39
3.9.1 Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan Eviews 7.0. Pengujian regresi
linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat tersebut adalah
harus terdistribusi
secara normal,
artinya bebas
dari adanya
gejala multikolonieritas, gejala autokorelasi, dan gejala heterokedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu
dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.9.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini
biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio.
Uji normalitas merupakan uji dari asumsi klasik yang pertama kali dilakukan. Apabila syarat terdistribusi normal tidak terpenuhi, maka
peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sehingga harus menggantinya dengan statistik lainnya yang tidak memerlukan
persyaratan distribusi normal
40
Gunawan, 2013:100. Untuk memenuhi asumsi bahwa data harus terdistribusi secara
normal, maka uji normalitas perlu dilakukan. Uji ini dapat dilakukan dengan Uji Jarque-Bera JB. Uji Jarque Bera JB, merupakan salah satu
jenis uji yang populer di kalangan komunitas ahli ekonometri untuk melakukan uji normalitas terhadap data. Nilai p-value yang lebih kecil
dari 5 menunjukkan normalitas dari data ditolak pada tingkat signifikansi 5.
Rosadi, 2010 : 55
3.9.1.2 Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi yang perlu dilakukan pengujian dalam model regresi linear klasik adalah tidak adanya autokorelasi.. Autokorelasi
merupakan kondisi di mana adanya hubungan antar pengamatan atau observasi. Uji asumsi tentang autokorelasi sangat penting untuk
dilakukan tidak hanya pada data yang bersifat time series saja, akan tetapi semua data independen variabel yang diperoleh perlu diuji
terlebih dahulu autokorelasinya apabila akan dianalisis dengan regresi
linear berganda Sudarmanto, 2013
Guna mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan Uji Durbin Watson DW test. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan
ada tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan
41
tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya maka
dinyatakan terdapat autokorelasi. 3.9.1.3
Uji Multikolinearitas
Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara
variabel bebas independen satu dengan variabel bebas independen yang lainnya Sudarmanto, 2013:224. Model regresi yang baik di dalam
penelitian seharusnya tidak memiliki korelasi di antara variabel independen, karena dengan adanya hubungan yang linear antarvariabel
independen akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.
Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi
di antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas.
3.9.1.4 Uji Heteroskedastisitas