Uji Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

54 nilai statistik Durbin-Watson -2 atau 2, berarti asumsi independensi terhadap residual non-autokorelasi tidak terpenuhi. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Dependent Variable: BM Method: Least Squares Date: 032315 Time: 12:12 Sample: 1 42 Included observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PAD 0.8179931112860291 0.1341223393878547 6.098858065102474 4.166113894907912e-07 DAU 0.0177974376829118 0.06550148024609121 0.2717104654130906 0.7873154365745814 DAK -0.06770660047761293 0.1706446307509845 -0.3967695917512618 0.6937569756941241 C 65424.47403039956 20539.51041104992 3.185298613310776 0.002886805513842664 R-squared 0.7749595350782219 Mean dependent var 144973.1666666667 Adjusted R-squared 0.7571931825843973 S.D. dependent var 94582.81182347539 S.E. of regression 46606.08888737588 Akaike info criterion 24.42724274712319 Sum squared resid 82540845812.36328 Schwarz criterion 24.59273509172161 Log likelihood -508.972097689587 Hannan-Quinn criter. 24.48790223674325 F-statistic 43.61950689358383 Durbin-Watson stat 1.102943183973991 ProbF-statistic 2.192640724473373e-12 Sumber : hasil olahan software Eviews 7 Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,102. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin- Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2011:139 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke 55 pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Supranto 2005:57 mengartikan homoskedastisitas sebagai varians kesalahan pengganggu untuk setiap pengamatan adalah sama, sedangkan heteroskedastisitas adalah sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdatisitas. Apabila terjadi heteroskedastisitas, estimator-estimator yang dihasilkan dengan metode OLS ordinary least square tidak lagi memiliki sifat varians yang minimum atau efisien. Dalam keadaan heteroskedastisitas, ketika tetap menggunakan metode OLS yang biasa usual OLS formulas, maka uji t dan uji F dapat memberikan kesimpulan yang salah Gujarati, 2003:428. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik uji White, dengan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs R-squared 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika nilai Prob. Chi- Square dari Obs R-sqaured 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas. 56 Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.787609 Prob. F3,38 0.5083 ObsR-squared 2.458666 Prob. Chi-Square3 0.4828 Scaled explained SS 2.261217 Prob. Chi-Square3 0.5200 Test Equation: Dependent Variable: RESID2 Method: Least Squares Date: 032315 Time: 12:25 Sample: 1 42 Included observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.62E+09 6.94E+08 2.342086 0.0245 PAD2 0.016598 0.020592 0.806046 0.4252 DAU2 0.000730 0.003147 0.231902 0.8179 DAK2 -0.033269 0.030164 -1.102937 0.2770 R-squared 0.058540 Mean dependent var 1.97E+09 Adjusted R-squared -0.015786 S.D. dependent var 2.98E+09 S.E. of regression 3.01E+09 Akaike info criterion 46.57541 Sum squared resid 3.43E+20 Schwarz criterion 46.74090 Log likelihood -974.0836 Hannan-Quinn criter. 46.63607 F-statistic 0.787609 Durbin-Watson stat 1.330657 ProbF-statistic 0.508327 Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Sumber : hasil olahan software Eviews 7 Berdasarkan Gambar 4.5, nilai Prob. Chi-Square dari Obs R-squared = 0,4828 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

4.3 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan uji F, dan uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu uji t. Nilai- nilai statistik dari koefisien determinasi, uji F, dan uji t tersaji pada Gambar 4.6 57 Dependent Variable: BM Method: Least Squares Date: 032315 Time: 21:50 Sample: 1 42 Included observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PAD 0.817993 0.134122 6.098858 0.0000 DAU 0.017797 0.065501 0.271710 0.7873 DAK -0.067707 0.170645 -0.396770 0.6938 C 65424.47 20539.51 3.185299 0.0029 R-squared 0.774960 Mean dependent var 144973.2 Adjusted R-squared 0.757193 S.D. dependent var 94582.81 S.E. of regression 46606.09 Akaike info criterion 24.42724 Sum squared resid 8.25E+10 Schwarz criterion 24.59274 Log likelihood -508.9721 Hannan-Quinn criter. 24.48790 F-statistic 43.61951 Durbin-Watson stat 1.102943 ProbF-statistic 0.000000 Gambar 4.6 Nilai-Nilai statistik dari Koefisien Determinasi, Uji F, dan uji t Sumber : hasil olahan software Eviews 7 4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel- variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. 58 Berdasarkan Gambar 4.6, Diketahui nilai koefisien determinasi R- squared sebesar . Nilai tersebut dapat diinterpretasikan PAD, DAU, dan DAK mampu mempengaruhimenjelaskan BM secara simultan atau bersama-sama sebesar 77, sisanya sebesar 33 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. 4.3.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Menyeluruh Uji F Uji signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh merupakan suatu uji untuk menguji apakah seluruh koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan sama dengan nol atau tidak Gujarati, 2003:253, Supranto, 2005:199. Dengan kata lain, menguji apakah PAD, DAU, dan DAK secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel BM. Berikut perumusan hipotesisnya. Pada hipotesis nol, yakni berarti variabel PAD, DAU, dan DAK secara bersamaan atau simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap variabel BM pada tingkat signifikansi 5. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap BM pada tingkat signifikansi 5. Cara pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dengan nilai tingkat 59 signifikansi, yakni . Jika nilai Prob. F-statistics tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini , maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Jika nilai Prob. F-statistics tingkat signifikansi , maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel BM. Untuk pengambilan keputusan terhadap hipotesis, dapat juga dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dari uji terhadap nilai kritis berdasarkan tabel distribusi . Sebelum menghitung nilai kritis , terlebih dahulu menghitung nilai derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas pembilang dan penyebut Perhatikan bahwa menyatakan jumlah elemen dalam sampel dan menyatakan jumlah variabel. Derajat bebas pembilang adalah dan derajat bebas penyebut adalah . Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5. Maka nilai kritis dengan derajat bebas pembilang adalah , derajat bebas penyebut adalah , dan tingkat signifikansi 5 adalah . 60 Gambar 4.7 Perhitungan Nilai Kritis dengan Microsoft Excel Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji . Berdasarkan Gambar 4.6, diketahui nilai statistik dari uji F- Statistic adalah 43,62. Karena nilai statistik dari uji , yakni 43,62 lebih besar dibandingkan nilai kritis , yakni 2,85, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap BM pada tingkat signifikansi 5. Daerah penerimaan . Daerah penolakkan . 61

4.3.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Parsial secara Individu Uji t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 46 101

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris Di Kabupaten/ Kota Provinsi Aceh

1 53 124

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 0 12