Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi” Terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat (Studi Korelasional antara Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi”di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Meda

(1)

TAYANGAN KRIMINAL “REPORTASE INVESTIGASI” TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

(Studi Korelasional antara Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi”di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala

Kelurahan Kenangan Baru Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

MEYTI KARMIRA MAHA 030904053

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI DAN TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

(Studi Korelasional Tayangan Kriminal Reportase Investigasi di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan

Kenangan Baru Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kewaspadaan masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru terhadap tindak kriminal pemalsuan produk-produk setelah menonton Tayangan Kriminal Reportase Investigasi. Adapun kerangka teori yang digunakan adalah teori S-O-R (stimulus-organisme-response). Teori ini menunjukkan menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru. Yang terdiri dari berbagai macam suku, pekerjaan, aliran kepercayaan/agama. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive sampling

dan accidental sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Setiap kuesioner berisi 25 pertanyaan tertutup. Dalam menganalisa data penelitian digunakan dua cara, yaitu secara deskriptif dengan menyajikan data dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Sedangkan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman’s rho dan tes signifikan dengan menggunakan rumus ttest.

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa rs = 0,98. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, berada pada skala >0.91. Dengan demikian, terdapat hubungan yang sangat tinggi dan kaut sekali antara Tayangan Kriminal Reportase Investigasi dan Tingkat Kewaspadaan Masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Terhadap pemalsuan produk. Untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesa tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung. Untuk thitung diperoleh hasil 47,9 dan untuk memperoleh hasil ttabel perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu karena nilai ttabel untuk jumlah sampel 97 tidak tercantum dalam tabel harga-harga kritis t. Dari perhitungan diperoleh hasil ttabel = 1,98. Karena nilai thitung > ttabel, maka hipotesa diterima yang berarti bahwa hubungan signifikan. Hasil uji hipotesa yang di dapat adalah terdapat hubungan antara Tayangan Kriminal Reportase Investigasi di Trans TV terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa khalayak dalam hal ini masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru meningkat tingkat kewaspadaannya setelah menonton Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya yang tak terhingga yang senantiasa dilimpahkannya kepada peneliti. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W yang diharapkan safaatnya bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Selama masa penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang terdalam peneliti persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan baik materi, moril dan doa yang selalu tercurah. Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan dan menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pandangan, dan membagi pengetahuan kepada peneliti hingga terselesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dewi K, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi.

5. Ibu Dra. Mazdalifah, Msi selaku Dosen Wali Penulis selama masa perkuliahan. 6. Kepada staf dan pegawai Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Kak Ros,

Kak cut, Kak Windi.

7. Kepada Bang Ria, Bang Iqbal dan Kak Dijah selaku staf dan pengajar di FISIP USU, atas bantuan dan dukungannya


(4)

8. Buat adikku tersayang, “mala” atas dukungan, perhatian dan doanya.

9. Buat nenek, dan sepupu-sepupuku terutama Kak Ivo terima kasih bantuan dan dukungannya.

10. Untuk seseorang “Irsan” yang telah memberikan perhatian, bantuan, dukungan dan doanya serta selalu ada disaat yang lain pergi.

11. Untuk kelompok Tujuh, Farida, Ami, Reni, Ria, Ariza dan Diva atas doa bantuan dan motivasinya.

12. Teman-teman stambuk 2003, Ela, Yuna, Adit, Icut, Nizli, Miranda, Ali, Rido, Reza, Ruli, Rano, Rida, Andria, dan semuanya, terima kasih atas bantuan, kritikan, dorongan dan masukannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Agustus 2007 Peneliti

Meyti Karmira Maha NIM 030904053


(5)

DAFTAR ISI

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1 S-O-R (Stimulus-Organisme-Response) ... 7

1.6 Kerangka Konsep ... 8

1.7 Model Teoritis ... 10

1.8 Operasional Variabel ... 11

1.9 Definisi Operasional ... 11

1.10 Hipotesa Penelitian ... 14

1.11 Sistematika Penulisan ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi ... 17

2.2 Komunikasi Massa ... 20

2.3 Fungsi Komunikasi ... 24

2.4 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response) ... 25

2.5 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 27

2.6 Berita ... 28

2.6.1 Pengertian Berita ... 28

2.6.2 Jenis Berita ... 31

2.7 Berita Kriminal ... 31


(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

3.1.1 Letak Geografis ... 35

3.1.2 Keadaan Demografi ... 36

3.1.3 Keadaan Sosial Ekonomi ... 39

3.1.4 Fasilitas dan Sarana ... 41

3.1.5 Struktur Organisasi ... 43

3.2 Sekilas Tentang TRANS TV ... 44

3.2.1 Sejarah TRANS TV ... 44

3.2.2 Tayangan Reportase Investigasi ... 45

3.3 Metodologi Penelitian ... 46

3.3.1 Metode Penelitian ... 46

3.3.2 Populasi dan Sampel ... 46

3.3.3 Skala Ordinal ... 49

3.3.4 Metode Pengumpulan Data ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 53

4.1.1 Tahap Persiapan ... 53

4.1.2 Tahap Pengumpulan Data ... 53

4.2 Teknik Pengolahan Data ... 54

4.3 Analisa Tabel Tunggal ... 55

4.3.1 Karakteristik Responden ... 55

4.3.2 Tayangan Berita Kriminal Reportase Investigasi ... 62

4.3.3 Tingkat Kewaspadaan Masyarakat ... 71

4.4 Analisa Tabel Silang ... 79

4.5 Pengujian Hipotesa ... 83

4.6 Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL Tabel

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk ... 37

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Penduduk ... 38

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa ... 38

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

Tabel 6 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 40

Tabel 7 : Jenis dan Jumlah Sarana Ibadah ... 41

Tabel 8 : Jenis dan Jumlah Sarana Pendidikan ... 41

Tabel 9 : Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan ... 42

Tabel 10 : Administrasi Sosial dan Keamanan ... 42

Tabel 11 : Proposional Random Sampling ... 48

Tabel 12 : Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Tabel 13 : Usia Responden ... 56

Tabel 14 : Agama Responden ... 57

Tabel 15 : Suku Responden ... 58

Tabel 16 : Tingkat Pendidikan Responden ... 59

Tabel 17 : Pekerjaan Responden ... 60

Tabel 18 : Penghasilan Responden... 61

Tabel 19 : Frekuensi Menonton Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV ... 62

Tabel 20 : Menonton Tayangan Reportase Investigasi secara keseluruhan ... 63

Tabel 21 : Frekuensi Tayangan Reportase Investigasi seminggu sekali ... 63

Tabel 22 : Durasi Penayangan Reportase Investigasi ... 64

Tabel 23 : Cara Penyajian Berita Kriminal pada Tayangan Reportase Investigasi . 65 Tabel 24 : Cara Penyampaian dalam Tayangan Reportase Investigasi ... 66

Tabel 25 : Penggunaan Bahasa dalam Tayangan Reportase Investigasi ... 67

Tabel 26 : Informasi yang disampaikan dalam Tayangan Reportase Investigasi ... 68

Tabel 27 : Manfaat Tayangan Reportase Investigasi ... 69

Tabel 28 : Materi Berita Tayangan Reportase Investigasi ... 70

Tabel 29 : Selektivitas Memilih Produk ... 71


(8)

Tabel 31 : Memperhatikan Kemasan Produk ... 73

Tabel 32 : Kondisi Kemasan Produk ... 74

Tabel 33 : Tingkat Pengetahuan... 75

Tabel 34 : Membedakan Produk Asli dan Palsu ... 76

Tabel 35 : Pengetahuan Tempat Membeli Produk Yang Resmi ... 77

Tabel 36 : Membeli Produk yang Asli ditempat yang Resmi ... 78

Tabel 37 : Hubungan Frekuensi Menonton dengan Selektivitas Memilih Produk .. 79

Tabel 38 : Hubungan Durasi Penayangan dengan Tingkat Kewaspadaan ... 80


(9)

DAFTAR SKEMA SKEMA

Teori S-O-R (stimulus-organisme-response)... 7

Model teoritis penelitian ... 10

Operasional Variabel Penelitian... 11

Teori S-O-R (stimulus-organisme-response)... 26


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabel Fotron Cobol Lampiran 3 : Tabel skor Data Mentah Lampiran 4 : Tabel Skor Data Ranking

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Ke Kelurahan Kenangan Baru Lampiran 6 : Biodata


(11)

ABSTRAKSI

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI DAN TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

(Studi Korelasional Tayangan Kriminal Reportase Investigasi di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan

Kenangan Baru Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kewaspadaan masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru terhadap tindak kriminal pemalsuan produk-produk setelah menonton Tayangan Kriminal Reportase Investigasi. Adapun kerangka teori yang digunakan adalah teori S-O-R (stimulus-organisme-response). Teori ini menunjukkan menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru. Yang terdiri dari berbagai macam suku, pekerjaan, aliran kepercayaan/agama. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive sampling

dan accidental sampling.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara. Setiap kuesioner berisi 25 pertanyaan tertutup. Dalam menganalisa data penelitian digunakan dua cara, yaitu secara deskriptif dengan menyajikan data dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. Sedangkan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman’s rho dan tes signifikan dengan menggunakan rumus ttest.

