pengukuran... 28

3.8. Tehnik Pengolahan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian... 29

4.1.1. Gambaran Umum sekolah Dasar ... 29

4.1.2. Gambaran penjual Makanan Jajanan ... 32

4.2. Gambaran Umum Responden... 33

4.2.1.Murid Sekolah Dasar ... 34

4.2.2 Penjual Makanan Jajanan ... 34

4.3. Tindakan Murid Sekolah Dasar Tentang Higiene Individu... 35

4.4. Tindakan Penjual Makanan Jajajan tentang Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan ... . 41

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Tindakan Murid Tentang Higiene Individu ... 47

5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajajan tentang Higiene dan Sanitasi Makanan... . 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 53

6.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.064023

berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009... . 30

Tabel 4.2. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.060971 berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009... . 31

Tabel 4.3. Distribusi jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.065015 berdasarkan kelas dan jenis kelamin tahun 2009 ... . 32

Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 34

Tabel 4.5. Distribusi responden berdasarkan umur... 34

Tabel 4.6. Distribusi responden berdasarkan umur... 35

Tabel 4.7. Distribusi responden berdasarkan pendidikan ... 35

Tabel 4.8. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang higiene individu. ... 36

Tabel 4.9. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari penjual makanan jananan ... 36

Tabel 4.10. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari tempat penjual makanan jananan ... . 37

Tabel 4.11. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari peralatan penjual makanan jananan. ... 37

Tabel 4.12. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan sampah ... . 38

Tabel 4.13. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan saluran pembuangan air... . 38

Tabel 4.14. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang membeli makanan jajanan yang tertutup wadahnya... . 39


(12)

Tabel 4.15. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang sebelum memakan makanan jajanan mencuci tangan terlebih dahulu. ... 39 Tabel 4.16. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang

memakan makanan jajanan dengan menggunakan alat Bantu seperti sendok dan garpu ... . 40 Tabel 4.17. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang

menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur... . 40 Tabel 4.18. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang

higiene individu dan sanitasi makanan... . 41 Tabel 4.19. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang selalu

mengutamakan kualitas daripada kuantitas dalam pemilihan bahan makanan. ... 42 Tabel 4.20. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang selalu

mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar. ... 42 Tabel 4.21. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang selalu

menyimpan makanan yang sudah diolah di tempat khusus... 43 Tabel 4.22. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang menjaga

kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur... 43 Tabel 4.23. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang selalu

mencuci tangan sebelum dan susudah menangani makanan bila tidak memakai alat bantu ... . 44 Tabel 4.24. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang selalu

mencuci peralatan dengan bahan pembersih. ... 44 Tabel 4.25. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang air

yang digunakan untuk mencuci suatu peralatan digunakan berulang . 45 Tabel 4.26. Distribusi responden berdasarkan tindakan reponden tentang selalu

memakai alat bantu ketika menjamah makanan ... . 46 Tabel 4.27. Distribusi responden berdasarkan tindakan responden tentang


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju “Indonesia Sehat 2010” adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas manusia adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh keadaan gizi (Depkes RI, 1999).

Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah dasar usia 7-12 tahun. Gizi yang baik akan menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Jadi perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM berkualitas (Depkes RI, 2005).

Dari penelitian Balai Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI tahun 1991, dinyatakan sebagian besar (93%) anak sekolah dasar tidak sempat makan pagi, baik di kota maupun di desa. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain terbatasnya waktu yang tersedia di pagi hari, orangtua yang tidak sempat menyediakan makanan atau pun anak yang tidak berselera untuk makan pagi. Makanan jajanan menjadi populer karena keberadaannya yang sangat membantu


(14)

masyarakat. Harga makanan jajanan yang relatif murah, mudah didapat dan banyak ragamnya juga dirasa sangat membantu bagi orangtua murid (Depkes RI, 1994).

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, konsumsi makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat seiring waktu. Data hasil survey sosial ekonomi nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (1999) menunjukkan bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita per bulan penduduk perkotaan untuk makanan jajanan meningkat dari 9,19% pada tahun 1996 menjadi 11,37% pada tahun 1999, selain itu kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi remaja perkotaan menyumbang 21% energi dan 16% protein. Sementara itu kontribusi makanan jajanan terhadap konsumsi anak usia sekolah menyumbang 5,5% energi dan 4,2% protein ( Mudjajanto, 2006).

Meskipun makanan jajanan memiliki keunggulan-keunggulan tersebut, menurut Rachmawati (2006) ternyata makanan jajanan masih beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering tidak higienis yang memungkinkan makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba beracun. Banyak jajanan yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak sekolah dasar. Namun demikian kehadiran pedagang makanan jajanan anak di sekolah hendaknya tidak dilarang, karena hal ini juga berperan dalam menopang perekonomian terutama di sektor informal.

Secara umum penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Karena penyakit ini


(15)

kurang terlaporkan. Padahal, gizi buruk dan gangguan pertumbuhan anak-anak adalah dua konsekuensi serius yang ditimbulkan oleh berulangnya episode penyakit ini. Diare merupakan gejala umum dari penyakit bawaan makanan yang mudah dikenali. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menemukan bahwa diantara 100.000 balita terdapat 75 anak balita yang meninggal akibat diare tiap tahunnya (Februhartanty, 2004).

Menurut Februhartanty (2004) dari hasil wawancara terhadap pedagang makanan jajanan di daerah Jakarta Timur tahun 2004 menunjukkan bahwa mereka tidak mengetahui apakah BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang mereka gunakan adalah yang dilarang atau tidak oleh pemerintah. Mereka umumnya menggunakan BTP yang mudah didapat, murah dan dapat memberikan penampilan makanan yang menarik tanpa mencari tahu apakah itu dapat membahayakan bagi kesehatan. Lebih jauh lagi, diketahui bahwa makanan jajanan yang dijajakan umumnya tidak dipersiapkan dengan baik dan bersih. Tambahan lagi kebanyakan penjaja makanan tersebut mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang aman. Mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah.

Karena banyak pedagang yang kurang menjaga kebersihan dan tidak tahu adanya tindakan dan bahan-bahan yang bisa membahayakan kesehatan, maka Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional dalam meningkatkan kualitas mengenai makanan jajanan di sekolah dasar. Pihak sekolah terlibat secara aktif melalui unit kesehatan sekolah dengan cara menginventarisasi para pedagang jajanan yang berjualan di sekitar sekolah serta turut


(16)

mengawasi dan membina para pedagang makanan jajanan tersebut supaya menjaga mutu, keamanan dan kebersihan dagangannya (Muslim, 2004).

Tujuan suatu penyelenggaraan makanan jajanan, sama seperti penyelenggaraan makanan lainnya, adalah untuk mewujudkan tersedianya makanan yang bermutu dengan pelayanan yang layak. Makanan yang bermutu artinya makanan yang memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan. Makanan jajanan yang dihasilkan selain memiliki cita rasa yang dapat di terima murid, juga harus memenuhi syarat gizi, sanitasi, keamanan dan kesehatan sehingga makanan jajanan yang diproduksi benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh murid sekolah dasar sebagai konsumen (Depkes RI, 1996).

