14
menjadi belanja pegawai yang berisi honorarium dan penghasilan terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan belanja barang dan jasa,
dan belanja modal. 3. Pembiayaan, yang dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan,
yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran daerah. Sumber pembiayaan berupa penerimaan daerah merupakan sisa lebih anggaran tahun
sebelumnya, penerimaan pinjaman dan obligasi hasil penjualanaset daerah yang dipisahkan, dan transfer dari dana cadangan. Sedangkan sumber
pembiayaan berupa pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana
cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun yang sedang berlangsung.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah
Defenisi pendapatan asli daerah sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
Pasal 1 angka 18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan”. Menurut
Halim 2007:96 pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.
Erlina dan Rasdianto 2013 : 93 mengelompokkan Pendapatan Asli Daerah PAD menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lan- lain pendapatan asli daerah yang sah.
15
Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang dapat
dipergunakan oleh daerah dalam rnelaksanakan pemerintahan dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil
ketergantungan dalam mendapatkan dana dan pemerintah tingkat atas subsidi. Dengan demikian usaha peningkatan pendapatan asli daerah
seharusnya dilihat dari perspektif yang Iebih luas tidak hanya ditinjau dan segi daerah masing-masing tetapi daham kaitannya dengan kesatuan perekonomian
Indonesia. Pendapatan asli daerah itu sendiri, dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan pengeluaran yang ditentukan oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan
hal yang dikehendaki setiap daerah. PAD yang merupakan sumber penerimaan daerah sendiri perlu terus
ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan untuk penyelenggarakan pemerintah dan kegiatan pembangunan yang setiap
tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan. Sebagaimana diatur dalam pasal 6
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyatakan sumber-sumber
PAD terdiri dari: a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
16
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dasar pemungutannya berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Aturan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001
tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001tentang Retribusi Daerah. Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada setiap
daerah diatur dengan Peraturan Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 pajak yang
dipungut pemerintah provinsi berebda objeknya dengan pajak yang dipungut oleh Pemerintah KabupatenKota.
Adapun jenis pajak yang dikeloladipungut oleh pemerintah provinsi sebanyak 4 jenis yang terdiri dari;
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Pengembaliin dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan Bagi hasil pajak untuk KabupatenKota ditetapkan lebih lanjut dengan
Peraturan Daerah Provinsi dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi.
17
Jenis-jenis pajak yang dikeloladipungut oleh pemerintah KabupatenKota adalah sebagai berikut:
1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Pengambilan dan Pengelolahan Bahan Galian C
7. Pajak Parkir Selain jenis pajak tersebut denan Peraturan Daerah Pemerintah
KabupatenKota dapat ditetapkan jenis pajak lainnya sesuai kriteria yang ditetapkan dalam Undang-undang. Penetapan jenis pajak lainnya harus benar-
benar bersifat spesifik dan potensial daerah. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan danatau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Jenis retribusi dikelompokkan dalam retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi
atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
18
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah: a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte
Catatan Sipil d. Retribusi PelayananPemakaman dan Pengabuan Mayat
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum f. Retribusi Pelayanan Pasar
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai undang-
undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
2.1.4 Dana Alokasi Umum