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa rs = 0,98. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, berada pada skala >0.91. Dengan demikian, terdapat hubungan yang sangat tinggi dan kaut sekali antara Tayangan Kriminal Reportase Investigasi dan Tingkat Kewaspadaan Masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Terhadap pemalsuan produk. Untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesa tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung. Untuk thitung diperoleh hasil 47,9 dan untuk memperoleh hasil ttabel perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu karena nilai ttabel untuk jumlah sampel 97 tidak tercantum dalam tabel harga-harga kritis t. Dari perhitungan diperoleh hasil ttabel = 1,98. Karena nilai thitung > ttabel, maka hipotesa diterima yang berarti bahwa hubungan signifikan. Hasil uji hipotesa yang di dapat adalah terdapat hubungan antara Tayangan Kriminal Reportase Investigasi di Trans TV terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa khalayak dalam hal ini masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru meningkat tingkat kewaspadaannya setelah menonton Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai macam kebutuhan salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan informasi. Dengan informasi manusia dapat mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitarnya, menambah pengetahuannya, memperluas cakrawala pandangannya dan dapat pula meningkatkan kedudukan serta perannya di dalam masyarakat.

Informasi adalah hal yang sangat substansial dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi komunikasi dalam beberapa dekade terakhir ini telah menciptakan suatu masyarakat baru yaitu masyarakat dengan tingkat selektivitas yang tinggi akan pesan-pesan yang disampaikan berbagai media. Media massa hadir ditengah massanya dengan menyajikan aneka pesan, namun bukan berarti semua pesan itu diterima begitu saja oleh khalayak .

Khalayak memilih pesan sesuai dengan kebutuhannya, dihubungkan dengan ruang lingkup pengetahuan dan pengalamannya. Dengan demikian ia akan memilih pesan yang didalamnya termuat kepentingannya atau mendekatkan dia pada harapan-harapan pemenuhan terhadap kebutuhannya masa kini dan masa mendatang, dan mengelakkan berita atau pesan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepentingannya.


(13)

Menurut Hofmann (1999:54), televisi sebagai salah satu media massa, menyajikan pesan yang beraneka ragam. Televisi dimanapun juga mempunyai beberapa fungsi yakni :

“Pengawasan situasi masyarakat dan dunia, Menghubungkan satu dengan yang lain, Menyalurkan kebudayaan, Sebagai hiburan atau entertainment, Pengerahan masyarakat untuk bertindak secara darurat.”

Bila kita perhatikan, setiap hari televisi menyajikan berbagai macam berita mengenai peristiwa dunia kepada pemirsanya. Berita-berita itu menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Pemirsa setiap hari dihadapkan pada pemberitaan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemalsuan, perkosaan, dan lain sebagainya. Perilaku tersebut melanggar aturan hukum dan norma sosial yang dianut oleh masyarakat bersangkutan. Oleh sebagian masyarakat, gejala tersebut dikenal dengan sebutan kriminal.

Diantara begitu banyaknya jenis berita, berita-berita kejahatan (kriminalitas) selalu menarik orang. Berita-berita kriminal termasuk segala kejadian yang melanggar peraturan dan undang-undang Negara, maka dapat disebutkan bahwa yang termasuk kedalam berita kriminalitas adalah pembunuhan, pemalsuan, penodongan, pencopetan, perampokan, pencurian, perkosaan, dan yang melanggar undang-undang Negara.

Salah satu program informasi yang banyak disajikan media khususnya televisi adalah program informasi kriminalitas. Hampir semua stasiun televisi memiliki program informasi kriminalitas atau paling tidak memasukkannya dalam program berita regular setiap hari, masyarakat disuguhi berbagai peristiwa kriminalitas ditelevisi,umumnya terdiri dari tiga jenis ,yaitu peristiwa kriminal,peristiwa penangkapan,pelaku perbuatan kriminal,dan kupasan sebuah berita kriminal.


(14)

Sampai titik ini, pemberitaan peristiwa kriminal dapat dianggap wajar. Paling tidak pemberitaan ini mencapai dua hal, yaitu publikasi keberhasilan aparat polisi mengangkat dan membongkar peristiwa kriminal, dan masyarakat mengetahui terjadinya suatu peristiwa kriminal dengan berbagai polanya sehingga dapat berhati-hati untuk menghindari suatu tindakan kriminal.

Dari sinilah sebuah stasiun televisi swasta yaitu Trans TV mulai menayangkan suatu tayangan berita yang menyuguhkan investigasi mengenai kasus yang dekat dengan masyarakat indonesia. Masalah / kasus yang diangkat bermacam-macam, bisa berupa masalah yang telah lama menjadi perbincangan di masyarakat namun tidak bisa dibuktikan, penyimpangan sosial, kejahatan yang terorganisir, kejahatan terselubung, kejahatan publik, dan sebagainya.Tayangan ini disebut “Reportase Investigasi” suatu program berita dengan format penelusuran mendalam terhadap suatu masalah atau kasus. Reportase Investigasi mengemas program penelusuran ini dengan bahasa yang ringan dan populer, sehingga masyarakat dari berbagai kalangan dapat dengan mudah menyerap informasi yang Reportase Investigasi sampaikan. Kasus-kasus yang biasa Reportase Investigasi telusuri adalah kasus yang dekat dengan masyarakat indonesia. Masalah / kasus yang Reportase Investigasi angkat bermacam-macam, bisa berupa masalah yang telah lama menjadi perbincangan di masyarakat namun tidak bisa dibuktikan, penyimpangan sosial, kejahatan yang terorganisir, kejahatan terselubung, kejahatan publik, dan sebagainya.

Selain informasi yang selalu menarik bagi pemirsa, keunggulan lain Reportase Investigasi adalah dari segi kemasan. Reportase Investigasi mengemas suatu liputan yang terpercaya dan nyata, langsung ke pelaku dan saksi-saksi, dan terkadang menggunakan kamera tersembunyi. Berbeda dengan tayangan investigasi di TV lain, dalam satu episode Reportase Investigasi tidak seluruh segmen berisi liputan


(15)

investigasi atau in-depth. Untuk lebih menambah pengetahuan penonton, Reportase Investigasi juga menambahkan liputan side-bar dari topik investigasi saat itu.

Salah satu berita yang saya ikuti dari reportase investigasi yang ditayangakan seminggu sekali setiap hari sabtu pukul 17.00 wib yang berdurasi 30 menit ini adalah mengenai daging tikus yang dijadikan bakso. Ditayangan tersebut sungguh sangat jelas terlihat bagaimana cara tukang jualan bakso mengolah daging tikus mulai dari mengambil tikus sawah lalu di bunuh lalu dagingnya di cincang sehingga menjadi daging halus yang kemudian dibentuk menjadi daging bakso dan kemudian dimasak lalu dinikmati oleh para pecinta bakso.

Berita lain yang tak kalah serunya yang ditayangkan oleh Reportase Investigasi adalah pemalsuan produk handphone oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Handphone bekas di ubah menjadi handphone baru. Dengan keahlian mereka dalam mengutak-atik handphone bekas dan juga kemasan handphone yang dibuat seperti baru serta bersegel, membuat masyarakat awam susah membedakan antara yang baru dengan yang bekas.

