Dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits

22 Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu AnNadhr berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Tsabit berkata, telah menceritakan kepada kami Hassan bin Athiyah dari Abu Munib Al Jurasyi dari Ibnu Umar ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bersabda: Barang siapa bertasyabuh menyerupai dengan suatu kaum, maka ia bagian dari mereka. Muhammad Ibn Abi Syaibah dalam Musnafnya, ڀباث نب نمرلا دبع انث لاق ڷساقلا نب ڷشاه انثدح نع ٿيطع نب ناسح انث لاق لاق رڹع نبا نع يرَا ټينم ِأ : ڷڶسو ڽيڶع َا ىص َا لوسر لاق : نإ ڽبشت نم يرسأ فلاخ نم ل راغصلاو ٿلَا لعجو ىمر ڀح يزر لعج َا ڷڿنم وڿف عوقب دواد وبا هاو 17 . Artinya : “dari Abu Munib al-Jarsyi, dari ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW beersabda: Sesungguhnya Allah menjadikan rizkiku di bawah bayangan pedang, dan dijadikan hina dan kecil barang siapa yang menyalahi urusanku, dan barang siapa yang menyerupai suatu kaum dia adalah dari kalangan mereka ”. Imam at-Tirmidzi berkata : هدج نع ڽيبأ نع ټيعش نب ورڹع نع ٿعيڿل نبا انثدح ٿبيتق انثدح : ا لسر نأ َ لاق عَسو ڽيڶع َا لص : ادنم رغب ڽبشت نم ادنم ړيل . ناب َو دوڿَاب اوڿبشت َ راص . دوڿَا ڷيڶست نإف : عباصأاب ةراشۡا , ڷيڶستو راصنا : ِدفكأاب ةراشۡا اور مرلا ه ڐ ي . 18 Artinya : “bukanlah termasuk golongan kami orang yang menyerupai dengan selain kami. Janganlah menyerupai orang yahudi dan orang Nasrani. Maka apabila berdamai dengan yahudi isyaratnya dengan jari-jari dan apabila berdamai dengan Nasrani isyaratnya dengan telapak t angan.” 17 Muhammad Ibn Abi Syaibah, al-Musnaf Ibn Abi Syaibah, juz. 7, Dar El-Fikr, t.t, h. 457. 18 Sunan at-Tirmidzi, jil. iv Dar al-Fikr, t.t, h. 159 . 23 Hadits-hadits lain berkenaan dengan Tasyabbuh: 1. Syariat makan sahur untuk membedakan dengan ahli kitab. لاق ڷدڶسو ڽيڶع َا ىص َا لوسر دنا صاعلا نبو رڹع نع : نب ام لصف رح دسلا ٿلا باتڳلا لها عايصوانمايص ڷڶسس هاور . 19 Artinya : Dari ‘Amru bin ‘Ashr.a., Rasulullah SAW bersabda: “pebedaan puasa kita dengan puasa ahli kitab, ialah makan sahur”. 2. Disyariatkan mencukur kumis dan memelihara jenggot untuk membedakan dengan kaum musyrikin. Rasulullah SAW bersabda: َناَڹْثُع ُنْب ُلْڿَس اَنَٯادَح ْنَع ٌعِفاَن اَنَٯادَح فداڹَ ُُ ِنْب َرَڹُع ْنَع فعْيَرُز ُنْب ُديِڒَي اَن َٯادَح َلاَق َرَڹُع ِنْبا : َنِكِ ُْۡڹ ْ لا اوُڭِلاَخ َڷاڶَسَو ِڽْيَڶَع ُ اَا اى َص ِ اَا ُلوُسَر َلاَق اوُڭْح َ أ َىِ دڶلا اوُفْوَأَو َبِراَواشلا ڷڶسس هاور . 