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan dari observasi awal yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa masih kurangnya higiene individu murid dimana murid tidak mencuci tangan sebelum memakan makanan jajajan dan penjual makanan jajanan biasanya tidak menutup makanan yang dijual. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang bagaimana tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene dan sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2009.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah ” Bagaimana tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di Sekolah Dasar Negeri


(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di SD Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tindakan murid tentang higiene individu dalam mengkonsumsi makanan jajanan di SD Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Untuk mengetahui tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene individu dan sanitasi makanan di SD Negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak Sekolah SD Negeri di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki pengelolaan penjual makanan jajanan. 2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Medan Tuntungan untuk lebih

meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai higiene individu dan sanitasi makanan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah kerjanya.

3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya murid SD Negeri dan penjual makanan jajanan yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan mengenai pentingnya higiene individu dan sanitasi makanan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Makanan

Suatu makanan terdiri dari sejumlah makanan padat dan cair yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok penduduk (Harper dkk, 1986). Sedangkan menurut Depkes RI (2001) makanan mempunyai pengertian sebagai segala sesuatu yang dikonsumsi melalui mulut untuk kebutuhan tubuh agar tubuh sehat.

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan selain mengandung nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman terutama makanan yang mudah membusuk yang mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau beradanya bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, residu pestisida serta bahan lainnya antara lain debu, tanah, rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia (Depkes RI, 2004).

2.1.1. Makanan Jajanan

Bila kita tidak sempat makan dirumah, kita bisa membeli makanan yang dijajakan oleh orang dan ini yang dinamakan makanan jajanan (Anonim, 2003). Menurut Irianto, K (2007) makanan jajanan adalah makanan yang banyak ditemukan dipinggir jalan yang dijajakan dalam berbagai bentuk, warna, rasa serta ukuran sehingga menarik minat dan perhatian orang untuk membelinya.


(19)

2.1.2. Jenis Makanan Jajanan

Jenis makanan jajanan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (1998) yang dikutip oleh Sitorus (2007) dapat digolongkan menjadi (3) tiga golongan, yaitu: 1. Makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang

goreng, kue bugis dan sebagainya.

2. Makanan jajanan yang diporsikan (menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi goreng, mie rebus dan sebagaianya.

3. Makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti ice cream, es campur, jus buah dan sebagainya.

Penjualan dan penjaja makanan jajanan dapat digolongkan menjadi (3) tiga golongan, yaitu:

1. Penjaja diam, yaitu makanan yang di jual sepanjang hari pada warung-warung yang lokasinya tetap di satu tempat.

2. Penjaja setengah diam, yaitu mereka yang berjualan dengan menetap di satu tempat pada waktu-waktu tertentu.

3. Penjaja keliling, yaitu mereka yang berjualan keliling dan tidak mempunyai tempat mangkal tertentu.

Menurut SK Menkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003, pada pasal 2 disebutkan panjamah makanan jajanan adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian.

Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain :


(20)

a. Tidak menderita penyakit mudah menular misal: batuk, filek, influensa, diare, penyakit perut sejenisnya.

b. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya). c. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian. d. Memakai celemek dan tutup kepala.

e. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.

f. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan, atau dengan alas tangan. g. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau

bagian lainnya).

h. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.

Pada pasal 9 juga disebutkan bahwa makanan jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan.

2.1.3. Ciri-Ciri Makanan Jajanan Yang Sehat

Salah satu tujuan makan adalah supaya tubuh kita sehat, namun disisi lain makan juga dapat menjadi salah satu sumber penyakit. Oleh karena itu menurut Anonim (2002) sebaiknya pilihlah makanan jajanan yang sehat, yaitu makanan jajanan yang segar, bersih dan aman dari cemaran bahan kimia dan fisik.

a. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang segar

Cara memilih makanan atau jajanan yang segar, untuk makanan yang telah diolah (digoreng, direbus, dikukus) pilihlah makanan baru saja dimasak (masih


(21)

panas). Jika sudah dingin atau disimpan, maka pilihlah yang tidak berlendir, tidak berbau asam, tidak berjamur dan rasanya masih wajar (normal).

Untuk buah-buahan segar, pilihlah buah yang kulitnya masih segar atau tidak keriput, tidak busuk atau lembek. Untuk makanan kalengan atau makanan dalam botol, pilihlah kemasan yang tidak penyok, bentuknya masih utuh, tutupnya masih disegel atau belum rusak, tidak bocor, tidak kembung, serta tanggal penggunaannya masih berlaku atau belum kadaluarsa (Anonim, 2002).

b. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang bersih

Makanan yang sehat selain keadaannya segar juga harus bersih, tidak dihinggapi lalat, tidak dicemari oleh debu dan bahan-bahan pengotor lainnya.

Makanan yang bersih mempunyai ciri-ciri:

1. Bagian luarnya terlihat bersih, tidak terlihat ada kotoran yang menempel.

2. Makanan tersebut disajikan dalam piring atau wadah tempat makanan yang tidak berdebu.

3. Tidak terdapat rambut atau isi stepler.

4. Disajikan dalam keadaan tertutup atau dibungkus dengan plastik, kertas tidak bertinta, daun pisang atau daun lainnya.

5. Makanan dimasak, disimpan atau disajikan di tempat yang jauh dari tempat pembuangan sampah, got, dan tepi jalan yang banyak dilalui kenderaan.

6. Makanan dimasak dengan peralatan yang bersih dengan menggunakan air bersih, tidak berbau atau keruh (Anonim, 2002).


(22)

c. Ciri-ciri makanan dan jajanan yang aman

Makanan yang sehat, selain segar dan bersih juga tidak boleh mengandung bahan kimia yang berbahaya. Bahan-bahan kimia yang biasa ditambahkan kedalam makanan secara sengaja disebut bahan tambahan pangan (zat aditif pangan). Bahan kimia yang biasa ditambahkan ke dalam makanan saat pengolahan yaitu:

1. Bahan pewarna 2. Bahan pemanis 3. Bahan pengawet 4. Bahan pengenyal 5. Bahan penambah rasa

Bahan tambahan makanan umumnya berupa bahan-bahan kimia yang asing bagi tubuh. Oleh karena itu penggunaannya tidak boleh berlebihan, karena dapat berakibat kurang baik bagi kesehatan (Anonim, 2002).

2.1.4. Pengaruh Positif Dan Negatif Makanan Jajanan 2.1.4.1.Pengaruh Positif Dari Makanan Jajanan

Melalui makanan jajanan anak bisa mengenal beragam makanan yang ada sehingga membantu seorang anak untuk membentuk selera makan yang beragam, sehingga saat dewasa dia dapat menikmati aneka ragam makanan (Khomsan, 2003).

Sedangkan menurut Irianto, P (2007) pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan diwarung maupun kantin sekolah daripada makanan yang telah tersedia dirumah. Manfaat / keuntungan dari kebiasaan jajan anak yakni :

1. Sebagai memenuhi kebutuhan energi


(23)

2.1.4.2.Pengaruh Negatif Dari Makanan Jajanan

Makanan jajanan beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya sering tidak higienis yang memungkinkan makanan jajanan terkontaminasi oleh mikroba beracun maupun penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak diizinkan (Mudjajanto, 2006).