Dengan alasan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti ”bagaimana tayangan “Reportase Investigasi” berpengaruh terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat di daerah Perumnas Mandala kelurahan kenangan baru.” Alasan saya mengapa saya mengambil sampel penelitian didaerah Perumnas Mandala dikarenakan daerah Perumnas Mandala cenderung mayoritas penduduknya menengah kebawah dan suka menonton tayangan Reportase Investigasi, sehingga menurut pra penelitian saya masyarakat di daerah Perumnas Mandala ada yang turut melakukan dan mengkonsumsi produk-produk yang dipalsukan.


(16)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah tayangan Reportase Investigasi yang ditayangkan di Trans TV berpengaruh terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru?”

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, dan tidak meluas sehingga menyulitkan peneliti dalam penelitiannya. Karena itu peneliti membatasi masalah antara lain pada :

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yang mencari hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini dilakukan di Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu di kelurahan Kenangan Baru.

3. Objek Penelitian ini adalah masyarakat yang berumur 20 – 60 tahun yang pernah menyaksikan tayangan “Reportase Investigasi” di Trans TV. 4. Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Maret 2007 – April

2007.

5. Penelitian ini terbatas pada tindakan kriminal pemalsuan produk baik berupa barang ataupun makanan.


(17)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui respon masyarakat Perumnas Mandala Medan terhadap tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV.

2. Untuk mengetahui tingkat kewaspadaan masyarakat di Perumnas Mandala Medan setelah menonton tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Dapat mengetahui respon masyarakat Perumnas Mandala Medan terhadap tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV.

2. Dapat mengetahui tingkat kewaspadaan masyarakat di Perumnas Mandala Medan setelah menonton tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV.

1.5 KERANGKA TEORI

Setiap penelitian sosial membutuhkan teori karena salah satu unsur yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori.

Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang digunakan untuk mencari pemecahan suatu masalah. Setiap penelitian membutuhkan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan dan membahas masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut diamati (Nawawi, 1995 : 39-40)

Mengungkap teori yang dugunakan berarti mengemukakan teori atau teori-teori yang relevan yang memang benar-benar digunakan untuk membantu menjelaskan atau menganalisis secara logis dan rasional fenomena sosial yang diteliti.


(18)

Penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Teori-teori tersebut yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah teori tentang S-O-R.

Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response)

Teori S-O-R beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah : 1. Pesan atau stimulus

2. Komunikan atau organisme 3. Efek atau response

(Effendy, 1993 : 254)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya. Menurut Effendy (1993:225) teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut :

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

Stimulus

Organisme :  Perhatian  Pengertian  Penerimaan

Response (perubahan sikap)


(19)

mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini bila dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pengaruh tayangan kriminal terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat, maka dapat ditentukan sebagai berikut :

- S (Stimulus) : Berita Kriminal

- O (Komunikan) : Masyarakat yang menonton tayangan “Reportase Investigasi”

- R (Response) : Kewaspadaan masyarakat terhadap kriminalitas

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumbernya kepada khalayak melalui saluran tertentu (De Vito,1976:123). Sedangkan menurut Effendi (1993:5) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau memberi sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

1.6 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995 : 40)

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan Definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 57)


(20)

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi 1995 :57)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan kriminal “Reportase Investigasi”

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain. (Nawawi,1995:57).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kewaspadaan masyarakat di Perumnas Mandala kelurahan kenangan baru Medan setelah menyaksikan tayangan kriminal “Reportase Investigasi” di Trans TV.

3. Variabel Antara (Z)

Variabel antara adalah variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel terikat

Variabel antara pada penelitian ini adalah karakteristik responden tayangan kriminal “reportase investigasi.”


(21)

1.7 Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel diatas maka berikut ini merupakan model teoritis yang mengacu pada pendekatan S-O-R

Variabel Bebas

Tayangan Reportase Investigasi 1. Frekuensi Menonton. 2. Frekuensi Tayangan. 3. Kemasan Acara. 4. Isi Pesan. 5. Nilai Berita.

Variabel Terikat Tingkat Kewaspadaan

Masyarakat 1.Selektif dalam memilih

produk.

2.Memperhatikan kemasan produk.

3.Mengenali ciri-ciri produk yang asli. 4.Membeli produk di

tempat yang resmi.

Variabel Antara Karakteristik

Responden 1.Jenis Kelamin 2.Usia

3.Agama 4.Suku 5.Pendidikan 6.Pekerjaan 7.Penghasilan


(22)

1.8 Operasional Variabel

Operasional variabel-variabel disusun untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep yang telah disusun dalam operasionalisasi lainnya. Berdasarkan hal itu, maka operasionalisasi variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi”

- Frekuensi Menonton - Frekuensi tayangan - Kemasan Acara - Isi pesan

- Nilai Berita 2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Kewaspadaan Masyarakat

- Selektif dalam memilih produk - Memperhatikan kemasan produk - Mengenali ciri-ciri produk yang asli - Membeli produk di tempat yang resmi 3. Variabel Antara (Z)

Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin b. Usia

c. Agama d. Suku e. Pendidikan f. Pekerjaan g. Penghasilan

1.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain Definisi operasional adalah


(23)

suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun 1995:46)

Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1 Variabel bebas (Tayangan kriminal “Reportase Investigasi” di Trans TV), terdiri dari :

a) Frekuensi Menonton adalah seberapa sering responden menonton Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.

b) Frekuensi Tayangan adalah seberapa sering suatu acara ditayangkan. Dalam Tayangan “Reportase Investigasi” frekuensinya seminggu sekali, yaitu setiap hari Sabtu pukul 17.00 wib.

c) Kemasan Acara adalah serangkaian acara yang di buat sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu tayangan yang baik dan enak dilihat. d) Isi pesan adalah sesuatu yang termuat dalam informasi/ tayangan

e) Nilai Berita adalah kualitas dari berita yang di tayangkan. Dalam penelitian ini nilai beritanya adalah kualitas dari informasi berita yang diberikan oleh pihak Trans TV.

2. Variabel Terikat (Tingkat kewaspadaan masyarakat), terdiri dari :

 Selektif dalam memilih produk merupakan sikap responden melalui penyeleksian produk yang pantas dipakai atau tidak.

 Memperhatikan kemasan produk adalah tindakan waspada terhadap pemalsuan produk.

 Mengenali ciri-ciri produk yang asli adalah tingkat pengetahuan responden dalam mengenali keaslian suatu produk.


(24)

 Membeli produk di tempat yang resmi adalah salah satu sikap waspada responden ketika akan membeli barang di suatu tempat.

3. Variabel Antara ( Karakteristik Responden ) yaitu nilai-nilai yang dimiliki oleh individu yang membedakannya dengan individu lain, terdiri dari :

a) Jenis Kelamin : Jenis kelamin dari responden (wanita atau pria).

b) Usia : umur responden saat mengisi kuisioner. Tingkatan umur responden yang akan dijadikan sampel yaitu 17-60 tahun.

c) Agama : aliran kepercayaan yang di anut responden d) Suku : suku dari responden

e) Pendidikan : tingkat pendidikan terakhir dari responden yang akan dijadikan sampel.

f) Pekerjaan : mata pencaharian yang digeluti oleh responden yang akan dijadikan sampel.

g) Penghasilan : Hasil dari jerih payah pekerjaan berbentuk sejumlah uang.


(25)

1.10 Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43)

Hipotesa merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

Terdapat hubungan antara tayangan kriminal “Reportase Investigasi” dengan tingkat kewaspadaan masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Medan.


(26)

SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang Masalah I.2 Perumusan Masalah I.3 Pembatasan masalah

I.4 Tujuan dan Manfaat penelitian I.5 Kerangka Teori

I.6 Kerangka Konsep I.7 Model Teoritis I.8 Operasional Variabel I.9 Definisi Variabel I.10 Hipotesa

I.11 Sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Ruang Lingkup Komunikasi II.2 Komunikasi Massa

II.3 Fungsi Komunikasi

II.4 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa II.5 Pengertian dan Jenis Berita

II.6 Berita Kriminal II.7 Kewaspadaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.2 Sekilas tentang Trans TV III.3 Metodologi Penelitian


(27)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal IV.2 Analisis Tabel Silang IV.3 Uji Hipotesa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan

V.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(28)

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi

Ruang lingkup komunikasi dapat ditinjau dari segi bentuk, sifat, teknik, metode, fungsi, tujuan, model, bidang dan sistem komunikasi. Selain itu, dapat ditambahkan juga satu aspek lagi guna melengkapi ruang lingkup komunikasi.

