menggunakan media massa seperti Surat kabar, majalah, Radio, Televisi atau film Effendi, 1992: 20
Komunikasi masssa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada Khalayak yang Heterogen, tersebar dan anonim melalui media
cetak elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan serempak dan sesaat Rakhmat, 192 :189
Menurut Robert F Avery yang dikutip JB. Wahyudi memberi defenisi Komunikasi massa yang menggunakan media massa yang diterbitkan disiarkan
secara periodik. Massa dalam Komunikasi massa adalah pembaca surat kabar majalah, pendengar radio, penonton televisi yang memiliki sifat-sifat yaitu
Banyak Jumlahnya, Tidak saling mengenal, Heterogen, tidak diorganisasikan dan tidak memberikan umpan balik secara langsung Wahyudi, 1992: 42
I. 5. 2 Media Massa Televisi
Menurut Effendy Effendy, 1986: 21 yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri- ciri
yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah. Komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan serempak dalam
komunikannya yang heterogen. Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada
sekarang ini. Dimana media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan media massa lainnya. Disebabkan adanya unsur kata- kata,
musik, serta sound effeck media televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik.
Selain itu televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi
pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih
menonjol dibandingkan media massa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Naratama 2004:64 mengatakan bahwa dalam televisi terdapat tiga jenis acara. Pertama Drama terdiri dari tragedy, aksi, cinta, komedi, legenda, dan
horror. Kedua Tayangan Non Drama yang terdiri dari Musik, magazine show, talk show, dan juga kuis. Ketiga adalah jenis tayangan Informasi atau news. Tayangan
ini terdiri dari Berita dan Feature. Sebuah acara televisi bias saja menggabungkan beberapa karakteristik tayangan televisi yang menghasilkan tayangan seperti
Reality News. Tayangan ini merupakan format acara dengan perpaduan antara unsur berita dan hiburan.
Pada televisi terdapat elemen-element komunikasi antara lain, Komunikator, Isi pesan, Audience, umpan balik, dan pengaruh Dedy Nur
Hidayat : 2007. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diperoleh bahwa dalam sebuah tayangan televisi Komunikator Sumber Informasi adalah pembawa
acara host. Pesan Informasi merupakan tema yang menjadi topik pembahasan dalam sebuah acara.
Pembawa acara Komunikator dalam sebuah tayangan televisi adalah seorang yang bertugas memandu acara serta bertanggungjawab atas suksesnya
acara. Acara yang dibawakan menuntut kreativitas, improvisasi, kapabilitas yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya
Pesan sendiri dalam sebuah acara televisi akan disesuaikan dengan format acara yang ditayangkan. Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus
dimiliki oleh media massa. Televisi menyediakan lopran terkini sebagai tanggung jawab pada penontonnya. Pesan yang disampaikan berkaitan dengan hal- hal
umum yang berkaitan dengan kehidupan penonton setiap hari Dedy Nur Hidayat : 2007.
Dalam sebuah tayangan televisi sebagai pendukung dari pesan terdapat wawancara. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat
pandangan pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan karya jurnalistik.
On-the-spot Interview merupakan salah satu jenis wawancara. Wawancara ini dilakukan di tempat kejadian peristiwa. Biasanya dilakukan pada peristiwa-
peristiwa seperti musibah, tragedy bencana alam, dll. Wawancara dilakukan
Universitas Sumatera Utara
terhadap orang-orang biasa man in the street yang menjadi saksi mata ketika peristiwa terjadi. Wawancara berlangusung singkat tetapi kepada banyak orang.
Pada peristiwa tertentu, misalnya gempa bumi atau pesawat jatuh, seringkali dilakukan siaran langsung dari lokasi kejadian dan disiarkan secara langsung.
Untuk mendukung pesan yang disampaikan dalam sebuah pesan televisi, dilakukan juga melalui unsur non verbal. Melalui unsur visual nonverbal,
diperoleh dua tingkatan makna, yakni makna denotatif yang didapat pada semiosis tingkat pertama dan makna konotatif yang didapat dari semiosis tingkat
berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau pada tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara utuh. Unsur visual televisi ini
disebut juga dengan Shot. Shot dalam sebuah tayangan akan menimbulkan makna tertentu pada pemirsanya. Lebih lanjut sasadjuarsa sanjaya 1994 mengatakan
bahwa komunikasi non verbal merefleksikan tindakan yang disengaja yang menyertai pesan. Komunikasi non verbal berkaitan dengan penampilan, gerak
tubuh, dan ekspresi. Menurut Susan Tyler Easman, Douglas A Ferguson pemilihan acara
televisi disesuaikan dengan apa yang dilakukan penonton sehari- hari dari hal ini didapatkan penyusunan penyiaran berdasarkan kegiatan penonton yakni
• Morning Pukul 07.00 – 09.00
• Day Time Pukul 09.00 – 04.30
• Early Fringe Pukul 04.30 – 19.00 • Early News Pukul 19.00 – 19.30
• Prime time Pukul 19.30 – 21.00 • Late News Pukul 21.00 – 21.30
• Late Fringe Pukul 21.30 – 01.00
Universitas Sumatera Utara
I. 5.3 Teori S-O-R