Makanan jajanan mengandung banyak resiko, debu-debu dan lalat yang hinggap pada makanan yang tidak ditutupi dapat menyebabkan penyakit terutama pada sistem pencernaan kita. Belum lagi bila persediaan air terbatas, maka alat-alat yang digunakan seperti sendok, garpu, gelas dan piring tidak dicuci dengan bersih. Hal ini sering membuat orang yang mengkonsumsinya dapat terserang berbagai penyakit seperti disentri, tifus ataupun penyakit perut lainnya (Irianto, K, 2007)

Menurut Irianto, P (2007) terlalu sering dan menjadikan mengkonsumsi makanan jajanan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif, antara lain:

1. Nafsu makan menurun

2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit 3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak

4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin 5. Pemborosan

6. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang baik sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan permen dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi.


(24)

2.2. Faktor Penyehatan Makanan

Menurut Depkes RI (1994), aspek penyehatan makanan adalah aspek pokok dari penyehatan makanan yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan, yang meliputi kontaminasi/pengotoran makanan, keracunan makanan, pembusukan makanan dan pemalsuan makanan

2.2.1. Kontaminasi/Pengotoran Makanan

Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki, yang dikelompokkan dalam 4 (empat) macam, yaitu:

1. Pencemaran mikroba, seperti bakteri, jamur, cendawan dan virus 2. Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya 3. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, Mercury, Cadmium, Arsen 4. Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radioaktif.

Terjadinya pencemaran dapat dibagi dalam 2 (dua) cara, yaitu:

1. Pencemaran langsung, yaitu adanya bahan pencemar yang masuk ke dalam makanan secara langsung, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Contoh: masuknya rambut ke dalam nasi, penggunaan zat pewarna makanan, dan sebagainya.

2. Pencemaran silang, yaitu pencemaran yang terjadi secara tidak langsung sebagai akibat ketidaktahuan dalam pengolahan makanan.

Contoh: makanan bercampur dengan pakaian atau peralatan kotor, menggunakan pisau pada pengolahan bahan mentah untuk bahan makanan jadi (makanan yang sudah terolah) (Depkes RI, 1994).


(25)

2.2.2. Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat mengkontaminasi makanan. Makanan yang menjadi penyebab keracunan biasanya telah tercemar oleh unsur-unsur fisika, mikroba ataupun kimia dalam dosis yang membahayakan. Kondisi tersebut dikarenakan pengelolaan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah higiene sanitasi makanan (Depkes RI, 1994).

Adapun yang menjadi penyebabnya adalah:

1. Bahan makanan alami, yaitu makanan yang secara alami telah mengandung racun, seperti jamur racun, ikan buntel, ketela hijau, gadung atau ubi racun. 2. Infeksi mikroba, yaitu disebabkan bakteri pada saluran pencernaan makanan yang

masuk ke dalam tubuh atau tertelannya mikroba dalam jumlah besar, yang kemudian hidup dan berkembang biak, seperti Salmonellosis, dan Streptoccocus 3. Racun/toksin mikroba, yaitu racun atau toksin yang dihasilkan oleh mikroba

dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan jumlah yang membahayakan 4. Kimia, yaitu bahan berbahaya dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah yang membahayakan, seperti Arsen, Antimon, Cadmium, Pestisida dengan gejala depresi pernafasan sampai koma dan dapat meninggal

5. Alergi, yaitu bahan allergen di dalam makanan yang menimbulkan reaksi sensitif kepada orang-orang yang rentan, seperti histamine pada udang, tongkol, bumbu masak dan sebagainya (Depkes RI, 1994).


(26)

2.2.3. Pembusukan Makanan

Pembusukan adalah proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan, baik sebagian atau seluruhnya pada makanan dari keadaan yang normal menjadi keadaan yang tidak normal yang tidak dikehendaki sebagai akibat pematangan alam (maturasi), pencemaran (kontaminasi) atau sebab lain (Depkes RI, 1994).

2.2.4. Pemalsuan Makanan

Pemalsuan adalah upaya menurunkan mutu makanan dengan cara menambah, mengurangi atau mengganti bahan makanan yang disengaja dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya yang dapat berdampak buruk kepada konsumen, contohnya zat warna, bahan pemanis, pengawet dan bahan pengganti (Depkes RI, 1994).

2.3. Pengertian Serta Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan

Higiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit (Depkes RI, 1994).

2.3.1. Pengertian Higiene

Menurut Depkes RI (2004) higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.


(27)

2.3.2. Pengertian Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen (Prabu, 2008).

2.3.3. Tujuan Higiene Dan Sanitasi Makanan

Menurut Prabu (2008) sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/pemborosan makanan. Higiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.

2.4. Prinsip Dalam Higiene Dan Sanitasi Makanan

Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan. Menurut Depkes RI (1994) prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan meliputi :

a. Pemilihan bahan makanan. b. Penyimpanan bahan makanan. c. Pengolahan makanan.


(28)

e. Pengangkutan makanan, dan f. Penyajian makanan.

2.4.1. Pemilihan Bahan Makanan

Bahan makanan perlu dipilih yang sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan dan kesehatan. Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui sumber-sumber makanan yang baik serta memperhatikan ciri-ciri bahan yang baik.

Beberapa hal yang harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:

1. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas. 2. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.

3. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.

4. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti : rumah potong pemerintah atau tempat potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat pelelangan ikan resmi dan pasar bahan dengan sistem pendingin.

5. Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa atau membeli daging/unggas yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial mengandung bakteri.

6. Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri pada makanan.

2.4.2. Penyimpanan Bahan Makanan

Menurut Depkes RI (2004), dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai berikut :


(29)

a. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat

b. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk mengambilnya, tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak mudah membusuk dan rusak, dan untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin

c. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat keluar masuk barang dengan system FIFO (First In First Out).

2.4.3. Pengolahan Makanan

Menurut Dewi (2004) yang mengutip dari Anwar dkk (1997), pengolahan makanan menyangkut 4 (empat) aspek, yaitu :

a. Penjamah Makanan

Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai dari mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan.

Penjamah juga dapat berperan sebagai penyebar penyakit, hal ini bisa terjadi melalui kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan konsumen yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah yang membawa kuman.

b. Cara Pengolahan Makanan

Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989 adalah: semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung


(30)

dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan: sarung tangan, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya. Dan setiap tenaga pangolah makanan pada saat bekerja harus memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak merokok serta tidak makan/menguyah.

c. Tempat Pengolahan Makanan

Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi makanan jadi biasanya disebut dengan dapur, menurut Depkes RI (1994) perlu diperhatikan kebersihan tempat pengolahan tersebut serta tersedianya air bersih yang cukup.

d. Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan

Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga desain perlengkapan tersebut.

2.4.4. Penyimpanan Makanan

Menurut Depkes RI (1994) penyimpanan makanan dimaksudkan untuk mengusahakan makanan agar dapat awet lebih lama. Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana terdapat titik-titik rawan untuk perkembangbiakan bakteri patogen dan pembusuk pada suhu yang sesuai dengan kondisinya.


(31)

2.4.5. Pengangkutan Makanan

Makanan yang telah selesai diolah di tempat pengolahan, memerlukan pengangkutan untuk selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang pengangkutan (Depkes RI, 1994).

2.4.6. Penyajian Makanan

Menurut Permenkes No.304/Menkes/Per/IX/1989, persyaratan penyajian makanan adalah sebagai berikut:

1. Harus terhindar dari pencemaran;

2. Peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya; 3. Harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan bersih;

4. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih; 5. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut:

a. Di tempat yang bersih

b. Meja ditutup dengan kain putih atau plastik c. Asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan

d. Peralatan makan dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah dicuci.