Menurut Effendy di dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Teori dan

Praktek” (Effendy, 2005 :6-9) ruang lingkup komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Komunikasi a. Komunikasi personal

1). Komunikasi intra personal, yaitu dengan diri sendiri, proses untuk mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu pesan yang disampaikan komunikator.

2). Komunikasi inter personal (antar pribadi), yaitu komunikasi antar manusia secara tatap muka dan umpan baliknya biasanya bersifat langsung.

b. Komunikasi Kelompok

1). Komunikasi kelompok kecil, seperti diskusi panel, symposium, seminar, dan sejenisnya.

2). Komunikasi kelompok besar, biasanya bersifat akbar, kampanye atau tabligh akbar.

c. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang menggunakan sarana media untuk meneruskan suatu pesan kepada para komunikan yang jauh lokasinya dan banyak jumlahnya ataupun keduanya, melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.


(29)

2. Sifat Komunikasi

a. Verbal, menggunakan cara lisan dan tulisan

b. Non verbal yaitu menggunakan gerak anggota tubuh (gesture) dan gambar (pictorial).

c. Tatap muka d. Bermedia

3. Metode Komunikasi

a. Jurnalistik, yaitu keterampilan atau kegiatan mengelola berita dari mulai peliputan sampai siap dikonsumsi khalayak.

b. Hubungan masyarakat, yaitu keseluruhan upaya yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya.

c. Periklanan, yaitu kegiatan merancang pesan persuasif yang paling tepat dan efektif terhadap suatu produk barang atau jasa.

d. Propaganda, yaitu kegiatan mempengaruhi orang lain melalui cara bujukan maupun cara pemaksaan dan sebagainya.

e. Pameran, yaitu kegiatan f. Publisitas,

g. Perang urat saraf ( psychological warfare ) h. Penerangan,


(30)

4. Teknik Komunikasi

a. Memberitahukan (informatif) b. Membujuk (persuasif)

c. Memaksa (koersif) d. Memerintah (instruktif)

e. Menciptakan niat baik antara organisasi dengan khalayak (hubungan manusiawi)

5. Fungsi Komunikasi

a. Menginformasikan ( to inform / mass information ) b. Mendidik (to educate / mass education )

c. Menghibur ( to entertaint / mass entertainment )

d. Mempengaruhi / membujuk ( to influence / mass persuation ) 6. Tujuan Komunikasi

a. Mengubah sikap ( attitude change ) b. Mengubah opini ( opinion change )

c. Mengubah masyarakat ( behavior change ) 7. Model Komunikasi

a. Komunikasi satu arah ( one step flow communication ) b. Komunikasi dua arah ( two step flow communication ) c. Komunikasi banyak arah ( multi step flow communication ) 8. Bidang komunikasi

a. Komunikasi sosial ( social communication )


(31)

c. Komunikasi bisnis ( business communication ) d. Komunikasi politik ( political communication ) e. Komunikasi budaya ( cultural communication )

f. Komunikasi internasional ( international communication ) g. Komunikasi pembangunan ( development communication ) h. Komunikasi tradisional ( traditional communication ) 9. Sistem komunikasi

a. Sistem tanggung jawab sosial ( social responsibility system ) b. Sistem otoriter ( authoritarian system )

c. Sistem liberal ( liberal system ) d. Sistem komunis ( communist system) 10. Saluran komunikasi

a. Saluran impersonal, yaitu melalui televisi, radio, film surat kabar dan majalah b. Saluran interpersonal, yaitu melalui tokoh masyarakat, petugas penyuluh

lapangan, pejabat, pemerintah, kaum kerabat dan tetangga

c. Saluran tradisional, yaitu melalui pertunjukan rakyat seperti ketoprak, ludruk, wayang dan sebagainya

II.2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. (Rakhmat, 1996 : 189)


(32)

Ini berarti komunikasi massa memiliki ruang lingkup yang lebih luas, sebab proses interaksi komunikator dan komunikan dihubungkan oleh media dimana komunikator tidak mengenal komunikannya secara pribadi, demikian pula sebaliknya.

Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurrudin dalam buku “Komunikasi Massa”(Nurrudin, 2004 :16-28) antara lain :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, artinya media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum ( public ) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, kemampuan media massa untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Yang artinya komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh


(33)

ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

Sementara itu menurut Komala menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Komala dkk, 2004 : 4 )

Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa didefenisikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar disini menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

(Elvinaro Ardianto, 2004 : 4)

Ditambahkan menurut Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Yakni, “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan / atau visual.

Dari banyaknya defenisi mengenai komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian ide atau pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa sehingga pesan dapat diterima secara serempak. Media massa baik media cetak maupun elektronik efektif menjangkau dan menyebarkan informasi, ide, nilai-nilai kepada komunikan yang beraneka ragam serta terpisah secara geografis.


(34)

Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika dianggap sedikit bahkan hampir tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004 : 192-199) yaitu :

1. Efek kognitif

Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

2. Efek afektif

Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah atau berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek behavioral

Pesan komunikasi massa yang merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.


(35)

II.3. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi dalam arti yang luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan akan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data,fakta, dan ide. Fungsi komunikasi( Komala dkk, 2004 : 19-22 )

dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.

3. Fungsi Memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. 4. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah


(36)

pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan kesamaan di antara komunikator dan komunikan.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Fungsi memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk memengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling memengaruhi dunia dan orang-orang yang berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulai, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.

Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response)

Teori S-O-R beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah : 4. Pesan atau stimulus

5. Komunikan atau organisme 6. Efek atau response


(37)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya. Menurut Effendy (1993:225) teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut :

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini bila dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pengaruh tayangan kriminal terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat, maka dapat ditentukan sebagai berikut :

- S (Stimulus) : Tayangan Berita Kriminal Reportase Investigasi di

Trans TV

- O (Komunikan) : Masyarakat/responden yang menonton tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV. Stimulus

Organisme :  Perhatian  Pengertian  Penerimaan

Response (perubahan sikap)


(38)

- R (Response) : Kewaspadaan masyarakat terhadap kriminalitas

Stimulus dari penelitian adalah tayangan berita kriminal Reportase Investigasi karena tayangan tersebut yang dapat memberi pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap komunikan yang mengikutinya. Tergantung kepada komunikan/organism yang menontonnya dan setelah mereka menonton tayangan berita kriminal Reportase Investigasi di Trans TV komunikan yang dapat merespon tayangan tersebut. Apakah mereka menciptakan respon yang baik atau yang buruk setelah menonton tayangan tersebut. Semakin kuat isi pesan yang disampaikan oleh stimulus/ tayangan tersebut maka respon komunikan semakin meningkat.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumbernya kepada khalayak melalui saluran tertentu (De Vito,1976:123). Sedangkan menurut Effendi (1993:5) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau memberi sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media.

II.4. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Media Komunikasi massa mempunyai pengertian sebagai saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa dan biasa disebut dengan media massa yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi dan film yang memiliki sifat-sifat tersendiri.

Televisi memiliki ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. ( Effendy, 1993 :21 )

Televisi sebagai media komunikasi massa memiliki tiga fungsi, yaitu : 1. Fungsi Penerangan


(39)

Televisi dianggap mampu sebagai media yang menyampaikan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan pula oleh dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual tersebut, pertama adalah faktor immediacy ( langsung dan dekat ), dan kedua adalah faktor realism ( kenyataan )

2. Fungsi Pendidikan

Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan.

3. Fungsi Hiburan

Selain dari kedua fungsi diatas, fungsi lain yang melekat erat secara dominant ada pada televisi adalah fungsi hiburan.

II.5. Berita

II.5.1 Pengertian Berita

Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literature yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut yang berlainan. Kalau kita periksa kamus, maka kita akan menemui perumusan berita sebagai : “laporan tentang suatu kejadian yang terbaru, atau keterangan yang baru tentang suatu peristiwa”

Menurut William S. Mausby mendefinisikan Berita dapatlah dibataskan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.

Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita, karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai


(40)

dengan kaidah-kaidah yang ada dalam ilmu jurnalistik yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.

Sementara itu, Dr. Williard C. Blayer mendefinisikan Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut.

Sedangkan batasan atau definisi berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi, yang dapat menarik perhatian, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.