20 Artinya : “meriwayatkan kepada kami Sahal Ibn Utsman, meriwayatkan Yazid Ibn Zura’ dari Umar Ibn Muhammad meriwayatkan kepada kami Nafi dari Ibn Umar berkata: Rasulullah SAW bersabda berbedalah kalian dengan orang- orang musyrik cukurlah kumis dan panjangkan jenggot”. 3. Larangan membangun masjid di kuburan karena menyerupai Ahli al-Kitab. Rasulullah SAW bersabda: 19 Shahih Muslim, jil. 2, hadis no. 2096 Beirut al-Arabi : Dar Ihya, t.t. , h. 770 . 20 Sahih Muslim, jil. 1, Beirut al-Arabi : Dar Ihya, t.t. , h. 377 . 24 َوُهَو فړْڹَ ِخ َتوُڹَي ْن َ أ َلْبَٵ َڷاڶَسَو ِڽْيَڶَع ُ اَا اى َص ا ِِانا ُڀْعِڹ َس َلاَق ٌبَدْنُج َِِثادَح ْن َ أ ِ اَا َ لِإ ُ أَرْب َ أ ِ دِّإ ُلوُقَي ًَيِڶَخ َِّڐَ ا َا ْدَق َ لاَعَت َ اَا انِإَف ٌليِڶَخ ْڷُكْنِم ِل َنوُكَي فرْكَب اَب َ أ ُتْڐَ ا َ َ َ ًَيِڶَخ ِِام ُ أ ْنِم اًڐِڎاتُم ُڀْنُك ْو َلَو ًَيِڶَخ َڷيِهاَرْبِإ َڐَ اَا اَڹَك َنوُڐِڎاتَياوُن ََ ْڷُكَڶْبَٵ َن ََ ْنَم انِ َ َ َ أ ًَيِڶَخ َدِجا َسَس ْڷِڿيِ ِحا َصَو ْڷِڿِئاَيِبْن َ أ َروُبُٵ َڱِلَذ ْنَع ْڷُٶاَڿْن َ أ ِ دِّإ َدِجاَسَس َروُبُقْلا اوُڐِڎاتَت َََف َََأ 21 ڷڶسس هاور . Artinya : Dari Jundab r.a., “lima hari sebelum Rasulullah SAW. Meninggal, aku mendengar beliau bersabda: aku tidak hendak mengambil salah seorang dari kamu menjadi sahabat karibku, karena Allah telah mengambilku jadi sahabat seperti Ibrahim. Kalaulah aku dibolehkan mengambil sahabat karib Siantar umatku, tentu kuambil Abu Bakar. Ketahuilah Sesungguhnya umat yang sebelum kamu, mengambil kuburan para Nabi dan orang-orang saleh mereka menjadi masjid. Karena itu, jangan sekali-kali kamu ambil kuburan menjadi masjid. Aku sungguh melarang kamu berbuat demikian ”. 4. Larangan berpakaian seperti pendeta لاق َُ نب َُ انثدح نبا َادبع نب ڷيهاربإ نع عفان نع ڱلام ل تأرق نع ىن ڷڶس و ڽيڶع َا ىص َا لوسر نأباط ِأ نب ل نع ڽيبأ نع ننح عوكرلا ِ نآرقلا ةءارق نعو ټهَا ڷتَ نعو رڭصعڹلاو يقلا ړبل . 22 هاور ڷڶسس Artinya : “Dari ‘Ali bin Abi Thalib r.a., katanya Rasulullah Saw telah melarang berpakaian seperti pendeta dan memakai pakaian tercelup dengan warna kuning, memakai cincin emas dan membaca Qur’an dala ruku’.” 21 Shahih Muslim, jil. 1, hadis no. 531Beirut al-Arabi : Dar Ihya, t.t. , h. 377. 22 Shahih Muslim, jil. 3, hadis no. 2078 Beirut al-Arabi : Dar Ihya, t.t. , h. 1648. 25