(32)

2.5. Tindakan

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan- aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan pengetahuan merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan nampak menjadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap bila sikap individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya (Purwanto, 1999).

2.5.1. Tindakan Murid Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Tindakan mencuci tangan sebelum makan memakai air dan sabun mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan pencegahan infeksi berbagai penyakit, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Oleh karenanya mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan mikroorganisme yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan (Agoes, 2008).

Menurut Agoes (2008) perilaku anak sekolah yang sering jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah dan tidak terlindung dan dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang mengandung berbagai mikroorganisme. Hal ini dapat menjadi sumber penularan berbagai penyakit pada


(33)

melalui makanan dan minuman, terutama makanan jajanan yang tidak dikemas dan tidak tertutup rapat. Mikroorganisme yang ada di tanah/debu akan sampai pada makanan tersebut jika diterbangkan oleh angin atau dapat juga melalui lalat yang sebelumnya hinggap di berbagai tempat, terutama pada makanan jajanan yang tidak ditutup secara rapat.

Untuk itu murid sekolah dasar dan masyarakat hendaknya membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan dengan air dan sabun. Di samping itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta pihak sekolah meningkatkan promosi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada murid, dengan melakukan pemeriksaan perilaku cuci tangan sebelum makan, perilaku jajan di sekolah (Agoes, 2009).

2.5.2. Tindakan Penjual Makanan Jajanan

Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan adalah gerak/perbuatan dari tubuh setelah mendapat ransangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh atau lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

Tindakan ini dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran secara tidak langsung yaitu dengan wawancara atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya (Notoatmodjo, 2003).


(34)

2.6. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas tindakan murid tentang higiene individu terkait dengan kualitas makanan jajanan, sedangkan tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan juga terkait dengan kualitas makanan jajanan.

Tindakan Murid tentang Higiene Individu

Kualitas Makanan Jajanan Tindakan Penjual Makanan Jajanan

tentang Higiene Individu dan Sanitasi Makanan


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui tindakan murid dan penjual makanan jajanan tentang higiene sanitasi makanan di sekolah dasar negeri yang ada di kelurahan Kemenangan Tani kecamatan Medan Tuntungan tahun 2009.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sekolah-sekolah dasar negeri yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan, yakni :

1. SD Negeri No. 064023 2. SD Negeri No. 060971 3. SD Negeri No. 065015

Pemilihan lokasi penelitian ini dengan alasan :

1. Dari 22 sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Medan Tuntungan, diketahui bahwa ketiga sekolah dasar negeri tersebut diatas memiliki jumlah penjual makanan jajanan terbanyak yaitu 8 orang dan siswa terbanyak yaitu 953 siswa. 2. Dari hasil observasi awal, diketahui bahwa jenis makanan jajanan yang dijual

masih banyak dalam bentuk makanan jajanan olahan, seperti gorengan, mie sambal, bakso, dan lain-lain


(36)

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Juni sampai dengan September 2009.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 (empat), 5 (lima) dan 6 (enam) sekolah dasar dan seluruh penjual makanan jajanan di lingkungan sekolah tersebut. Alasan pengambilan anak kelas 4, 5 dan 6 sebagai populasi karena umumnya anak kelas 4, 5 dan 6 berumur 10 – 13 tahun, dimana anak kelas 4, 5 dan 6 lebih mudah diajak berkomunikasi.

Adapun jumlah anak kelas 4, 5 dan 6 di ketiga sekolah dasar negeri di Kelurahan Kemenangan Tani adalah sebagai berikut:

1. SD Negeri No. 064023 = - Kelas 4 : 45 siswa - Kelas 5 : 44 siswa - Kelas 6 : 57 siswa

Total = 146 siswa

2. SD Negeri No. 060971 = - Kelas 4 : 38 siswa - Kelas 5 : 49 siswa - Kelas 6 : 39 siswa Total = 126 siswa 3. SD Negeri No. 065015 = - Kelas 4 : 43 siswa

- Kelas 5 : 43 siswa - Kelas 6 : 33 siswa Total = 119 siswa


(37)

Maka seluruh populasi untuk anak sekolah dasar dari ketiga sekolah tersebut adalah 391 orang.

Untuk penjual makanan jajanan yang setiap harinya berjualan secara menetap di lingkungan sekolah tersebut berjumlah 8 (delapan) orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. 4 (empat) orang berjualan didalam sekolah.

2. 4 (empat) orang berjualan diluar sekolah.

3.3.2. Sampel

Adapun sampel untuk anak sekolah dasar dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang dianggap mewakili populasi diperoleh dengan rumus (Notoatmodjo, 2002) :

dimana:

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketetapan yang digunakan (0,1) maka :

n = 79,63 80 siswa

Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 80 siswa.

 

2

1 N d

N n

 

 

2

1 , 0 391 1

391

  n


(38)

Untuk pengambilan jumlah sampel ditiap-tiap Sekolah Dasar dilakukan dengan cara proportional sampling. Selanjutnya dari seluruh total siswa diatas yang berjumlah 391 orang maka sebagai proporsional sampelnya sebagai berikut :

a. Untuk SD Negeri No.064023 =146/391 x 80 siswa = 29,87 menjadi 30 siswa. b. Untuk SD Negeri No.060971 =126/391x 80 siswa = 25,78 menjadi 26 siswa. c. Untuk SD Negeri No.065015 =119/391x 80 siswa = 24,35 menjadi 24 siswa. Untuk sampel perkelas dari ketiga sekolah tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

a. Untuk SD Negeri No. 064023

- Kelas 4 = 45/146 x 30 siswa = 9,2 menjadi 9 siswa. - Kelas 5 = 44/146 x 30 siswa = 9,0 menjadi 9 siswa. - kelas 6 = 57/146 x 30 siswa =11,7 menjadi 12 siswa. b. Untuk SD Negeri No. 060971

- Kelas 4 = 38/126 x 26 siswa = 7,8 menjadi 8 siswa. - Kelas 5 = 49/126 x 26 siswa = 10,1 menjadi 10 siswa. - Kelas 6 = 39/126 x 26 siswa = 8,0 menjadi 8 siswa. c. Untuk SD Negeri No. 065015

- Kelas 4 = 43/119 x 24 siswa = 8,6 menjadi 9 siswa. - Kelas 5 = 43/119 x 24 siswa = 8,6 menjadi 9 siswa. - Kelas 6 = 33/119 x 24 siswa = 6,5 menjadi 6 siswa.

Sedangkan sample untuk penjual makanan jajanan yang ada di lingkungan sekolah dasar tersebut adalah seluruh populasi ( total sampling ) yang berjumlah 8


(39)

3.4. Tehnik Pengambilan Sampel

Untuk mengambil 80 sampel dari anak sekolah tersebut, maka dilakukan dengan cara random sampling terhadap siswa kelas 4, 5 dan 6 sekolah dasar negeri yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

3.5. Metode Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung.

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil data yang telah ada pada arsip sekolah dasar tersebut, yaitu berupa data jumlah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 serta data lain yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu dari kantor camat Kecamatan Medan Tuntungan seperti keadaan geografi dan demografi (jumlah penduduk, distribusi umur penduduk, sarana kesehatan dan sarana pendidikan) yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

3.6. Defenisi Operasional

1. Tindakan murid tentang higiene individu adalah bentuk perbuatan atau aktifitas nyata dari peserta didik untuk memelihara dan melindungi kebersihan dirinya dalam mengkonsumsi makanan jajanan.