Dari beberapa pengertian berita yang telah disebutkan, dapatlah ditarik suatu garis umum, bahwa berita-berita itu haruslah menarik perhatian penonton. Adapun unsur-unsur berita menurut Haris Sumandiria (Haris S, 2005 : 80-92) adalah sebagai berikut :

1. Berita itu haruslah termasa ( baru )

Berita baru yang masih hangat akan menarik perhatian penonton daripada berita yang sudah agak lama terjadinya atau sudah basi.

2. Jarak ( dekat jauhnya ) lingkungan yang terkena berita

Jarak terjadinya suatu berita dengan tempat berita itu dipublisir mempunyai arti yang penting. Penonton lebih senang menonton berita yang disiarkan tentang kejadian di daerahnya daripada kejadian di luar daerahnya.

3. Penting ( ternama ) tidaknya orang yang diberitakan

Maksudnya disini, berita yang disajikan menampilkan orang yang benar-benar dikenal umum. Bukan hanya nama-nama yang penting dan terkenal saja yang


(41)

mempunyai nilai berita, tetapi juga tempat-tempat yang terkenal dan penting, menentukan pula nilai suatu berita.

4. Keluarbiasaan ( keanehan ) dari berita

Sesuatu yang aneh dan luar biasa selalu menarik perhatian orang. 5. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu

Dalam hubungannya dengan sifat manusia yang egosentris, seperti pendapat Carl Warren, maka segala sesuatu yang langsung akan memberikan akibat pada dirinya akan menarik perhatiannya.

6. Ketegangan yang ditimbulkan oleh berita

Penonton dirangsang dengan perasaan ingin tahu akan kelanjutan dari pemberitaan kemarin. Unsur ketegangan memgang peranan penting yang turut menentukan nilai suatu berita. Semakin misterius soal yang diberitakan, semakin tinggi ketegangan yang ditimbulkannya, dan semakin tinggi pula nilai beritanya. 7. Seks yang ada dalam pemberitaan

8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan

Manusia senang dengan kemajuan, sehingga segala kemajuan merupakan unsur berita yang menambah nilai berita.

9. Pertentangan ( conflict ) yang terlibat dalam berita

Pertentangan antara satu dengan lainnya selalu menarik perhatian penonton. 10. Human Interest

Sebenarnya, ditinjau dari segi kepentingan atau akibat, berita human interest menghendaki keahlian melukiskannya, agar beritanya dapat menarik pembaca.


(42)

Manusia sebagai mahluk sangat dipengaruhi pula oleh emosi. Diantara emosi itu adalah simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh sesuatu berita, selalu menarik perhatian penonton.

II.5.2. Jenis Berita

Jenis berita dapat dibagi berdasarkan 4 hal pokok, yaitu : a. Berdasarkan sifat kejadian berita, terbagi atas :

1. Berita yang diduga, yakni berita-berita yang sudah diduga akan terjadi. 2. Berita yang tidak diduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak

terduga sama sekali, yang terjadi secara tiba-tiba.

b. Berdasarkan soal atau masalah yang dicakup berita, terbagi atas : 1. Berita Politik

2. Berita Ekonomi

3. Berita Kejahatan atau kriminalitas 4. Berita Kecelakaan atau kebakaran 5. Berita Olah Raga

6. Berita Militer 7. Berita Ilmiah 8. Berita Pendidikan 9. Berita Agama 10. Berita Pengadilan 11. Berita Dunia Wanita

12. Berita Manusia dan Peristiwa

c. Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita d. Berdasarkan isi berita


(43)

II.6. Berita Kriminal

Berita kriminal atau berita kejahatan sebagai salah satu jenis berita dalam penggolongannya, yang termasuk berita-berita kriminal adalah segala kejadian yang melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi dapatlah disebutkan bahwa yang termasuk berita-berita kriminal adalah pembunuhan, penodongan, pemalsuan, pencopetan, perampokan, penggelapan dan sebagainya yang melanggar undang-undang negara.

Hans Schneider dalam bukunya “Crime in the news media” menjelaskan mengapa suatu kejahatan itu menjadi berita berharga, berdasarkan pendapat Emile Durkheim. Durkheim seorang sosiologis fungsionalis menjelaskan bahwa perilaku menyimpang dan kriminalitas mempunyai fungsi positif dalam suatu masyarakat. Artinya kriminalitas itu dibutuhkan karena itu Schneider setuju jika media fokus kepada berita-berita kriminal, dari mulai penyelidikan sampai kepada penghukuman semuanya menghasilkan cerita yang bermoral.

Sedangkan Jack Katz dalam bukunya “What makes crime news?” memiliki pandangan yang berbeda dengan Schneider dalam mengintepretasikan signifikan sosial berita kriminal. Katz mengatakan bahwa publik mungkin dalam kenyataannya dapat mengidentifikasikan kriminalitas lebih dari sekedar kejahatan itu atau sekelompok polisi yang berusaha menangkap pelaku kriminal. Oleh karena itu Katz tidak menyetujui jika berita-berita kriminal mendominasi media.

Berita di tv, yang menyajikan berita-berita kriminal tentu saja memiliki dampak negatif pada lingkungan sosial kita. Pada dasarnya berita kriminal tersebut memberikan suatu kebenaran yang berisikan kebohongan. Meskipun seharusnya difokuskan kepada fakta dan analisis obyektif, namun untuk tujuan bisnis penyiaran


(44)

berita kriminal seringkali didramatisir, untuk menarik perhatian pemirsa sehingga dalam menyiarkan berita kriminal tersebut digunakan motto “if it bleds, it leads”.

Secara jurnalistik disebutkan bahwa berita kriminal adalah laporan berita yang murah dan menarik perhatian. Karena stasiun tv menayangkan berita-berita kriminal dapat mengurangi jumlah pekerjanya sebab adegan visual dan jalan cerita (story line) dihasilkan oleh suatu peristiwa kriminal itu sendiri dan pada waktu yang sama dapat meningkatkan rating acara itu sendiri. Hal itu pulalah yang menyebabkan berita-berita kriminal mendominasi siaran-siaran berita sedangkan topik-topik politik, pendidikan, ekonomi rata-rata hanya menjadi pusat perhatian kedua bagi pemirsa (kecuali pada hari-hari menjelang pemilihan).

Tadjuddin Nur Hamid (Nasution, 1991 : 62) mengemukakan ada tiga gaya pemberitaan dalam pemuatan berita kriminal. Pertama, gaya pemberitaan yang realistik, dimana peristiwa kriminal disajikan sesuai fakta dengan menyertakan modus operasi kejahatan dan penyidikan serta korbannya secara jelas. Kedua, gaya pemberitaan yang berlebih-lebihan, yaitu pemberitaan yang berusaha menarik perhatian dan emosi khalayak dengan menampilkan berita yang detail dengan gaya bahasa yang emosional, sensasional, dan sejenisnya, sehingga dapat melahirkan sikap-sikap dan perilaku benci, cemas, takut, malu, dendam bagi pihak korban, dan kecendrungan meniru bagi golongan masyarakat yang potensial kriminal. Ketiga, gaya pemberitaan yang menutup-nutupi, tidak lengkap atau sebagian dengan simbol-simbol, karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik untuk kepentingan keamanan maupun untuk kepentingan korban, dpata berakibat tidak lengkapnya informasi sehingga tidak dapat memberi masukan bagi kebijaksanaan penyelesaiannya. Akibat lanjut, masyarakat tidak memahami keadaan sesungguhnya,


(45)

lalu muncul persepsi yang keliru dan penafsiran bermacam-macam yang pada gilirannya mengakibatkan keresahan masyarakat.

II.7. Kewaspadaan

Pengertian kewaspadaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional : 2001) adalah sikap berjaga-jaga atau hati-hati terhadap sesuatu. Sesuatu yang dapat mengancam keselamatan diri, kelompok ataupun masyarakat baik dalam hal tindakan kejahatan yang berupa pembunuhan, pencurian atau pun pemalsuan produk yang berupa barang ataupun makanan. Dalam hal ini, masyarakat bersikap hati-hati terhadap tindakan kriminal setelah menonton tayangan berita kriminalitas yang disiarkan di televisi, sehingga dapat mengadakan pencegahan jika suatu waktu menghadapi hal-hal yang tidak diingininya. Jadi masyarakat yang sering menonton tayangan ini akan selalu berhati-hati agar dirinya tidak menjadi sasaran tindakan kriminal berupa pemalsuan produk yang saat ini tengah marak-maraknya terjadi.

