Insidensi Berat Badan Lahir Insidensi Kematian Perinatal

30 643 Kelahiran dan yang paling tertinggi pada tahun 2012 927 kelahiran. Dari gambaran diatas juga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah kelahiran dari tahun 2010-2012, kemudian mengalami penurunan dari tahun 2013-2014. Berdasarkan jenis kelamin, dari 4.036 kelahiran terdapat 2.111 bayi laki-laki yang lahir, dan 1.925 bayi perempuan yang lahir. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio jenis kelamin RJK bayi laki-laki terhadap bayi perempuan sebesar 110, jadi setiap kelahiran 100 bayi perempuan terdapat kelahiran 110 bayi laki-laki. Angka ini lebih tinggi dari RJK Indonesia tahun 2010 yaitu sekitar 101, dan RJK Jakarta Selatan tahun 2013 yaitu sebesar 101, serta RJK Kecamatan Cilandak sendiri yang sebesar 98. 34,35

4.1.1.2 Insidensi Berat Badan Lahir

Tabel 4.2 Insidensi Berat Badan Lahir di RS. Prikasih tahun 2010-2014 Tahun Kategori Berat Badan Lahir Jumlah orang BBLSR BBLR BBLN BBLB N N N N 2010 9 1 94 11 744 86 14 2 861 2011 6 1 78 8 824 89 19 2 927 2012 28 3 79 9 774 85 25 3 906 2013 8 1 65 9 618 88 8 1 699 2014 7 1 43 7 578 90 15 2 643 Rerata 12 1 72 9 708 88 16 2 799 Jumlah bayi orang Dari Tabel 4.2 di atas dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan angka bayi yang lahir dengan berat badan normal, yang pada tahun 2010 hanya sebesar 86, menjadi 90 pada tahun 2014, dan secara rerata dapat kita lihat bahwa bayi dengan BBLN sebesar 88. Bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR dan bayi dengan berat badan lahir sangat rendah BBLSR mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Bayi dengan BBLSR tahun 2010 sebesar 1 dan 31 pada tahun 2014 hanya sebesar 1, dan secara rata-rata dari tahun 2010 sampai tahun 2014 sebesar 1. Sedangkan bayi dengan BBLR pada tahun 2010 sebesar 11 dan pada tahun 2014 hanya sekitar 7, dan secara rerata sebesar 9, hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil Riskedas tahun 2013 yang menyatakan bahwa angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 10,2 dan di DKI Jakarta sekitar 10. 4

4.1.1.3 Insidensi Kematian Perinatal

Angka kematian perinatal yang merupakan kematian janin dari usia kehamilan 20 minggu sampai usia kelahiran kurang dari 7 hari biasanya ditunjukkan dengan insidensi per 1.000 kelahiran. Adapun angka kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Insidensi Kematian Perinatal di RS Prikasih Tahun 2010-2014 Tahun Jumlah Kelahiran orang Kematian Perinatal orang Angka Insidensi per 1.000 kelahiran 2010 861 37 43 2011 906 27 30 2012 927 30 32 2013 699 22 31 2014 643 17 26 Total 4036 133 32 Dari Tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa angka kelahiran jumlah kematian setiap tahun mengalami penurunan. Dari angka insidensi sebesar 43 per 1.000 kelahiran pada tahun 2010, menurun menjadi 26 per 1.000 kelahiran pada tahun 2014, walaupun sempat terjadi kenaikan pada tahun 2012 yaitu 32 per 1.000 kelahiran. Penurunan angka kematian perinatal ini merupakan hal yang baik, dan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas penanganan perinatal. Salah satu faktor penyebabnya yaitu terdapatnya kebijakan rumah sakit yang mengharuskan merujuk pasien dengan janin risiko tinggi ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang 32 lebih baik, sehingga risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat ditangani dengan baik. Insidensi kematian perinatal dari tahun 2010-2014 sebesar 32 per 1.000 kelahiran, dan angka ini lebih tinggi dari data epidemiologi Indonesia dan DKI Jakarta yang berturut-turut sebesar 26 dan 18 per 1.000 kelahiran. Tingginya angka kematian perinatal di rumah sakit ini dibandingkan dengan angka insidensi Nasional dan DKI Jakarta, karena angka epidemiologi Nasional dan DKI Jakarta tersebut merupakan angka keseluruhan kelahiran yang termasuk di dalamnya kelahiran-kelahiran yang tidak berisiko yang dilakukan di bidan atau fasilitas kesehatan tingkat pertama, sedangkan angka insidensi di rumah sakit akan lebih tinggi karena sebagian besar kelahiran yang dilakukan di rumah sakit adalah kelahiran-kelahiran yang berisiko yang tentunya risiko angka kematian perinatal juga akan meningkat. Namun demikian, angka insidensi kematian perinatal tahun 2014 sudah sama dengan angka insidensi Nasional. Oleh karena itu, hal ini perlu dipertahankan, bahkan ditingkatkan agar dapat menurunkan angka kematian perinatal serendah mungkin. 1

4.1.1.4 Insidensi Kelahiran Preterm