2. Tindakan penjual makanan jajanan tentang higiene dan sanitasi makanan adalah bentuk perbuatan atau aktifitas nyata dari penjual makanan jajanan untuk


(40)

menjaga, memelihara dan melindungi dirinya dan makanan jajanan yang dijajakannya.

3.7. Aspek Pengukuran

Untuk mengetahui ukuran tindakan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Untuk jawaban (a) skornya adalah 3, untuk jawaban (b) skornya adalah 2 dan untuk jawaban (c) skornya adalah 1. Jumlah pertanyaan/ kuesioner tindakan adalah 12 pertanyaan. Maka didapat total skor tertinggi 36 dan terendah 12. Berdasarkan skor yang dipilih maka ukuran tindakan dapat dilategorikan berdasarkan ( Pratomo, 1990) :

a. Tindakan baik, bila responden memperoleh skor jawaban >26 ( > 75 %) b. Tindakan sedang, bila responden memperoleh skor jawaban 14–26 (40%-75%) c. Tindakan kurang, bila responden memperoleh skor jawaban 13 ( < 40 % )

3.8. Tehnik Pengolahan Data

Data yang diperoleh di analisa secara deskriptif yang disertai dengan bahasan dan kesimpulan. Hasil yang didapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Sekolah Dasar

Kelurahan Kemenangan Tani merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan. Luas wilayah kelurahan ini adalah 150 Ha. Sekolah dasar yang ada di Kelurahan Kemenangan Tani berjumlah 3 buah yaitu SD Negeri No. 064023, SD Negeri No.060971 dan SD Negeri No.065015. Ketiga sekolah tersebut berada dalam satu lokasi yaitu di Jalan Djamin Ginting Km.12. Luas areal sekolah ini secara keseluruhan adalah 1400 m2.

Adapun batas-batas dari ketiga sekolah adalah sebagai berikut

­ Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman penduduk

­ Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk dan gereja

­ Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya/Jalan Djamin Ginting

­ Sebelah Timur berbatasan dengan perladangan a. Sekolah Dasar Negeri No. 064023

Sekolah ini didirikan pada tahun 1975 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101076007002. Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No.064023 adalah sebagai berikut:

- Ruang belajar : 12 buah

- Kantor : 1 buah

- Kamar mandi : 3 buah - Perpustakaan : 1 buah

- UKS : ada disatukan dengan ruang kantor

- Sumber air bersih : PDAM


(42)

Sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 17 orang guru. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI sebanyak 405 orang. Dari 405 orang murid tersebut, 208 orang laki-laki dan 197 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya banyak murid Sekolah Dasar Negeri No. 064023 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.064023 Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009.

Jenis Kelamin Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

Persentase (%)

I 49 43 92 22,71

II 41 31 72 17,77

III 46 49 95 23,45

IV 23 22 45 11,11

V 24 20 44 10,86

VI 25 32 57 14,07

Jumlah 208 197 405 100,00

Dari tabel 4.1. diketahui bahwa dari 405 murid SD Negeri No.064023 terdapat 208 orang (51,35%) murid berjenis kelamin laki-laki dan 197 orang (48,64%) berjenis kelamin perempuan.

b. Sekolah Dasar Negeri No.060971

SDN ini berdiri pada tahun 1953 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101076007001. Fasilitas gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No.060971 adalah sebagai berikut:

- Ruang belajar : 7 buah

- Kantor : 1 buah

- Kamar mandi : 3 buah

- Perpustakaan : -


(43)

Sekolah ini dikepalai oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh 14 orang guru. Jumlah keseluruhan murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI sebanyak 280 orang.

Dari 280 orang murid tersebut, 141 orang laki-laki dan 139 orang perempuan. Untuk diketahui lebih lanjut jumlah murid Sekolah Dasar Negeri No.060971 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.060971 Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009.

Jenis Kelamin Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

Persentase (%)

I 22 26 48 17,14

II 26 25 51 18,21

III 29 26 55 19,64

IV 23 15 38 13,57

V 22 27 49 17,5

VI 19 20 39 13,92

Jumlah 141 139 280 100,00

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa Sekolah Dasar Negeri No.060971 mempunyai jumlah murid terbesar di kelas III sebanyak 55 orang ( 19,64%)

c. Sekolah Dasar Negeri No.065015

Pada tahun 1976 sekolah ini didirikan dengan NSS 101070007003. Fasilitas gedung yang dimiliki oleh SD Negeri No065015. adalah sebagai berikut:

- Ruang belajar : 6 buah

- Kantor : 1 buah

- Kamar mandi : 2 buah

- Perpustakaan : -

- UKS : -


(44)

Seorang kepala sekolah dan 14 orang guru yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri No.065015 . Total keseluruhan dari murid sekolah dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI di SDN No.065015 tersebut sebanyak 258 orang.

Dari 258 orang murid tersebut, 121 orang laki-laki dan 137 orang perempuan. Distribusi murid Sekolah Dasar Negeri No.065015 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Murid Sekolah Dasar Negeri No.065015

Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tahun 2009. Jenis Kelamin

Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

Persentase (%)

I 25 27 52 19,40

II 24 25 49 18,28

III 22 26 48 17,91

IV 18 25 43 16,04

V 22 21 43 16,04

VI 17 16 33 12,3

Jumlah 128 140 268 100,00

Pada tabel 4.3. terlihat bahwa dari 268 orang murid Sekolah Dasar Negeri No.065015 memiliki jumlah murid perempuan sebanyak 140 orang (52,23%) dan murid laki laki sebanyak 128 orang (47,74%).

4.1.2. Gambaran Penjual Makanan Jajanan

Penjual makanan jajanan yang setiap harinya berjualan di lingkungan sekolah ini berjumlah delapan orang dengan lokasi berjualan empat orang didalam lingkungan sekolah dan empat orang lainya berjualan di gerbang sekolah. Selain delapan orang tersebut terdapat juga penjual makanan jajanan lainnya yang berjualan digerbang sekolah walaupun mereka tidak setiap harinya berjualan secara menetap di sekolah tersebut. Jumlah penjual makanan jajanan yang tidak menetap ini bervariasi setiap harinya dari lima orang sampai sepuluh orang. Mereka datang ke sekolah pada saat


(45)

sekolah mendekati waktu istirahat, setelah selesai istirahat mereka pergi ke tempat lain tetapi terkadang mereka tetap di sekolah tersebut sampai jam pulang.

Jenis makanan jajanan yang dijajakan oleh penjual makanan jajanan yang setiap hari tetap berjualan di sekolah tersebut selain makanan jajanan dalam kemasan/pabrikan mereka juga menjual makanan jajanan hasil olahan mereka seperti nasi goreng, mie hun goreng, bakwan dan terkadang berbagai manisan seperti manisan jambu biji dan jambu air yang juga merupakan hasil olahan dari penjual tersebut. Sedangkan penjual makanan jajanan yang tidak menetap juga menjual makanan jajanan hasil olahan sendiri seperti mie lidi goreng, mie hun goreng, pisang molen, rujak, es doger, es mambo, bakso goreng dan gorengan bakwan. Makanan jajanan sudah diolah dari rumah penjual makanan jajanan dan diangkut ke tempat berjualan dalam wadah panci plastik berwarna hitam ataupun panci plastik warna lainnya.