Dalam penelitian ini kewaspadaan yang dibahas adalah kewaspadaan terhadap produk baik berupa barang ataupun makanan. Tayangan berita kriminal tersebut adalah Reportase Investigasi, yang berupa tayangan berita kriminal mengenai tindak pemalsuan produk yang tujuan tayangan ini adalah agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaannya/berhati-hati terhadap pemalsuan produk baik berupa barang atau makanan. Sehingga diharapkan setelah menyaksikan tayangan berita kriminal Reportase Investigasi masyarakat lebih berhati-hati terhadap pemalsuan produk. Dan bisa membedakan yang mana produk yang asli dan yang mana produk yang palsu. Terutama produk yang berupa makanan, karena produk yang berupa


(46)

makanan jika sudah mengandung bahan-bahan yang tidak layak untuk dikonsumsi akan menimbulkan banyak efek samping.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi lokasi penelitian III.1.1 Letak Geografis

Letak geografis Perumnas Mandala berada di pinggiran kota. Meskipun demikian arus transportasi cukup lancar. Hampir keseluruh penjuru kota Medan tersedia sarana angkutan, sehingga mobilitas antar daerah cukup lancar.

Kelurahan kenangan baru termasuk di dalam wilayah kecamatan percut sei tuan.

Yang luasnya +71.88 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah utara : berbatasan dengan Kelurahan Kenangan dan Kecamatan Medan Tembung.

 Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai

 Sebelah timur : berbatasan dengan Kelurahan Kenangan dan Kecamatan Medan Tembung.

 Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai

Dari 71,88 Ha luas wilayah Kelurahan Kenangan Baru, hampir 90% Luas wilayah yang diperuntukkan sebagai daerah pemukiman atau perumahan dan selebihnya adalah lapangan bermain bola.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas dan kewajiban pemerintah Kelurahan, serta perbandingan jumlah penduduk pada setiap wilayah, maka wilayah Kelurahan kenangan baru dibagi menjadi 14 lingkungan dan 39 RW


(48)

III.1.2 Keadaan demografi

Jumlah penduduk di Kelurahan kenangan baru mencapai 25252 jiwa Sebagai konsekuensi dari pesatnya laju pertumbuhan pembangunan kota Medan, seperti meningkatnya pembangunan sarana transportasi, sarana pemukiman, dan penciptaan lapangan kerja, maka penduduk Kelurahan Kenangan Baru menjadi terdiri dari beragam suku, tingkat pendidikan dan pendapatan.

Untuk memberikan gambaran yang jelas maka dibawah ini dipaparkan beberapa tabel

TABEL 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Lingkungan Laki-laki Perempuan Jumlah penduduk I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV 1027 594 552 1031 1285 1286 1038 1318 1127 818 680 513 481 1431 713 622 339 961 1294 1352 860 1425 1167 800 731 547 487 1485 1740 1216 891 1992 2579 2638 1898 2743 2294 1618 1411 1060 968 2916


(49)

Jumlah 11530 13722 25252

TABEL 2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-65 65-dst 1045 3120 3274 2840 4176 1892 1673 1765 1549 1074 1077 784 562 421


(50)

TABEL 3

Jumlah Penduduk berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha 15386 7420 2386 33 27

Total 25252

TABEL 4

Jumlah Penduduk berdasarkan Suku Bangsa

No. Suku Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. Batak : Karo Simalungun Dairi Mandailing Tapanuli Jawa Minangkabau Aceh Nias Melayu 832 884 320 6210 5128 5096 4169 814 332 1467


(51)

III.1.3 Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagian besar dari Kepala Keluarga masyarakat Kelurahan Kenangan Baru mata pencahariannya adalah sebagai pegawai negeri dan pegawai swasta. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila disebutkan bahwa tingkat pendapatan para Kepala Keluarga berada diatas garis kemiskinan.

Apalagi dengan adanya berbagai program peningkatan pendapatan yang telah diselenggarakan oleh pemerintah Kelurahan Kenangan Baru, serta kegiatan-kegiatan atas pembinaan yang telah dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK Kelurahan Mangga, memang dalam kenyataannya hampir 70% dari seluruh keluarga yang ada di Kelurahan Kenangan Baru telah menjadi keluarga yang produktif.

Keluarga yang produktif yang dimaksud disini adalah bahwa keluarga yang bersangkutan tidak lagi bergantung semata-mata kepada pendapatan Kepala Keluarga, tetapi dengan adanya usaha-usaha sampingan lainnya maka seluruh anggota keluarga telah menghasilkan pendapatan.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keadaan sosial ekonomi penduduk Kelurahan Kenangan Baru, maka dibawah ini dipaparkan beberapa tabel :


(52)

TABEL 5

Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. SLB TK SD SLTP SLTA Akademi Perguruan Tinggi 9 767 5207 4558 5058 140 1606

Total 17345

TABEL 6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pegawai Negeri ABRI Pegawai Swasta Wiraswasta / Pedagang

Pertukangan Pensiunan Jasa 2295 147 1718 4690 825 232 3929


(53)

III.1.4. Fasilitas dan Sarana

Fasilitas lingkungan yang telah dibangun oleh pihak Perumnas Mandala adalah jaringan air yang disalurkan ke tiap-tiap rumah, jaringan listrik, saluran pembuangan air, septictank, selokan-selokan yang teratur serta jalan umum yang sudah diaspal.

Selain fasilitas lingkungan, di Perumnas Mandala juga telah tersedia sarana ibadah, sarana kesehatan, sarana pendidikan, maupun sarana keamanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel-tabel berikut :

TABEL 7

Jenis dan Jumlah Sarana Ibadah

No. Sarana Ibadah Jumlah

1. 2. 3. Mesjid Gereja Mushola 10 5 3

Total 18

TABEL 8

Jenis dan Jumlah Sarana Pendidikan

No. Jenis Sarana Pendidikan Negeri Swasta 1. 2. 3. 4. MADRASAH TK SD SLTP SLTA 8 - 5 - - 3 6 7 4 3


(54)

TABEL 9

Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan

No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Rumah Sakit Swasta Puskesmas Pembantu

Klinik Bersalin Poliklinik Posyandu Apotek

1 1 8 - 14

3

Total 27

TABEL 10

Administrasi Sosial dan Keamanan

No. Jenis Sarana Jumlah

1. 2. 3. 4.

L K M D Karang Taruna Balai Kelurahan

PKK

1 1 1 1


(55)

III.1.5. STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN KENANGAN BARU Lurah

Kelompok Jabatan

Fungsional Sekretaris Lurah

Sie. Pemerintah Pembangunan

Masyarakat

Sie. Keuangan Sie.

Lingkungan Sie. Tramtib (ketentraman dan ketertiban) Ka. Lingk I Ka. Lingk II Ka. Lingk III Ka. Lingk IV Ka. Lingk V Ka. Lingk VI Ka. Lingk VII Ka. LingkVIII Ka. Lingk IX Ka. Lingk X Ka. Lingk XI Ka. Lingk XII Ka. Lingk XIII Ka. Lingk XIV


(56)

III.2. Sekilas tentang TRANS TV III.2.1 Sejarah TRANS TV

Pesatnya perkembangan tekhnologi sekarang ini harus didukung adanya media untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Melihat perkembangan informasi yang begitu penting maka pihak perusahaan PT. Para Investindo mendirikan stasiun televisi yang baru di bawah perusahaan PT. Televisi Transformasi Indonesia yang lebih dikenal dengan TRANS TV.

TRANS TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola teknik selama beberapa jam perhari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program yang bertajuk

TransTune-in, sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan

sekitarnya. Pada tanggal tersebut TRANS TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan paling luas di Ibukota Jawa Barat ini.

Pada tanggal 15 Desember 2001 TRANS TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari gedung TRANS TV.

Secara berurutan, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo, Semarang, Surabaya dan terakhir Medan, mulai berfungsi, sehingga memperluas jangkauan siaran TRANS TV ke wilayah-wilayah utama di Indonesia.

