63
4.3.3.1 Pengujian Pengaruh PAD terhadap BM
Mardiasmo dalam Rundengan dkk 2013 mengemukakan bahwa selama ini PAD memiliki peran untuk pelaksanaan otonomi
daerah guna mencapai tujuan utama penyelengaraan otonomi daerah yang ingin meningkatkan pelayanan publik dan memajukan
perekonomian daerah. Pelayanan publik yang ditunjukkan melalui sarana dan prasarana yang memadai membuat masyarakat mamput
melakukan aktivitas sehari – harinya secara aman dan nyaman
yang akan berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang
memadai akan menarik investor untuk membuka usaha di daerah tersebut. Adanya pertambahan belanja modal berdampak pada
produktivitas masyarakat yang meningkat sehingga investor bertambah dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan asli
daerah. Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.6, diketahui nilai
probabilitas variabel PAD adalah 0,000. Karena nilai probabilitas PAD, yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05,
Daerah penerimaan .
Daerah penolakkan .
Daerah penolakkan .
64
maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara PAD dengan variabel BM signifikan secara statistik. Perhatikan juga
bahwa nilai , yakni
. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji . Hal
ini memberikan indikasi jika alokasi belanja modal pada pemerintah daerah di Pulau Sumatera ditentukan oleh Pendapatan
Asli Daerah yang diperoleh. PAD yang tinggi akan mempengaruhi pembangunan dan perkembangan di daerah yang direalisasikan
dalam bentuk pengadaan fasilitas, infrastruktur, dan sarana prasarana yang ditujukan untuk kepentingan publik, sehingga hal
ini akan meningkatkan alokasi belanja modal.
4.3.3.2 Pengujian Pengaruh DAU terhadap BM
Untuk mengatasi ketimpangan infrastruktur yang terdapat disetiap daerah, serta agar terciptanya Pertumbuhan Ekonomi yang
merata, Pemerintah Pusat mengeluarkan Dana Perimbangan berupa Dana Alokasi Umum DAU. Dengan adanya transfer DAU yang
diterima daerah yang ditujukan untuk dana belanja, mengakibatkan pemerintah daerah menetapkan anggaran pendapatan daerah
dengan angka yang cenderung pesimis sedangkan anggaran belanja lebih optimis supaya transfer DAU yang diterima daerah lebih
besar. Dalam studi yang dilakukan oleh Legrenzi Milas 2001
dalam Abdullah dan Halim 2003 menemukan bukti empiris
65
bawasanya dalam jangka panjang transfer berpengaruh terhadap belanja
modal dan
pengurangan jumlah
transfer dapat
menyebabkan penurunan dalam pengeluaran belanja modal. Hal ini memberikan adanya indikasi kuat bahwa perilaku belanja
daerah khususnya belanja modal akan sangat dipengaruhi sumber dana perimbangan yang diterima daerah melalui DAU.
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel DAU adalah 0,787. Karena nilai probabilitas
DAU, yakni 0,787, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara DAU
dengan variabel BM tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai
, yakni . Hasil
dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji .
4.3.3.3 Pengujian Pengaruh DAK terhadap BM