Banyaknya penjual makanan jajanan yang datang ke sekolah ini dikarenakan kebiasaan dari murid-murid yang setiap hari jajan saat di sekolah. Hal ini juga disebabkan kurangnya pengawasan dari pihak sekolah, ini terlihat dari murid bebas jajan keluar gerbang sekolah karena gerbang tidak pernah ditutup saat proses belajar sedang berlangsung.

4.2. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah murid sekolah dasar dan penjual makanan jajanan yang ada di lingkungan sekolah dasar negeri Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.


(46)

4.2.1. Murid Sekolah Dasar

Murid sekolah dasar yang menjadi responden adalah murid kelas 4, 5 dan 6 dan untuk distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat diketahui dari tabel di bawah ini.

4.2.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. Perempuan 36 45,00

2. Laki-Laki 44 55,00

Total 80 10,00

Berdasarkan tabel 4.4. bahwa dari 80 responden, diperoleh 44 orang (55,00%) berjenis kelamin laki-laki dan 36 orang (45,00%) berjenis kelamin perempuan.

4.2.1.2 Umur

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 8 1 1,25

2 9 23 28,75

3 10 24 30,00

4 11 14 17,50

5 12 15 18,75

6. 13 3 3,75

Total 80 100,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak ada pada umur 10 tahun yaitu sebanyak 24 orang (30,00%) sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berumur 8 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,25 %).

4.2.2 Penjual Makanan Jajanan

Seluruh penjual makanan jajajan di SD Negeri No. 064023, SD Negeri No. 060971 dan SD Negeri No. 065015 di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan


(47)

4.2.2.1 Umur

Dari keseluruhan penjual makanan jajanan diatas diperoleh data distribusi responden berdasarkan umur, seperti yang tertera dalam tabel berikut..

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1. 30 tahun 2 25,00

2. 31 – 40 tahun 5 62,50

3. > 40 tahun 1 12,50

Total 8 100,00

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak ada diantara umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 5 orang (30,00%) sedangkan yang paling sedikit adalah umur > 40 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,25 %).

4.2.2.2 Pendidikan Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penjual makanan jajanan sudah baik, hal ini ditunjukkan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1. Tamat SD - -

2. Tamat SMP 2 25,00

3. Tamat SMA 4 50,00

4. Tamat D3 1 12,50

5. Tamat S1 1 12,50

Total 8 100,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA yaitu 4 orang (50,0%).

4.3. Tindakan Murid Sekolah Dasar Tentang Higiene Individu

Tindakan 80 orang responden tentang higiene individu dapat dijabarkan dalam kategori baik, sedang, dan kurang yang dapat dilihat pada tabel 4.8.


(48)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Reponden tentang Higiene Individu.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Baik 9 11,25

2. Sedang 67 83,75

3. Kurang 4 5,00

Total 80 100,00

Dari tabel 4.8. menunjukkan bahwa tindakan responden tentang Higiene Individu pada kategori sedang sebanyak 67 orang (83,75%).

4.3.1. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Penjual Makanan Jananan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang tindakan murid sekolah dasar dalam membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari penjual makanan jajanan, yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Penjual Makanan Jajanan

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 17 21,25

2. Kadang-kadang 18 22,50

3. Tidak 45 56,25

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak melihat kebersihan dari penjual makanan jajanan ketika membeli makanan jajanan yaitu sebanyak 45 orang (56,25%).

4.3.2. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Tempat Penjual Makanan Jajanan.

Untuk mengetahui perbandingan tindakan murid membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari tempat penjual makanan jajanan, dapat dilihat pada


(49)

Tabel 4.10. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Tempat Penjual Makanan Jajanan.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 8 10,00

2. Kadang-kadang 26 32,50

3. Tidak 46 57,50

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak melihat kebersihan dari tempat penjual makanan jajanan ketika membeli makanan jajanan yaitu sebanyak 46 orang (57,50%).

4.3.3. Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Peralatan Penjual Makanan Jajanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan murid dalam membeli makanan jajanan dengan melihat kebersihan dari peralatan penjual makanan jajanan, dapat diketahui dari tabel 4.11.

Tabel 4.11. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan dengan Melihat Kebersihan dari Peralatan Penjual Makanan Jajanan.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 31 38,75

2. Kadang-kadang 16 20,00

3. Tidak 33 41,25

Total 80 100,00

Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melihat kebersihan dari peralatan penjual makanan jajanan ketika membeli makanan jajanan yaitu sebanyak 33 orang (41,25%).

4.3.4. Membeli Makanan Jajanan yang Tempat Penjualannya Dekat dengan Pembuangan Sampah.

Dari hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa tindakan murid dalam membeli makanan jajajan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan sampah, yang ditunjukkan di tabel 4.12.


(50)

Tabel 4.12. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang Tempat Penjualannya Dekat dengan Pembuangan Sampah.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 22 27,50

2. Kadang-kadang 12 15,00

3. Tidak 46 57,50

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 46 orang (57,50%) tidak membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan sampah dan sebanyak 22 orang (27,50%) tetap membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan pembuangan sampah.

4.3.5. Membeli Makanan Jajanan yang Tempat Penjualannya Dekat dengan Saluran Pembuangan Air.

Tindakan murid dalam membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan saluran pembuangan air cukup bervariasi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

Tabel 4.13. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang Tempat Penjualannya Dekat dengan Saluran Pembuangan Air.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 20 25,00

2. Kadang-kadang 19 23,75

3. Tidak 41 51,25

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel 4.13. dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah responden tidak membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan saluran pembuangan air yaitu sebanyak 41 orang (51,25%), dan sebanyak 20 orang (25,0%) tetap membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan saluran pembuangan air.


(51)

4.3.6. Membeli Makanan Jajanan yang Tertutup Wadahnya.

Untuk mengetahui distribusi responden tentang tindakan murid dalam membeli makanan jajanan yang tertutup wadahnya, ini disajikan pada tabel berikut

Tabel 4.14. Distribusi Responden tentang Membeli Makanan Jajanan yang Tertutup Wadahnya.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 27 33,75

2. Kadang-kadang 47 58,75

3. Tidak 6 7,50

Total 80 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kadang-kadang membeli makanan jajanan yang tertutup wadahnya yaitu sebanyak 47 orang (58,75%).

4.3.7. Sebelum Memakan Makanan Jajanan Mencuci Tangan Terlebih Dahulu.

Pada penelitian ini bahwa tindakan murid dalam sebelum memakan makanan jajanan mencuci tangan terlebih dahulu, dapat diketahui persentasenya ditabel 4.14.

Tabel 4.15. Distribusi Responden tentang Sebelum Memakan Makanan Jajanan Mencuci Tangan Terlebih Dahulu.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 3 3,75

2. Kadang-kadang 5 6,25

3. Tidak 72 90,00

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memakan makanan jajanan sebelum mencuci tangan terlebih dahulu yaitu sebanyak 72 orang (90,00%).