Sebagai stasiun TV yang telah mempersiapkan diri untuk menjadi salah satu stasiun televisi terbaik & terkemuka di Indonesia, TRANS TV menetapkan visi dan misi serta logo yang dapat mencerminkan karakter dasar program penyiaran acara


(57)

VISI

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima pleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

MISI

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

LOGO

Logo TRANS TV berbentuk Berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

III.2.2 Tayangan Reportase Investigasi

Reportase Investigasi adalah suatu tayangan program berita dengan format penelusuran mendalam terhadap suatu masalah atau kasus. Program penelusuran ini


(58)

kalangan dapat dengan mudah menyerap informasi yang di sampaikan. Kasus-kasus yang biasa di telusuri adalah kasus yang dekat dengan masyarakat indonesia. Masalah / kasus yang di angkat bermacam-macam, bisa berupa masalah yang telah lama menjadi perbincangan di masyarakat namun tidak bisa dibuktikan, penyimpangan sosial, kejahatan yang terorganisir, kejahatan terselubung, kejahatan publik, dan sebagainya. Tentunya kasus yang di suguhkan selalu menarik dan mendalam, sehingga dapat memberikan informasi baru bagi pemirsa. Tayangan Reportase Investigasi ini ditayangkan setiap hari sabtu pukul : 17:00 wib. Acara yang berdurasi 30 menit.

III.3. METODOLOGI PENELITIAN III.3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian SURVEI, yaitu informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Tipe penelitian KORELASIONAL, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasi, sehingga dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya hubungan yang terjadi.

III.3.2. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Jalaluddin Rahmat adalah kumpulan dari objek penelitian yang dapat berupa orang, organisasi, kelompok, buku-buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain (Nawawi, 2001 : 141). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten


(59)

lakukan terdapat 16652 jiwa, dimana jumlah masyarakat tersebut tersebar dalam 14 lingkungan.

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2001 : 144). Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana maka tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap

keseluruhan populasi tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi pada 6 lingkungan saja dari 14 lingkungan yang ada. Adapun lingkungan yang dipilih adalah lingkungan I, II, III, IV, V, VI. Jumlah penduduk yang berusia 17-60 tahun dari ke enam

lingkungan tersebut adalah 3100 jiwa. Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% (Rakhmat, 1998 : 82), yakni sebagai berikut :

n =

1 N(d)

N

2

+

Keterangan : n : sampel N : populasi

d : presisi

Dari pendapat Taro Yamane tersebut maka besar sampel yang diambil dalam penelitian adalah :

n =

1 N(d)

N

2 +

n =

( )

0,1 1 3100

3100

2

+

n =

32 3100

n =96,87 n =97


(60)

Maka sampel penelitian ini sebanyak 97 orang.

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Proportional Stratified Random Sampling

Untuk menentukan masyarakat berhak untuk dijadikan responden, digunakan teknik Proporsional Random Sampling. Dari 97 orang tersebut untuk pemilihan jumlah sampel dari tiap lingkungan dapat menggunakan rumus Nazer sebagai berikut (Rakhmat, 1996 :79) :

N = N

n n1×

Keterangan : n1 : jumlah jiwa n : jumlah sampel N : populasi

Berdasarkan rumus diatas , maka dapat dihitung banyak sampel dalam penelitian ini secara merata pada setiap lingkungan adalah sebagai berikut :

Tabel 11

Proposional Random Sampling

Lingkungan Populasi Penarikan Sampel Sampel

I 880

4500 96

880× 18

II 400

4500 96

400× 9

III 600

4500 96

600× 13

IV 600

4500 96

600× 13

V 1020

4500 96


(61)

VI 1000

4500 96

1000× 22

Total 4500 97

2. Purposive Random Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya adalah masyarakat

di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru yang berusia 17-60 tahun. 3. Accidental Sampling

Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil sampel siapa saja yang secara kebetulan ditemukan setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan.

III.3.3 Skala Ordinal

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran data dengan skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang disusun dengan mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut tertentu mulai dari urutan yang tertinggi sampai dengan urutan yang terendah.

III.3.4 Metode Pengumpulan Data

Sebuah test dikatakan reliable apabila test tersebut sebagai alat ukur mampu memberikan hasil yang relative tetap, apabila dilakukan secara langsung pada sekelompok individu yang sama. Maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun dan mempelajari data dari buku-buku serta sumber bacaan lain yang relevan dan


(62)

b. Penelitian lapangan (Field Research)

yaitu pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :

Kuesioner

Yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nawawi, 1991:117). Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru yang terpilih menjadi sampel.

Interview

Interview dapat dipandang sebagai pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Fungsi interview pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yakni 1) sebagai metode primer, 2) sebagai metode pelengkap, dan 3) sebagai kriteria. (Hadi, 2004:218).

III.3.5 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa, yaitu :

a) Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun :1995:266)


(63)

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. (Singarimbun, 1995:273) c) Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian data statistic untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variable yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Spearman’s Rho.

Metode Spearman’s Rho (1904) adalah metode penelitian nonparametric sebagai pengganti Pearson Product Moment Correlation yang menjelaskan keeratan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebarannya atau sebarannya tidak normal. Spearman’s Rho ini dilambangkan dengan : ρs Koefisien Korelasi Spearman.

Misalkan ada n pasang pengamatan terhadap variabel X dan Y, yaitu (x1,y1), (x2,y2),….., (xn,yn). Kalau hi melambangkan pangkat bagi nilai pengamatan xi dan ki melambangkan pangkat untuk nilai pengamatan yi maka Koefisien Korelasi Spearman

rs =

) 1 ( 6

1 2

2

N N

di

Keterangan :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman N = jumlah sampel

di2 = jumlah perbedaan ranking pada tiap pasangan yang dikuadratkan Kaidah keputusan : Jika rs ≤ρs

( )

α ,Hoditerima


(64)

Beberapa data variabel X dan Y dijumlahkan skornya dari tiap responden, nilai tersebut diurutkan berdasarkan rankingnya dan kemudian dicari selisih dari kedua ranking tersebut (di). Sesudah itu tiap-tiap di dikuadratkan, dimana total kuadratnya dimasukkan ke dalam rumus. Lambang r menunjukkan bilangan antara -1,00 + -1,00. Jika tidak ada hubungan sama sekali diantara variabel X dan Y, maka nilai r = 0. Jika tanda r positif, maka variabel-variabel dikatakan berkorelasi secara positif, sedangkan jika r negatif, maka variabel-variabel dikatakan berkorelasi negatif.

Untuk melihat kuat lemahnya korelasi digunakan skala Guildford, sebagai berikut :

0,00-0,19 = hubungan rendah sekali 0,20-0,40 = hubungan rendah tapi pasti 0,41-0,70 = hubungan cukup berarti 0,71-0,90 = hubungan kuat dan tinggi

0,91-1,00 = hubungan kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan

Pengujian tingkat signifikan korelasi digunakan rumus ttest (Siegel, 1985 : 263) sebagai berikut :

t = 2

1 2 s s

r n r

− − Keterangan :

t = hasil test signifikansi

rs = angka indeks Rank Spearman n = jumlah sampel

Sedangkan untuk mengetahui hipotesis mana yang diterima dari 2 hipotesis yang dibuat sebelumnya akan dilakukan dengan mengkonsultasikan nilai t yang dihitung dengan nilai t pada tabel kritik.


(65)

(66)

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

4.1.1 Tahap Persiapan

a. Meminta izin penelitian dari Kantor Kelurahan Kenangan Baru Perumnas Mandala

b. Meminta data penduduk Kelurahan Kenangan Baru Perumnas Mandala. c. Menentukan Sampel

d. Membuat kuesioner yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan penelitian sesuai dengan data-data yang diinginkan serta disetujui oleh dosen pembimbing.

4.1.2 Tahap Pengumpulan Data

a. Peneliti menyebarkan kuesioner selama satu bulan yaitu pada bulan Juni 2007

b. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 97 buah yang dibagikan kepada 97 orang responden masyarakat Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru.

c. Peneliti membimbing responden dalam pengisian data agar data yang diperoleh lebih akurat.


(67)

4.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data temuan. Pengolahan data meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Penomoran Kuesioner, kuesiner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut (01-97). Penomoran ini berguna sebagai tanda pengenal.

b. Editing, pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan/pembenahan dari jawaban responden yang meragukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisian data.

c. Coding, peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan di lembar kuesioner dalam bentuk angka (skor)

d. Inventarisasi, data mentah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam lembar FC sehingga memuat seluruh data dalam kesatuan.

e. Tabulasi data, pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel ini terdiri atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa.

f. Pengujian hipotesa, dalam penelitian ini digunakan rumus uji korelasi tata jenjang dari spearman.