D. Hukum Tasyabbuh Terhadap Non-Muslim

Ibn Taimiyyah merumuskan dua penyerupaan yang bukan termasuk ke dalam syariat Islam : a. Amalan tasyabbuh yang dilakukan dengan ilmu pengetahuan bahwa ia merupakan amalan khusus bagi agama lain. Pekerjaan ini dilakukan dengan tujuan mengikutisetuju dengan agama tersebut. Akan tetapi amalan ini hanyalah sedikit. Ia juga dikelabui di dalam perbuatan tersebut karena serupa manfaat dunia dan akhirat. Semua ini jangan ragu-ragu dalam mengharamkannya. Karena membawa membawa kepada dosa besar atau menjadikan kekufuran. b. Orang yang mengerjakan tidak mengetahui hakikat dari apa yang ia kerjakan, yaitu terbagi dua: i Amalan yang pada dasarnya diambil daripada agama lain. Yang dikerjakan dalam keadaan yang serupa ataupun dengan beberapa perubahan dari segi waktu, tempat, perbuatannya dan lain-lain. Inilah tasyabbuh yang melibatkan masyarakat umum seperti ‘khamis raya’ atau perayaan krismas orang-orang Nasrani. Maka sesungguhnya mereka yang terlibat dalam amalan tasyabbuh ini biasanya anak-anak dari orangtuanya dan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui asal-usul dari perbuatan tersebut. Maka dikategorikan seperti yang pertama apabila tidak mendapat perhatian. 26 ii Amalan yang tidak diambil dari orang kafir pun tetapi mereka mengerjakan amalan yang sama secara kebetulan. Maka bagi perbuatan ini tidak dikatagorikan sebagai amalan tasyabbuh. Akan tetapi ia meluputkan manfaat membedakan diri dari mereka. Status makruhnya atau haramnya perbuatan ini tergantung atas dalil- dalil syara’ meskipun ia merupakan bentuk dari perbuatan tasyabbuh. Ini karena penyerupaan kita orang Islam tidak lebih utama daripada penyerupaan mereka terhadap kita. Maka disunnahkan bagi umat Islam untuk meninggalkan tasyabbuh untuk kemaslahatan perbedaan. Seperti memanjangkan janggut, memakai alas ketika salat dan sujud. Perbuatan ini dapat menjadi makruh seperti mengakhirkan berbuka puasa. 23

E. Bentuk-bentuk Tasyabbuh

Dalil-dalil menunjukan terhadap penyerupaaan dengan non-muslim dalam semua yang dilarang darinya, dan perbedaan di dalam hal yang disyariatkan ada dalam hal yang wajib dan adapula dalam hal yang sunah dalam beberapa tempat. dan telah diterangkan perintah-perintah apa saja yang telah Allah dan Rasul-nya bedakan dalam syariat, begitu juga dalam pekerjaan yang dengan niat menyerupai dengan mereka non muslim atau tidak dengan niat. Bentuk-bentuk yang dapat menyerupai mereka ada 3 bagian. Pertama, bagian yang disyariatkan dalam agama kita dan juga disyariatkan bagi mereka non-muslim 23 Ibn Taymiyyah, Iqtida’ al-Sirȃt al-Mustaqȋm: Mukhȃlafah Ashȃb al-Jahȋm Dar El-Fikr Beirut- Libanon, 2003, h.203 27 atau kita tidak tahu bahwa hal tesebut disyariatkan pula bagi mereka dan tetapi sama-sama kita kerjakan. Bagian yang tadinya disyariatkan kemudian di nasakh dalam Al- Qur’an. Bagian yang tidak ada dalam syariat sama sekali dan itu adalah hal yang baru. Dan inilah 3 bagian tersebut: a. Pertama, sesuatu yang disyariatkan baik bagi muslim maupun non muslim atau disyariatkan kepada kita dan mereka mengerjakannya. Seperti puasa ‘asyuro atau sholat dan puasa. Maka di sini terdapat perbedaan dalam hal mengamalkannya, seperti diperintahkan bagi kita untuk berbuka dengan yang manis-manis dan pada saat magrib, berbeda dengan Ahli kitab. Diperintahkan bagi kita untuk mengakhirkan sahur, berbeda dengan Ahli kitab. Seperti diperintahkan bagi kita untuk Sholatdiatas alas, berbeda dengan sholatnya orang Yahudi. Dan masih banyak lagi dalam ibadah dan kebiasaan. 24 Rasulullah SAW bersabda : نِ ْرَغِل ُڮ اشلاَو اَ َن ُدْحاڶلا َڷاڶَسَو ِڽْيَڶَع ُ اَا اى َص ِ اَا ُلوُسَر َلاَق َا دواد وبا هاور . 25 Artinya : “Rasulullah SAW bersabda: liang Lahat bagi kita, dan diluar liang Lahat untuk selain kita.” b. Kedua, sesuatu yang disyariatkan kemudian dinasakh. Seperti hari Sabtu, menjawab sholat atau puasa hari Sabtu. Janganlah melaksanakan hal ini karena 24 Ibn Taymiyyah, Iqtida’ al-Sirȃt al-Mustaqȋm, h.166. 25 Abu Daud, Sunan Abu Daud . Kitab Janȃiz, bab al-Lahd, jil. 2, Dar al-Fikr, t.t , h, 231