(52)

4.3.8. Memakan Makanan Jajanan dengan Menggunakan Alat Bantu Seperti Sendok dan garpu.

Untuk mengetahui perbandingan tindakan murid dalam memakan makanan jajanan dengan menggunakan alat bantu seperti sendok dan garpu, tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.16. Distribusi Responden tentang Memakan Makanan Jajanan dengan Menggunakan Alat Bantu sendok dan garpu.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 48 60,00

2. Kadang-kadang 15 18,75

3. Tidak 17 21,25

Total 80 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan alat bantu seperti sendok dan garpu ketika memakan makanan jajanan yaitu sebanyak 48 orang (60,00%), dan sebanyak 17 orang (21,25%) tidak menggunakan alat bantu ketika memakan makanan jajanan.

4.3.9. Menjaga Kesehatan Kuku dengan Memotong Kuku Secara Teratur.

Setelah melakukan penelitian didapat bahwa persentase tindakan murid untuk menjaga kebersihan kuku dengan memotong kuku secara teratur, yang dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 4.17. Distribusi Responden tentang Menjaga Kesehatan Kuku dengan Memotong Kuku Secara Teratur.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 33 41,25

2. Kadang-kadang 21 26,25

3. Tidak 26 32,50


(53)

Berdasarkan tabel 4.16. menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur yaitu sebanyak 33 orang (41,25%) dan sebanyak 26 orang (32,50%) tidak menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur.

4.4. Tindakan Penjual Makanan Jajajan tentang Higiene Sanitasi Makanan Jajanan.

Tindakan 8 orang responden tentang higiene individu dan sanitasi makanan dapat dijabarkan dalam kategori baik, sedang, dan kurang yang dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Reponden tentang Higiene Individu Sanitasi Makanan

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Baik 1 12,50

2. Sedang 7 87,50

3. Kurang 0 0,00

Total 8 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tindakan responden tentang higiene individu dan sanitasi makanan pada kategori sedang yaitu sebanyak 7 orang (87,50 %).

4.4.1. Selalu Mengutamakan Kualitas (Mutu) daripada Kuantitas (Jumlah) dalam Pemilihan Bahan Makanan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang tindakan penjual makanan jajanan dalam membeli bahan makanan, selalu mengutamakan kulitas (mutu) daripada kuantitas (jumlah), hasil ini dapat ditunjukkan di tabel 4.18.


(54)

Tabel 4.19. Distribusi Responden tentang Selalu Mengutamakan Kualitas (Mutu) daripada Kuantitas (Jumlah) dalam Pemilihan Bahan Makanan.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 4 50,00

2. Kadang-kadang 4 50,00

3. Tidak 0 0,00

Total 100,00

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang selalu dan kadang-kadang mengutamakan kualitas daripada kuantitas dalam pemilihan bahan makanan yaitu masing-masing sebanyak 4 orang (50,00%).

4.4.2. Selalu Mencuci Bahan Makanan yang Dibeli dari Pasar.

Pada penelitian ini tindakan penjual makanan jajanan tentang selalu mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar sebelum menyimpan atau mengolahnya lebih lanjut, hasil persentasenya ada pada tabel dibawah.

Tabel 4.20. Distribusi Responden tentang Selalu Mencuci Bahan Makanan yang Dibeli dari Pasar.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 1 12,50

2. Kadang-kadang 2 25,00

3. Tidak 5 62,50

Total 8 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden tidak selalu mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar yaitu sebanyak 5 orang (62,50%).

4.4.3. Selalu Menyimpan Makanan Yang Sudah Diolah Di Tempat Khusus.

Persentase tindakan penjual makanan jajanan yang selalu menyimpan makanan yang sudah diolah ditempat khusus, dapat terlihat di tabel berikut.


(55)

Tabel 4.21. Distribusi Responden tentang Selalu Menyimpan Makanan Yang Sudah Diolah Di Tempat Khusus.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 4 50,00

2. Kadang-kadang 2 25,00

3. Tidak 2 25,00

Total 8 100,00

Berdasarkan tabel 4.20. dapat dilihat bahwa mayoritas responden selalu menyimpan makanan yang sudah diolah di tempat khusus yaitu sebanyak 4 orang (50,00%).

4.4.4. Selalu Membersihkan Tempat Berjualan dan Tetap Menangani Makanan Yang Akan Dijajakan Saat Menderita Batuk dan Pilek.

Berdasarkan hasil wawancara dari 8 responden dapat diketahui bahwa 100% responden selalu membersihkan tempat berjualan dan tetap menangani makanan yang akan dijajakan saat menderita batuk dan pilek.

4.4.5. Menjaga Kesehatan Kuku dengan Memotong Kuku Secara Teratur

Dalam mengetahui distribusi responden tentang tindakan dalam menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur, dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.22. Distribusi Responden tentang Menjaga Kesehatan Kuku dengan Memotong Kuku Dengan Teratur.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 4 50,00

2. Kadang-kadang 3 37,50

3. Tidak 1 12,50

Total 8 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku dengan teratur yaitu sebanyak 4 orang (50,00%).


(56)

4.4.6. Selalu Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Menangani Makanan Bila Tidak Memakai Alat bantu.

Dari hasil wawancara didapat bahwa tindakan penjual makanan jajanan yang selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan bila tidak memakai alat bantu, hasil tersebut disajikan di tabel 4.22.

Tabel 4.23. Distribusi Responden tentang Selalu Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Menangani Makanan Bila Tidak Memakai Alat bantu.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 1 12,50

2. Kadang-kadang 7 87,50

3. Tidak 0 0,00

Total 8 100,00

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden kadang-kadang mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan bila tidak memakai alat bantu yaitu sebanyak 7 orang (87,50%).

4.4.7. Selalu Mencuci Peralatan dengan Bahan Pembersih Seperti Sabun.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang tindakan penjual makanan jajanan dalam mencuci peralatan dengan bahan pembersih seperti sabun, yaitu ada di tabel berikut

Tabel 4.24. Distribusi Responden tentang Selalu Mencuci Peralatan dengan Bahan Pembersih.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 4 50,00

2. Kadang-kadang 4 50,00

3. Tidak 0 0,00

Total 8 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang selalu dan kadang-kadang mencuci peralatan dengan bahan pembersih, seperti sabun atau detergen yaitu masing-masing sebanyak 4 orang (50,00%)


(57)

4.4.8. Air Yang Digunakan Untuk Mencuci Suatu Peralatan Digunakan Berulang.

Dalam mencuci segala peralatan sebaiknya air yang digunakan tidak boleh berulang, namun dari hasil penelitian didapat bahwa air yang digunakan oleh penjual makanan jajanan untuk membersihkan peralatan masih ada yang berulang, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dari tabel 4.24.

Tabel 4.25. Distribusi Responden tentang Air Yang Digunakan Untuk Mencuci Suatu Peralatan Digunakan Berulang.

No Tindakan Jumlah Persentase (%)

1. Ya 1 12,50

2. Kadang-kadang 7 87,50

3. Tidak 0 0,00

Total 8 100,00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden kadang-kadang air yang digunakan untuk mencuci suatu peralatan digunakan berulang yaitu sebanyak 7 orang (87,50%).

4.4.9. Membuang Semua Sampah Ke Dalam Tempat Sampah.

Berdasarkan hasil wawancara dari 8 responden dapat diketahui bahwa 100% responden selalu membuang semua sampah ke dalam tempat sampah.

4.4.10. Selalu Memakai Alat Bantu Ketika Menjamah Makanan.

Tidak ada penjual makanan jajanan yang tindakannya tidak memakai alat bantu ketika menjamah makanan yang dijualnya, untuk lebih jelasnya dapat diketahui dari tabel berikut.