(68)

4.3 Analisa Tabel Tunggal 4.3.1 Karakteristik Responden

Data rinci disajikan ke dalam tabel berikut beserta pembahasannya : 1. Jenis Kelamin Responden

Data jenis kelamin responden dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara pria dan wanita.

Tabel 12

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Pria 32 33%

Wanita 65 67%

Total 97 100%

P.1/FC.3

Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah wanita lebih banyak dibandingkan jumlah pria. Dari keseluruhan responden penelitian, ternyata sebagian besar adalah wanita yaitu sebanyak 65 orang (67%) dan pria 32 orang (33%).

Hal ini menunjukkan bahwa Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV sebagian besar yang menonton adalah wanita, karena wanita lebih memiliki waktu luang daripada pria. Sedangkan pria lebih menggunakan waktu luangnya untuk aktivitas di luar rumah.

2. Usia responden

Untuk mengetahui komposisi usia responden, adapun data yang didapat dituangkan dalam Tabel13


(69)

Tabel 13 Usia Responden

No. Uraian f %

1 20-30 tahun 57 59%

2 31-40 tahun 4 4%

3 41-50 tahun 11 11%

4 51-60 tahun 25 26%

Total 97 100%

P.2/FC.4-5

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa dari 97 responden, 59% responden yang menonton Tayangan Reportase Investigasi berusia antara 20 sampai 30 tahun dikarenakan responden pada usia tersebut sangat aktif dan memerlukan pengetahuan yang lebih luas, sedangkan persentase yang besar kedua adalah pada usia 51-60 tahun yang rata-rata respondennya adalah Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang sehingga sempat untuk menonton Tayangan Reportase Investigasi di Trans TV, untuk 11% yaitu usia antara 41-50 tahun karena mereka juga memiliki waktu senggang untuk menonton Tayangan Reportase Investigasi. 4% adalah usia antara 41-50 tahun yaitu responden yang memiliki kesibukan sehingga hanya sedikit yang menonton Tayangan Reportase Investigasi.


(1)

44 22 19

45 28 24

46 30 24

47 28 25

48 28 25

49 30 27

50 25 19

51 29 25

52 29 25

53 23 23

54 30 24

55 30 27

56 28 25

57 29 24

58 31 28

59 28 23

60 30 25

61 33 29

62 33 29

63 29 27

64 33 26

65 34 26

66 33 25

67 35 29

68 29 24

69 30 24

70 29 25

71 24 23

72 29 26

73 25 22

74 28 23

75 19 16

76 27 26

77 29 23

78 26 25

79 31 26

80 26 26

81 30 26

82 26 25

83 24 23

84 25 28

85 27 27

86 26 24

87 29 24


(2)

95 27 27

96 29 28


(3)

Tabel Skor Data Ranking “Tayangan Reportase Investigasi terhadap Tingkat

Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru

Medan”

Ranking X Y RX RY di=RX-RY di²

1 35 31 1 3 -2 4

2 34 31 2 3 -1 1

3 33 31 5 3 2 4

4 33 31 5 3 2 4

5 33 31 5 3 2 4

6 33 30 5 7.5 -2.5 6.25

7 33 30 5 7.5 -2.5 6.25

8 32 30 10 7.5 2.5 6.25

9 32 30 10 7.5 2.5 6.25

10 32 29 10 12 -2 4

11 32 29 10 12 -2 4

12 32 29 10 12 -2 4

13 31 29 15 12 3 9

14 31 29 15 12 3 9

15 31 28 15 17.5 -2.5 6.25

16 31 28 15 17.5 -2.5 6.25

17 31 28 15 17.5 -2.5 6.25

18 30 28 21.5 17.5 4 16

19 30 28 21.5 17.5 4 16

20 30 28 21.5 17.5 4 16

21 30 27 21.5 25 -3.5 12.25

22 30 27 21.5 25 -3.5 12.25

23 30 27 21.5 25 -3.5 12.25

24 30 27 21.5 25 -3.5 12.25

25 30 27 21.5 25 -3.5 12.25

26 29 27 33.5 25 8.5 72.25

27 29 27 33.5 25 8.5 72.25

28 29 27 33.5 25 8.5 72.25

29 29 27 33.5 25 8.5 72.25

30 29 26 33.5 36 -2.5 6.25

31 29 26 33.5 36 -2.5 6.25

32 29 26 33.5 36 -2.5 6.25

33 29 26 33.5 36 -2.5 6.25

34 29 26 33.5 36 -2.5 6.25


(4)

42 28 26 46.5 36 10.5 110.25

43 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

44 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

45 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

46 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

47 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

48 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

49 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

50 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

51 28 25 46.5 49 -2.5 6.25

52 27 25 56 49 7 49

53 27 25 56 49 7 49

54 27 25 56 49 7 49

55 27 25 56 49 7 49

56 27 24 56 65.5 -9.5 90.25

57 27 24 56 65.5 -9.5 90.25

58 27 24 56 65.5 -9.5 90.25

59 27 24 56 65.5 -9.5 90.25

60 27 24 56 65.5 -9.5 90.25

61 26 24 66 65.5 0.5 0.25

62 26 24 66 65.5 0.5 0.25

63 26 24 66 65.5 0.5 0.25

64 26 24 66 65.5 0.5 0.25

65 26 24 66 65.5 0.5 0.25

66 26 24 66 65.5 0.5 0.25

67 26 24 66 65.5 0.5 0.25

68 26 24 66 65.5 0.5 0.25

69 26 24 66 65.5 0.5 0.25

70 26 24 66 65.5 0.5 0.25

71 26 24 66 65.5 0.5 0.25

72 25 24 77.5 65.5 12 144

73 25 24 77.5 65.5 12 144

74 25 24 77.5 65.5 12 144

75 25 24 77.5 65.5 12 144

76 25 23 77.5 82.5 -5 25

77 25 23 77.5 82.5 -5 25

78 25 23 77.5 82.5 -5 25

79 25 23 77.5 82.5 -5 25

80 25 23 77.5 82.5 -5 25

81 25 23 77.5 82.5 -5 25

82 25 23 77.5 82.5 -5 25

83 25 23 77.5 82.5 -5 25

84 24 23 86 82.5 3.5 12.25

85 24 23 86 82.5 3.5 12.25

86 24 23 86 82.5 3.5 12.25

87 24 23 86 82.5 3.5 12.25

88 24 23 86 82.5 3.5 12.25

89 23 23 89.5 82.5 7 49

90 23 22 89.5 90.5 -1 1

91 22 22 92 90.5 1.5 2.25


(5)

94 20 16 94.5 95 -0.5 0.25

95 20 16 94.5 95 -0.5 0.25

96 19 16 96.5 95 1.5 2.25

97 19 15 96.5 97 -0.5 0.25


(6)

BIODATA

I.

Data Pribadi

Nama

: Meyti Karmira Maha

Tempat/Tgl Lahir

: Jakarta, 27 Mei 1984

Alamat

: Jl. Merpati II no. 006 Medan

II.

Pendidikan

1. SD Muhammadiyah 30 Medan

: Tamat Tahun 1996

2. SLTP Harapan 2 Medan

: Tamat Tahun 1999

3. SMU Negeri 1 Medan

: Tamat Tahun 2002

4. Ilmu Komunikasi FISIP USU

Program Studi Humas

: Sedang Tahun 2007

III.

Nama Orang Tua

1. Ayah

: Drs. R.Herbin Maha

2. Ibu

: Hj. Rohayati Bintang

IV.

Nama Saudara


Dokumen yang terkait

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 63 106

Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi” Terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat (Studi Korelasional antara Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi”di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Meda

6 47 116

Tayangan Koper Dan Ransel Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIP-USU)

0 39 124

Pengaruh Tayangan Berita Kriminal Terhadap Kecenderungan Perilaku Menolong.

7 78 78

Tayangan "Koper Dan Ransel" Dan Minat Wisata (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV terhadap Minat Wisata Masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai)

0 97 108

Tayangan Mata Kamera dan Sikap Kepedulian Masyarakat Pada lingkungan (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One Terhadap Sikap Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan)

0 27 123

Penagruh Tayangan Berita Kriminal Di Televisi Terhadap Kenakalan Remaja

0 4 101

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 0 25

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 0 9

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 0 14