Antifungi Mutu TINJAUAN PUSTAKA

b. Kuku kapur onychomycose. Kuku kapur bercirikan kuku menebal, mengeras, dan mudah patah. Infeksi ini sering menular dari kuku ke kuku. Pengobatan dengan terbinafin oral atau griseofulvin oral. c. Panu pityriasis versicolor. Infeksi permukaan ini banyak terjadi di Indonesia dan daerah tropis lain. Infeksinya berupa bercak-bercak putih dan kecoklatan- merah ditengkuk, dada, punggung, dan lengan. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengoleskan bercak-bercak dengan krim mikonazolketokonazol selama 2- 3 minggu. d. Ketombe dandruff. Ketombe bercirikan terlepasnya serpihan-serpihan berlebih dari kulit kepala yang biasanya disertai gatal-gatal. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan shampo yang mengandung selensulfida 2.5, seng-pirithion 2, dan piroctone olamine. e. Candidiasis kulit. Terutama timbul pada bagian tubuh yang lembab dan hangat, misalnya ketiak dan lipatan paha. Kebanyakan infeksi menghinggapi orang gemuk dan orang penderita diabetes. Gejalanya berupa kulit memerah dan mengeluarkan cairan. Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan krim ketokonazol atau mikonazol Tjay dan Rahardja, 2002

2.3 Ketokonazol

Ketokonazol adalah suatu obat anti jamur turunan imidazol yang memiliki aktivitas antifungi yang efektif terhadap dermatofit, ragi, misalnya tricophyton, epidermophyton , microsporum, candida albicans Katzung, 2004. Ketokonazol krim diindikasikan untuk pengobatan topikal pada pengobatan infeksi dermatofit pada kulit, seperti Tinea corporis, crusis, dan tinea pedis yang disebabkan oleh Trichopyton, Epidermophyton. Juga untuk pengobatan Candidiasis kulit dan mycose permukaan atau disebut tinea Katzung, 2004.

2.3.1 Sifat Fisika Kimia

Gambar 2.1 Rumus molekul : C 26 H 28 C l2 N 4 O 4 Berat molekul BM : 531,44 Nama Lain : Ketokonazolum Pemerian : Serbuk hablur, Putih, Tidak berbau Ditjen POM,1995.

2.4 Mutu

Mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik suatu produk yang dihasilkan atau layanan yang mendukung kemampuan produk atau layanan itu untuk memuaskan kebutuhan atau yang tersirat Siregar dan Wikarsa, 2010. Pengendalian mutu adalah suatu fungsi analis yang mengendalikan produk, ingredient komposisi, dan bahan pengemas dengan metode fisik, kimia, dan metode lain. Hal ini mencakup pengendalian kertas kerja dan memastikan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian mutu hendaklah dirancang dengan tepat untuk menjamin bahwa tiap obat mengandung bahan yang benar dan memiliki mutu dan jumlah yang sesuai dengan yang telah ditetapkan, dan dibuat dalam kondisi yang tepat dan mengikuti prosedur standar. Pengedalian mutu meliputi semua fungsi analis yang dilakukan dilaboratorium termasuk pemeriksaan dan pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi Siregar dan Wikarsa, 2010.

2.5 Pengujian Mutu Krim

Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses pemeriksaan mutu krim, antara lain Organoleptik pemerian, Homogenitas, Stabilitas sediaan, pH, Keseragaman sediaan, Penetapan kadar zat aktif Widodo,2003.

2.5.1 Organoleptik

Uji organoleptik lakukan dengan menggunakan panca indra atau secara visual. Komponen yang dievaluasi meliputi bau, warna, tekstur sediaan, dan konsistensi. Adapun pelaksanaannya dengan menggunakan subjek responden atau dengan menggunakan kriteria tertentu dengan menetapkan kriteria pengujiannya Widodo, 2003.

2.5.2 Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. Anief, 1994.

2.5.3 Stabilitas

Salah satu aktivitas yang paling penting dalam kerja preformulasi adalah evaluasi kestabilan fisika dan kimia dari zat obat murni. Adalah perlu bahwa pengkajian awal ini dihubungkan dengan menggunakan sampel obat dengan kemurnian yang diketahui. Adanya pengotoran dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah dalam evaluasi tersebut. Ketidakstabilan kimia dari zat obat dapat mengambil banyak bentuk, karena obat-obat yang digunakan sekarang adalah konstituen kimia yang beraneka ragam. Secara kimia proses kerusakan yang sering meliputi hidrolisis dan oksidasi Ansel, 1989. Untuk mengevaluasi kestabilan emulsi dengan cara sentrifugasi. Umumnya diterima bahwa shelf-life pada kondisi penyimpanan normal dapat diramalkan dengan cepat dengan mengamati pemisahan dari fase terdispersi karena pembetukan krim atau penggumpalan bila emulsi bila dipaparkan pada sentrifugasi. Sentrifugasi jika digunakan dengan bijaksana, merupakan alat yang sangat berguna untuk mengevaluasi emulsi Lachman, dkk., 1994. Tujuan pengujian stabilitas obat adalah untuk memberikan bukti tentang mutu suatu bahan obat atau produk obat yang berubah seiring waktu dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan dan cahaya. Tujuan pengujian tersebut adalah untuk menetapkan suatu periode uji ulang untuk obat tersebut atau masa edar untuk produk obat dan kondisi penyimpanan yang direkomendasikan uji stabilitas untuk menetapkan masa edar suatu produk harus dilakukan sesuai dengan kondisi iklim ditempat produk obat tersebut akan dipasarkan Watson, 2009.