Berat Badan Rendah Infeksi intrauterin

15

2.1.2.3. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Kelahiran preterm merupakan kejadian yang sering ditemukan di masyarakat umum, tidak memandang sosioekonomi dari seseorang, namun faktor risiko pasti dari proses ini masih sulit ditemukan karena kejadian preterm ini memiliki beberapa faktor yang berkaitan alias multifaktorial. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor yang berhubungan dengan keadaan medis, keadaan kehamilan, dan sosiodemografi dari sang ibu. 1,16 Beberapa faktor risiko yang diduga memiliki peran signifikan dalam proses kelahiran preterm, diantaranya adalah sebagai berikut: 17

a. Abortus Iminens

Abortus iminens atau yang disebut dengan threatened abortion yaitu keluarnya darah pervaginam dari wanita hamil pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau taksiran berat badan janin kurang dari 500 gram, dengan ditemukan ostium tertutup dan keadaan janin dalam keadaan baik. 1,18 Kejadian kelahiran preterm meningkat pada wanita yang memiliki riwayat abortus iminens, baik pada perdarahan minimal ataupun perdarahan yang masif. Proses terjadinya kelahiran preterm sebagai komplikasi lanjut dari wanita yang mengalami abortus iminens diduga disebabkan oleh adanya kerusakan pada plasenta dan dikeluarkannya Reactive Oxigen Species ROS pada awal usia gestasi. 9,18

b. Berat Badan Rendah

Indeks massa tubuh IMT merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan perhitungan antara berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Berdasarkan klasifikasi Asia-Pasifik, termasuk berat badan rendah jika IMT kurang dari 18,5 kgm 2 . 19 16 Berat badan rendah merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya kelahiran preterm khususnya pada wanita-wanita dengan selain ras hitam. Mekanisme terjadinya kelahiran preterm akibat berat badan rendah masih belum jelas, namun diduga berat badan rendah berkaitan dengan tingginya pH vagina dan neutrofil pada vagina pada usia awal gestasi yang akan meningkatkan risiko infeksi dan inflamasi. 20,21

c. Infeksi intrauterin

Infeksi intrauterin merupakan salah satu faktor penting dalam terjadinya kelahiran preterm, menurut beberapa referensi didapatkan bahwa 25-40 dari kasus kelahiran preterm disebabkan oleh terjadinya infeksi intrauterin. Mekanisme yang mendasari ini semua diduga berkaitan dengan diproduksinya sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-8, IL- 1β, dan TNF-α. Sitokin-sitokin tersebut akan mengaktifkan prostaglandin. Adanya prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus, selain itu, dengan adanya endotoksin dari bakteri itu sendiri, kemudian prostaglandin yang dihasilkan, dan berbagai faktor lain akan mendegradasi ekstraseluler matriks dari membran fetus akan mencetuskan terjadinya kelahiran preterm. 9,22 Gambar 2.10. Rute Potensial Infeksi Intrauterin Sumber: Goldenberg RL, Iams JD, Mercer BM, Meis PJ, Moawad AH, Copper RL, et al. 1998. telah diolah kembali 20 17 Dua mikroorganisme yang sering menjadi penyebab adalah Ureaplasma urealyticum and Mycoplasma hominis, adapun j alur masuknya bakteri tersebut sebelum menginfeksi dapat melalui beberapa jalur, diantaranya melalui vagina secara asendens, saat melakukan amniosentesis, ataupun secara hematogen. 9,22

d. Bakterial Vaginosis