(1)

Harper, Laura J. 1989. Pangan, Gizi dan Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Irianto, DP. 2007. Panduan Gizi Lengkap : Keluarga dan Olahragawan. CV. Andi offset. Yogyakarta.

Irianto, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. CV. Yrama Widya. Bandung.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Moehyi Sjahmien, 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga, Jakarta Bhratara.

Mudjajanto,E S. 2006. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional.Penerbit Buku Kompas. Jakarta.

Muslim,S. 2004. 50 Persen Jajanan Sekolah Berbahaya.

http://www.makananjajanan.com. Jakarta. Diakses tanggal 6 Juli 2009.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Pratomo, H. 1990. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Prabu. 2008. Higiene dan Sanitasi Makanan. http//gmpg.org. Jakarta. Diakses Tanggal 13 Juni 2009.

Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia. EGC. Jakarta.

Rachmawati,E. 2006.Waspadai Jajanan Anak di Sekolah. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.

Sitorus, L. 2007. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Sekolah Dasar

Tentang Makanan dan Minuman yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Denai. Skripsi FKM

USU. Medan.

Suhartini, 2007. Perbedaan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Hygiene Perorangan

Pedagang Makanan Jajanan Kakilima Antara Binaan Dengan Non Binaan (Studi Di Wilayah Kecamatan Gubeng Kota Surabaya Tahun 2007).


(2)

KUESIONER PENELITIAN

TINDAKAN MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI

KELURAHAN KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

I. Anak Sekolah Dasar A. Data Pribadi

1. Nama : ... 2. Umur : ...

3. Jenis Kelamin : ...

4. Pekerjaan Orangtua : ... 5. Nama Sekolah : ... 6. Alamat Sekolah : ...

B. Pertanyaan Tentang Tindakan Anak Sekolah

1. Apakah adik setiap hari selalu jajan di sekolah ?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

2. Apakah adik lebih memilih makanan jajanan pabrikan daripada makanan jajanan tradisional (seperti : bakso, gorengan, mi goreng, dll )?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

3. Apakah setiap membeli makanan jajanan adik melihat kebersihan dari sipenjual makanan jajanan ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Apakah setiap membeli makanan jajanan adik melihat kebersihan dari tempat si penjual makanan jajanan tersebut ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak


(3)

5. Apakah setiap membeli makanan jajanan adik melihat kebersihan dari peralatan si penjual makanan jajanan tersebut ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

6. Apakah adik tetap membeli makanan jajanan yang tempat penjualnya dekat dengan pembuangan/tempat sampah ?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

7. Apakah adik tetap membeli makanan jajanan yang tempat penjualannya dekat dengan got/saluran pembuangan air ?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

8. Apakah adik selalu membeli makanan jajanan yang tertutup tempat/ wadahnya ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

9. Sebelum memakan makanan jajanan tersebut, apakah adik mencuci tangan terlebih dahulu ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

10. Apakah adik selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memegang makanan jajajan ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

11. Apakah setiap memakan makanan jajanan tersebut, apakah adik menggunakan alat bantu seperti sendok untuk memegang jajanan tersebut?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

12. Apakah adik menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur ?


(4)

Keterangan : Untuk pertanyaan No. 10, 11 dan 12, setelah responden diwawancarai maka diobservasi kembali.

Hasil Observasi

No. Pertanyaan

Ya Tidak

1. Sebelum memakan makanan jajanan tersebut, mencuci tangan terlebih dahulu.

2. Setiap memakan makanan jajanan tersebut, menggunakan alat bantu seperti sendok untuk memegang jajanan tersebut.

3. Menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur.

II. Penjual Makanan Jajanan A. Data Pribadi

1. Nama Responden : ... 2. Umur : ...

3. Jenis Jajanan yang dijual : ... 4. Pendidikan : a. Tamat SD

b. Tamat SLTP

c. Tamat SLTA

d. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi e. Tidak tamat SD

B. Pertanyaan Tentang Tindakan Penjual Makanan Jajanan

1. Dalam pemilihan semua bahan makanan, apakah anda selalu mengutamakan mutu/kualitas daripada kuantitasnya (jumlahnya) ?


(5)

2. Apakah anda selalu langsung mencuci bahan makanan yang dibeli dari pasar, misalnya sayur-sayuran, buah-buahan, lalap-lalapan dan sebagainya sebelum diolah lebih lanjut ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

3. Setelah diolah apakah makanan tersebut selalu anda simpan di tempat khusus ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Saat menderita batuk, pilek apakah anda tetap menangani makanan yang akan anda jajakan?

a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

5. Apakah tempat berjualan makanan jajanan anda selalu anda bersihkan dan dijauhkan dari tempat sampah, saluran limbah dan terlindung dari debu ?

a.Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

6. Apakah anda menjaga kesehatan kuku dengan memotong kuku secara teratur ?

a.Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

7. Bila anda tidak memakai alat bantu, apakah anda selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

8. Apakah anda selalu mencuci peralatan dengan bahan pembersih, misalnya dengan sabun/ detergen ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

9. Apakah air yang anda gunakan untuk mencuci suatu peralatan digunakan secara berulang ?


(6)

10. Apakah anda membuang semua sampah ke dalam tempat sampah ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

11. Ketika menjamah makanan apakah anda selalu memakai alat bantu ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

12. Saat menangani makanan apakah anda juga sambil bercerita? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya

Keterangan : Untuk pertanyaan No. 6 - 12, setelah responden diwawancarai maka diobservasi kembali.

Hasil Observasi

No. Pertanyaan

Ya Tidak

1. Bila tidak memakai alat bantu, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan.

2. Selalu mencuci peralatan dengan bahan pembersih, misalnya dengan sabun/ detergen. 3 Air yang digunakan untuk mencuci suatu

peralatan digunakan secara berulang. 4. Membuang semua sampah ke dalam tempat

sampah.

5. Ketika menjamah makanan, selalu memakai alat bantu.

6. Saat menangani makanan sambil bercerita 7. Menjaga kesehatan kuku dengan memotong


Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi serta Pemeriksaan Escherichia coli dan Rhodamin B pada Makanan Jajanan di Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas Tahun 2013

1 58 108

Gambaran Pola Konsumsi Dan Status Gizi Baduta (Bayi 6-24 Bulan) Yang Mendapatkan Makanan Tambahan Taburia Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

1 66 122

Tinjauan Sanitasi Makanan Jajanan Di Dijalan Pagaruyung Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Tahun 2000

1 28 71

Higiene Dan Sanitasi Makanan Jajanan Di Simpang Selayang Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan Sumatera Utara Tahun 2003

0 59 57

Persepsi Suami dan Istri Tentang Tubektomi Terhadap Respon Seksual di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan medan Tuntungan

0 31 74

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Higiene Sanitasi Pedagang Makanan Jajanan di Sekolah Dasar Cipinang Besar Utara Kotamadya Jakarta Timur Tahun 2014

10 40 178

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Tentang Higiene Dan Sanitasi Makanan Di Sekolah Dengan Kejadian Diare Siswa Sd Negeri Bonagung I Kecamatan Tanon Kabu

0 4 17

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI II GIANYAR.

1 8 32

Higiene Sanitasi Makanan di Kantin FEB

1 1 30