18
Berkaitan dengan sikap orang-orang muslim terhadap non-muslim, suatu ketika sekelompok orang Yahudi datang menemui Rasulullah SAW mereka berkata,
“As-Saamu ‘laikum.” semoga kematian menimpamu menjawab. Maka Aisyah berkata, “aku memahami kalimatnya.” semoga kematian dan laknat menimpa
kalian. Maka Rasulullah SAW berkata, “Tenanglah wahai Aisyah. Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam setiap urusan.” Aisyah berkata, “wahai
Rasulullah, apakah anda tidak mendengar apa yang mereka katakan?” Rasulullah SAW menjawab, “Aku telah berkata ‘wa’alaikum’ dan bagimu juga.
10
Berkaitan dengan dengan sikap terhadap non muslim, Allah SWT berfirman:
ُهوُ َََت ن َ
أ ۡڷُكِرَٰيِد نِدم ڷ ُكوُجِرۡ ُُ ۡڷَلَو ِنيِدلٱ ِِ ۡڷُكوُڶِتَٰقُي ۡڷَل َنيِ اَٱ ِنَع ُ اَٱ ُڷُكٰىَڿۡنَي اَ
ۡڷ َنِطِسۡقُڹ
ۡ لٱ ُټِ ُُ َ اَٱ انِإ ۚۡڷِڿۡ
ََِإ ْاكوُطِسۡقُتَو ٿنحتڹڹلا
٣٥ :
٨
Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil ”.
Ketika berbicara tentang sikap adil, ayat yang sama juga mengantarkan pada hal yang menyinggung sikap adil ini dan berbuat baik kepada orang sepanjang dia
tidak memerangi atau mengusir kaum muslimin.
11
Seorang Filosofis Mr. N.E. Algra mengatakan bahwa keadilan itu adalah persoalan kita semua dalam suatu
10
Sa’id bin ShabirAbduh, Muzilul Ilbas Hukum Mengkafirkan dan Membid’ahkan, Penerjemah Nurkholis Jakarta: Griya Ilmu, 2005, h. 324.
11
Jamȃl al-Dȋn ‘Athiyyah Muhammad, Fiqh Baru bagi Kaum Minoritas, Penerjemah Shofiyullah Bandung: Penerbit Marja, 2006, h.193.
19
masyarakat setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan kewajiban itu. Orang tidak boleh netral apabila terjadi sesuatu yang tidak adil.
12
Dengan demikian, jelaslah bahwa “berlaku adil” adalah manhaj Allah dan
syari’at-Nya. Allah SWT mengutus para rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab- Nya agar manusia berlaku adil. Dengan keadilan, bumi dan langit akan menjadi
makmur. Apabila tampak tanda-tanda keadilan dan tampak keadilan itu dengan cara apapun, maka
itulah syari’at Allah dan rasul-Nya.
13
Sunnah Allah juga memutuskan bahwa segala perkara manusia dalam dunia yang dilaksanakan dengan sikap adil sekalipun perkara dosa lebih sering sukses
dibandingkan perkara yang dilaksanakan dengan sikap zalim sekalipun tidak dalam perkara dosa. Oleh karena itu, ada yang berkata: “sesungguhnya Allah akan
menegakkan negara yang adil sekalipun negara kafir, dan Dia tidak akan menegakkan negara yang zalim sekalipun negara itu negara muslim.” Ada juga yang
berkata: “dunia akan abadi dengan keadilan walalupun bersama kekafiran, dan tidak akan abadi dengan kezaliman walaupun bersama keislaman. Sebab, keadilan adalah
sistem segala sesuatu. Maka apabila perkara dunia dilaksanakan dengan adil, pasti akan sukses sekalipun pelakunya di akhirat kelak tidak mendapatkan bagian apa-
12
Lili Rasjidi B. Arief Sidharta, Filsafat Hukum- Mazhab dan Refleksinya Bandung : Remadja Karya Offset, 1989, hal. 25.
13
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam, Penerjemah Faturrahman A. Hamid, Jakarta: Amzah, 2005, h. 204.
20
apa, dan apabila tidak dilaksanakan dengan adil, pasti tidak akan sukses sekalipun pelakunya di akhirat kelak mendapatkan balasan atas keimanannya.
14
C. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits
Allah SWT berfirman :
َل َ
أ ْاوُنوُكَي
َ ََو ِدڮَ
ۡ حٱ َنِم َلَڒَن اَمَو ِ اَٱ ِر
ۡ كِ َِ ۡڷُڿُبوُڶُق َع َشۡ
َ َ ن
َ أ ْاكوُنَماَء َنيِ
اَِل ِنۡأَي ۡڷ ۡڷُڿۡنِدم ٞرِث
َكَو ۖۡڷُڿُبوُڶُق ۡڀَسَقَٴ ُدَمَ ۡأٱ ُڷِڿۡيَڶَع َلاَطَٴ ُلۡبَٵ نِم َټَٰتِڳۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِ اَٱَك َنوُقِسَٰک
ديدحا ١٥
: ٥٣
Artinya : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk
tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik
”.
Allah SWT berfirman, “dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras
”. Allah malarang orang-orang menyerupai orang-orang yang telah menerima al-Kitab sebelum mereka, dari
kalangan Yahudi dan Nasrani. Ketika masa telah berlalu lama, maka diubahlah Kitab Allah dengan tangan-tangan mereka sendiri dan mereka menukarnya dengan
harga yang teramat sedikit dan melemparkannya dibelakang punggung mereka, dan mulailah menghadapkan diri terhadap pendapat-pendapat yang bersimpang siur.
Mereka bertaklid kepada beberapa orang laki-laki mengenai urusan agama mereka
14
Farid Abdul Khaliq, Fikih Politik Islam, h, 207.
21
dan menjadikan pendeta-pendeta dan uskup-uskup mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Karena itulah hati mereka menjadi keras, mereka tidak lagi mau
menerima nasihat. Hati mereka tidak menjadi lunak ketika mendengar berita baik atau kabar ancaman.
“Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” Yaitu, fasik di dalam amal-amal mereka. Hati-hati mereka rusak dan amal-
amal mereka semuanya batil. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT.
َنوُفِدرَ ُُ ۖمٿَيِسَٰق ۡڷُڿَبوُڶُق اَنۡڶَعَجَو ۡڷُڿٰ انَعَل ۡڷُڿَقَٰڴيِدم ڷِڿِضۡقَن اَڹِبَف
ٱ ِڽِع ِضاَوام نَع َڷِ ََ
ۡل ۦ
ْاو ُسَنَو مدڤَح
ِڽِب ْاوُرِدكُذ ااڹِدس ا
اڹلا ئ
ةد ١:
٥٦
Artinya : “tetapi, karena mereka melanggar janjinya, kami kutuk mereka dan kami
jadikan hatinya keras membatu. Mereka semua mengubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya, dan mereka sengaja melupakan sebagian dari apa yang telah
mereka diperingatkan dengannya ”.
Itulah sebabnya Allah SWT melarang orang-orang beriman bersikap sama dengan mereka dalam perkara apa pun, baik masalah pokok ataupun masalah
furu’.
15
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ناسح انَخا ڀباث نب نمرلادبعانرخا رناوبا انَخا ٿبيش ِا نب ناڹثع انث دح َوسر لاق لاق رڹعنبانع ىيرَا ټينم ِا نع ٿيطع نب
و ڽيڶع َا ىص س
ڷڶ :
دبشت نم ڽ
ڷڿنم وڿف عوقب هاور
دواد وبا .
16
15
Muhammad Nasib al- Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Penerjemah Syihabuddin, vol. 4
Jakarta: Gema Insani Press, h. 599
16
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ‘Aunu al-Ma’bud bi syarh sunan Abu Daud, h. 165.
22
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah
menceritakan kepada kami Abu AnNadhr berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Tsabit berkata, telah menceritakan kepada kami Hassan bin
Athiyah dari Abu Munib Al Jurasyi dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda: Barang siapa bertasyabuh menyerupai
dengan suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.
Muhammad Ibn Abi Syaibah dalam Musnafnya,
ڀباث نب نمرلا دبع انث لاق ڷساقلا نب ڷشاه انثدح نع ٿيطع نب ناسح انث لاق
لاق رڹع نبا نع يرَا ټينم ِأ :
ڷڶسو ڽيڶع َا ىص َا لوسر لاق :
نإ ڽبشت نم يرسأ فلاخ نم ل راغصلاو ٿلَا لعجو ىمر ڀح يزر لعج َا
ڷڿنم وڿف عوقب دواد وبا هاو
17
.
Artinya : “dari Abu Munib al-Jarsyi, dari ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW
beersabda: Sesungguhnya Allah menjadikan rizkiku di bawah bayangan pedang, dan dijadikan hina dan kecil barang siapa yang menyalahi urusanku, dan barang
siapa yang menyerupai suatu kaum dia adalah dari kalangan mereka ”.
Imam at-Tirmidzi berkata :
هدج نع ڽيبأ نع ټيعش نب ورڹع نع ٿعيڿل نبا انثدح ٿبيتق انثدح :
ا لسر نأ َ
لاق عَسو ڽيڶع َا لص :
ادنم رغب ڽبشت نم ادنم ړيل .
ناب َو دوڿَاب اوڿبشت َ راص
. دوڿَا ڷيڶست نإف
: عباصأاب ةراشۡا
, ڷيڶستو
راصنا :
ِدفكأاب ةراشۡا اور
مرلا ه ڐ
ي .
18
Artinya : “bukanlah termasuk golongan kami orang yang menyerupai dengan selain
kami. Janganlah menyerupai orang yahudi dan orang Nasrani. Maka apabila berdamai dengan yahudi isyaratnya dengan jari-jari dan apabila berdamai dengan
Nasrani isyaratnya dengan telapak t angan.”
17
Muhammad Ibn Abi Syaibah, al-Musnaf Ibn Abi Syaibah, juz. 7, Dar El-Fikr, t.t, h. 457.
18
Sunan at-Tirmidzi, jil. iv Dar al-Fikr, t.t, h. 159 .